Ibu Kota Negara

IKN Nusantara Pilih di Kalimantan Timur, Masyarakatnya Terbuka, Heterogen dan Multikultur

Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
ILUSTRASI Warga Mahulu, Kalimantan Timur yang menjunjung tinggi nilai budaya lokal. Badan Intelejen Negara menilai, salah satu parameter keberhasilan pembangunan Ibu Kota Negara nanti, yakni terjadinya sinergi sosio-kultural warga IKN Nusantara yang berasal dari latar belakang berbeda. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemindahan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur bukan saja bangun gedung fisik. 

Namun adanya Ibu Kota Negara yang bernama IKN Nusantara akan memberi perubahan paradagima bangsa Indonesia secara keseluruhan. 

Salah satu parameter keberhasilan pembangunan Ibu Kota Negara nanti, yakni terjadinya sinergi sosio-kultural warga IKN Nusantara yang berasal dari latar belakang berbeda.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jend Pol (Purn) Budi Gunawan dalam keterangannya Jumat (4/3/2022).

Baca juga: Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara di Kaltim, Perlu Dekat Pangkalan Udara

Baca juga: Emak-emak Kebayoran Siap Diajak ke IKN Nusantara: Hidup di Jakarta Semakin Susah

Baca juga: IKN Nusantara di Kaltim Punya Keanekaragaman Hayati, DPD RI: Ini Jangan Sampai Hilang

Menurutnya, pada awal masa transisi di IKN diperkirakan ada banyak ragam pengelompokan warga berdasarkan banyak kriteria.

Namun karena proses interaksi sosial yang sehat, pada akhirnya mereka akan melebur menjadi masyarakat multi-kultur yang kohesif, unggul, dan berdaya-guna.

Budi Gunawan menegaskan, inilah bukti, pembangunan IKN Nusantara bukan semata persoalan pembangunan fisik sarana-prasarana atau infrastruktur.

“Pembangunan IKN Nusantara adalah upaya mengakselerasi transformasi sosial menuju terciptanya masyarakat Indonesia yang berperadaban tinggi dan maju serta mampu beradaptasi dengan tuntutan zamannya,” kata Budi Gunawan.

Baca juga: Kepala BIN Sebut Ibu Kota Negara Jadi Pusat Peradaban dan Berwawasan Lingkungan

Lebih lanjut Budi Gunawan memaparkan, visi tentang pembangunan manusia ini harus disadari para penghuni IKN Nusantara sejak awal.

Dengan menyadari hal ini, setiap individu penghuni IKN Nusantara akan mengalami peningkatan absorptive capacity atau kapasitas menerima perubahan, keragaman, dan perbedaan.

Mereka pun akan aktif dalam setiap tahapan interaksi sosial yang harus dilalui untuk membentuk masyarakat multi-kultur yang kohesif, unggul, dan berdaya-guna.

Tahapan-tahapan itu antara lain akuisisi sosial, asimilasi, transformasi, hingga sinergi atau mendayagunakan keunggulan sosial demi kesejahteraan semua.

Baca juga: Tatap Ibu Kota Baru, Borneo Bay City Plaza Balikpapan Bakal Bangun Taman Besar, Target Rampung 2021

“Bila kita berhasil sampai ke tahap mendayagunakan keunggulan sosial ini, itulah tandanya pembangunan IKN Nusantara telah tercapai," ungkapnya.

Sebab, keragaman, multikulturalisme, kebhinekaan. "Memang baru berarti bila berdayaguna bagi masyarakat, bagi Bangsa,” ujarnya.

Dalam asesmen BIN sejauh ini, kata dia, prospek terjadinya interaksi sosial tersebut sangat menjanjikan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved