Berita Internasional Terkini

Sanksi Berat untuk Rusia Bumerang untuk Barat, Eropa Dilanda Inflasi Tinggi, Harga Barang Meroket

Sanksi berat yang diterima Rusia menjadi bumerang untuk negara-negara barat, Uni Eropa dilanda inflasi tinggi, harga barang kebutuhan meroket tajam.

The Guardian/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. Sanksi berat yang diterima Rusia menjadi bumerang untuk negara-negara barat, Uni Eropa dilanda inflasi tinggi, harga barang kebutuhan meroket tajam. 

Melonjaknya biaya energi adalah faktor utama yang mendorong inflasi di Eropa.

Harga energi melonjak 44,7 presen bulan lalu, kata Eurostat, naik dari 32 persen di Februari.

Harga minyak dan gas melonjak karena meningkatnya permintaan dari ekonomi yang baru pulih dari kedalaman jurang pandemi Covid-19.

Inflasi melonjak lebih tinggi setelah Rusia, produsen minyak dan gas utama, menginvasi Ukraina.

Peristiwa tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa sanksi atas Rusia dan pembatasan ekspor dapat menghambat pasokan.

Di sebuah pasar rakyat di Cologne, Jerman, seorang konsumen, Andreas Langheim mengeluhkan bagaimana hidup menjadi lebih mahal.

"Saya bisa melihat efek kenaikan harga, terutama di pasar ini," kata Langheim, 62 tahun, sambil mengambil roti dari toko roti.

"Semuanya lebih mahal sekarang."

Angka-angka terbaru itu, kata para analisis, kian mendesak Bank Sentral Eropa untuk mengambil tindakan.

Bank berusaha menyeimbangkan rekor inflasi dengan ancaman bahwa perang bisa merugikan ekonomi yang sebelumnya sudah berada di bawah tekanan.

Bulan lalu, Bank Sentral Eropa mempercepat upaya keluar dari stimulus ekonomi untuk memerangi inflasi.

Baca juga: Putin Dalam Bahaya, Intelijen Inggris Bocorkan Pembangkangan Militer Rusia, Tembak Pesawat Sendiri?

Namun, Bank Sentral Eropa belum mengambil tindakan lebih drastis.

"Kami berpikir bahwa ECB (European Central Bank) akan segera menyimpulkan mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi sebelum mulai menaikkan suku bunga," Jack Allen-Reynolds, ekonom senior Eropa di Capital Economics, dalam sebuah laporan.

Bank sentral lain mulai menaikkan suku bunga. Ini termasuk Amerika Serikat, yang inflasinya melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, sebesar 7,9 persen.

Negara-negara Eropa yang tidak menggunakan euro, termasuk Inggris, Norwegia, dan Republik Ceko juga melakukan hal yang sama, yaitu menaikkan suku bunga.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved