Berita Internasional Terkini
Ancaman Baru Bagi Pasokan Pangan Dunia Atas Perang Rusia vs Ukraina, Uni Eropa Dihantui Krisis
Aksi penyerangan militer Rusia ke Ukraina bukan sekadar pada dampak kerusakan di negara Ukraina
Melansir data Green Markets Amerika Utara yang dikutip dari Businessinsider, saat ini semua biaya pupuk termasuk urea, kalium, dan diammonium fosfat terpantau melonjak sebesar 42 persen, lonjakan ini mulai terjadi ketika Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari kemarin.
Bahkan sebelum adanya invasi harga pupuk telah merangkak naik sekitar 260 persen. Kenaikan tersebut yang kemudian membuat pasokan pupuk global di masa depan menjadi tegang.
Daya Beli Turun
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dalam laporannya menjelaskan bahwa dengan naiknya harga pupuk dapat mengakibatkan turunnya daya beli serta tingkat penggunaan pupuk pada produksi pertanian. Hal ini tentunya berimbas pada berkurangnya total produksi hingga membuat adanya penurunan kualitas pangan.
"Kami sudah melihat kenaikan harga, dan ini dapat menyebabkan peningkatan kelaparan dan kemiskinan dengan implikasi yang mengerikan bagi stabilitas global." kata Gilbert Houngbo, presiden Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian PBB.
Lebih lanjut, demi meminimalisir membengkaknya pengeluaran untuk komoditas pupuk para petani bahkan mulai menggantikan nutrisi komersial pupuk dengan menggunakan kotoran hewan. Meski diklaim dapat menjadi alternatif pengganti, namun kehadiran kotoran tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.
Munculnya permasalahan ini lantas makin memperburuk masalah inflasi dunia, mengingat harga pangan merupakan komponen utama dari ukuran inflasi. Tercatat harga gandum dunia kini naik 39 persen ke level 11,2 dolar AS per bushels hanya dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Sementara indeks harga pangan FAO, yang melaporkan rekor pangan melonjak 12,6 persen pada bulan Maret lalu. Angka ini tentunya membuat lompatan besar ke level tertinggi, sejak FAO didirikan pada 1990.
Bahkan efek rantai kenaikan pupuk yang memicu krisis pangan, mendorong program pangan dunia PBB untuk mengurangi separuh bantuan makanan untuk 8 juta orang kelaparan di Yaman.
Direktur eksekutif program tersebut, David Beasley, mengatakan kombinasi dari dana yang berkurang dan harga yang melonjak berisiko mendorong jutaan orang Yaman ke dalam kondisi kelaparan.
"Kami tidak punya pilihan selain mengambil makanan dari yang lapar untuk memberi makan yang kelaparan," tambah Beasley.
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Konflik Ukraina Berlanjut, Harga Pangan Global Melonjak, Uni Eropa Dihantui Krisis Pangan