Ibu Kota Negara
Menteri LHK Sorot Masalah Lubang Tambang di Ibu Kota Negara Nusantara
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengemukakan masalah tambang di IKN Nusantara
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengemukakan masalah tambang di IKN Nusantara.
Ia menaruh perhatian khusus mengenai hal ini. Bagaimana tidak, salah satu tugas KLHK dalam memulihkan lingkungan di IKN Nusantara ialah memperbaiki lubang tambang.
Berdasarkan data yang disampaikan, Provinsi Kalimantan Timur menempati posisi pertama yang mengalami kerusakan lingkungan akibat lubang tambang.
Kemudian disusul Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Provinsi Kalimantan Barat.
Dari 820 ribu hektar lubang tambang se-Indonesia, setidaknya Kalimantan Timur menyumbang 154 ribu hektar lubang tambang.
Baca juga: Presiden Jokowi Ajak Investor Bangun Ibu Kota Negara Nusantara
Baca juga: Kepala Otorita Harap Dapat Masukan Dari KPK Dalam Pembangunan Ibu Kota Negara
Baca juga: Kepala Otorita Bambang Susantono Senang KPK Sudah Bentuk Satgas Awasi Ibu Kota Negara
Menteri LHK Siti Nurbaya, berterimakasih kepada masyarakat atas aduan yang masuk ke instansinya.
Baru-baru saja, ia juga mendapat laporan terkait aktifitas galian emas hitam.
"Saya dapat aduan katanya ada excavator di dalam, begitu dikasih tau kemudian ketahuan kordinatnya, Gakum KLHK turun dan ternyata kejadiannya benar," katanya, Rabu (23/3/2022).
Untuk itu, dalam rangka mewujudkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, KLHK pun menggandeng sejumlah akademisi untuk berdiskusi terkait lingkungan dan kehutanan.
Berlokasi di Hotel Grand Jatra Balikpapan, kegiatan tersebut melibatkan 21 guru besar yang mewakili berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Agenda itu, dihadiri oleh sejumlah pakar dari Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTika).
Mereka mendiskusikan langkah operasional penerapan forest city terhadap IKN Nusantara serta Workshop FoLU NET SINK 2030.
Dalam diskusi itu, dilakukan pembahasan terkait pola hutan yang dinilai tepat untuk memulihkan hutan alam di Indonesia.
Dalam interaksinya, pembahasan berlandaskan perkembangan keilmuan kehutanan dan lingkungan untuk menjadi perhatian di sejumlah perguruan tinggi.