Berita Berau Terkini

Hanya Tersisa 100 KK yang Masih BAB di Sungai di Wilayah Talisayan, Kabupaten Berau

Kampung Talisayan menjadi satu-satnya kampung di Kecamatan Talisayan yang warganya masih Buang Air Besar atau BAB di sungai.

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Deklarasi ODF oleh Kampung Talisayan. Hanya tersisa satu kampung lagi yang masih harus ODF, terutama di pinggiran sungai. TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEBKampung Talisayan menjadi satu-satnya kampung di Kecamatan Talisayan yang warganya masih Buang Air Besar atau BAB di sungai.

Kepala Kampung Talisayan, Rahmad Setiawan menyampaikan, perangkat kampung bersama instansi terkait telah melakukan upaya untuk mengubah perilaku yang telah menjadi kebiasaan tersebut.

Rahmad menjelaskan, beberapa waktu lalu sudah ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk pengadaan fasilitas kakus.

Namun, terdapat pemahaman yang berbeda, warga menginginkan pembangunan sepenuhnya dilakukan oleh OPD terkait, ternyata warga diharuskan berkontribusi dengan menyediakan bahan seperti semen.

“Artinya OPD terkait hanya menyediakan kloset dan mungkin juga pipa, nah itu yang membuat agak berat untuk masyarakat,” ucapnya kepada Tribunkaltim.co, (21/3/2022).

Baca juga: Wanita Buang Air Besar di WC Umum, Malah Jadi Korban Pencabulan Tukang Ojek

Baca juga: NEWS VIDEO Eric Dier Kebelet, Buang Air Besar Saat Laga Lawan Chelsea

Baca juga: Eric Dier Kebelet, Buang Air Besar Saat Laga Lawan Chelsea, Mourinho Marah Hingga Buntuti ke Toilet

Terlebih bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai, mereka lebih memilih untuk langsung membuang kotoran di sungai jika dibanding harus merogoh kocek lebih dalam untuk membangun kakus.

“Biaya pengadaan satu kakus kurang lebih mencapai Rp10-15 juta,” tuturnya. Setidaknya ada 100 KK yang bermukim di bantaran sungai di Kampung Talisayan.

Pihak Puskesmas juga sudah berusaha mengedukasi masyarakat bahwa kebiasaan BAB di sungai merupakan hal yang tidak sehat, tetapi fakta di lapangan susah untuk meminta masyarakat mengubah kebiasaan tersebut.

“Apalagi mereka sudah merasa nyaman dengan gaya mereka yang kita anggap itu tidak sehat, sebenarnya mereka paham itu tidak sehat tapi karena sudah menjadi kebiasaan jadi agak susah untuk mengubah. Menekan mereka melalui kebijakan pun tidak terlalu berpengaruh,” jelasnya.

Mayoritas mata pencaharian mereka sebagai nelayan juga berpengaruh terhadap kebiasaan tersebut. Ia berharap, masyarakat yang sudah sadar turut bergerak bersama membuat program pemerintah terwujud. Menurutnya, kesadaran masyarakat adalah hal yang paling penting.

“Untuk penganggaran sendiri sudah ada koordinasi dengan Puskesmas dengan sharing anggaran tapi tetap nanti pengadaannya melalui kampung,” tandasnya.

Baca juga: Pria Jepang Ini Buang Air Besar Sembarangan di Alam Terbuka Selama 45 Tahun, Alasannya Sungguh Mulia

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Halijah menjelaskan, berdasarkan Instruksi Bupati nomor 1 tahun 2017 tentang STBM/ODF, pihaknya berupaya merubah kebiasaan masyarakat Bumi Batiwakkal yang masih membuang kotoran di bantaran sungi. Pengentasan masalah tersebut merupakan pilar utama dari program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

“Kita memang mengharapkan adanya perubahan prilaku dari masyarakat termasuk aparat kampung yang menyadari bahwa buang air besar sembarangan itu termasuk WC yang tidak memiliki septik tang atau langsung kesungai itu adalah prilaku yang tidak baik dan merugikan masyarakat karna dapat menjadi sumber penularan penyakit,” jelasnya.

Untuk yang kawasan pingigir sungai ada beberapa Teknologi Tepat Guna ( TTG ) model septik tank yang bisa diadopsi dan disesuaikan dengan kondisi lapangan, misalnya di karangan bajo yang mengembangkan JSP ( Jamban Sehat Pesisir), untuk itu bagi masyarakat yang tidak mampu membangun kakus bisa dibantu melalui program kampung maupun CSR dari perusahaan.

“Mungkin ini bisa diadopsi sama kampung Talisayan yang belum memiliki jamban sehat di wilayah pinggir sungai dan tepi pantainya,” pungkasnya. (*)

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved