Berita Kaltim Terkini
Gedung DPRD Kaltim Digeruduk Mahasiswa, Tuntut Penolakan Kenaikan BBM, PPN dan Wacana Tiga Periode
Mahasiswa gabungan dari berbagai organisasi menamakan diri Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat (Mahakam) datang menggeruduk Kantor DPRD, Rabu (6/4/202
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Mahasiswa gabungan dari berbagai organisasi menamakan diri Aliansi Masyarakat Kaltim Menggugat (Mahakam) datang menggeruduk Kantor DPRD, Rabu (6/4/2022) kemarin sore.
Kedatangan ratusan mahasiswa dari berbagai almamater ini menuntut wakil rakyat untuk tegas bersuara melihat kondisi masyarakat yang kini dirundung dengan berbagai kebijakan yang malah dianggap merugikan.
Tiga tuntutan massa aksi, yakni menolak tegas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Pengeras suara, bendera serta banyak spanduk dibentangkan di depan gerbang utama akses masuk DPRD Kaltim.
Kenaikan BBM dinilai tidak relevan karena di saat kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda serta gejolak pemulihan perekonomian yang tengah dibangun belum maksimal ini, tentu tidak bisa ditolerir.

Baca juga: Harga Pertalite Tidak Naik, Pertamina Belum Dapat Arahan Pemerintah untuk Menaikkan
Baca juga: Harga Pertalite per Liter, Resmi Gantikan Premium Jadi BBM Penugasan, Pertamina Ungkap Stok & Kuota
Adanya dana yang terkumpul dari kenaikan BBM dan PPN juga dituding akan dipergunakan pemerintah untuk terus memuluskan wacana penundaan Pemilu serta pertambahan masa jabatan Presiden.
"Karena saya meyakini dana tersebut akan digunakan untuk penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden," tuding Humas Aksi, Arya Yudistira saat ditemui, Rabu (6/4/2022).
Tuntutan mahasiswa juga ini sejatinya ingin disuarakan langsung kepada DPRD Provinsi Kaltim.
Mereka ingin dapat ditemui berdialog dan diskusi tentang tuntutan yang dibawa.
"Harapannya pihak DPRD Kaltim dapat memberikan sikap secara tegas terkait tuntutan kami," ujar Arya Yudistira.
Apabila DPRD Kaltim tidak bersikap, massa aksi akan kembali datang untuk melakukan aksi lanjutan.
Baca juga: Pemerintah Masih Kaji Kenaikan Harga BBM Petralite dan LPG 3 Kg
"Kami akan membuat aksi lanjutan dan melibatkan massa lebih banyak," ucapnya.
Menyinggung terkait perwakilan Anggota DPRD Kaltim yang sempat akan menemui pihak massa aksi namun ditolak, Arya Yudistira mengemukakan alasannya.
Pihak massa aksi hanya ingin bertemu dengan unsur pimpinan DPRD Provinsi Kaltim.
"Kami ingin bukan perwakilan yang menemui, tapi langsung unsur pimpinan lembaga ini (DPRD Kaltim)," tuturnya.
Sementara itu, terlihat ratusan personel kepolisian dari resor Kota Samarinda juga berjaga di tengah-tengah massa aksi serta di dalam gedung DPRD Kaltim.
Massa aksi yang sempat melakukan bakar ban, bahkan menutup akses jalur masyarakat yang akan melalui Jalan Teuku Umar, Samarinda ini.
Baca juga: Pertamina Jelaskan soal Kabar Harga BBM Pertamax Naik jadi 16 Ribu per 1 April 2022
Namun hal tersebut bisa diredam, bahkan aksi dikatakan pihak Polresta Samarinda sangat kondusif dan damai.
"Nggak banyak-banyak, secukupnya saja yang penting damai. Aman aksi demo, ya kalau sampai lebih dari batas waktu yang ditentukan, kita bubarkan," ucap Kombes Pol Ary Fadly, Kapolresta Samarinda ditemui saat berbaur bersama massa aksi. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel