Berita Berau Terkini
Upaya Tingkatkan Kualitas Kesehatan, Posyandu di Berau Kembali Diaktifkan Pasca Dua Tahun tak Aktif
Kualitas kesehatan di Bumi Batiwakkal mengalami penurunan, setelah dilanda pandemi Covid-19. Khusunya yang berkaitan dengan ibu hamil dan balita
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi menyebut kualitas kesehatan di Bumi Batiwakkal mengalami penurunan, setelah dilanda pandemi Covid-19. Khusunya yang berkaitan dengan ibu hamil dan balita.
Ia menuturkan, semenjak angka penularan Covid-19 melambung, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sudah tidak diberlakukan lagi. Namun, kini Posyandu sudah kembali diaktifkan.
“Tidak jauh menurun sebenarnya, hanya beberapa pelayanan terpaksa stop beberapa saat,” jelasnya kepada TribunKaltim.Co, Kamis (12/5/2022).
Lebih lanjut ia menjelaskan, anak-anak yang seharusnya mendapat imunisasi di Posyandu terpaksa tidak bisa dilakukan selama pandemi.
Selain itu, ada juga anak-anak dan ibu hamil yang terpapar Covid-19 kemarin, hal ini juga berpengaruh kepada kondisi kesehatan dan mental baik bagi si ibu maupun anak.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kaltim, Usai Lebaran Idul Fitri 2022 Pemerintah Inginkan Warga Tetap Jalankan Prokes
Baca juga: Realisasi APBD Kaltim 2021 Masih 82 Persen, Banyak Terserap Penanganan Pandemi Covid-19
Baca juga: Akhirnya Jokowi Bongkar Alasan Kenapa PPKM Masih Berlaku, Covid-19 Belum Terkendali?
“Kalau kesehatan itu indikatornya jelas, targetnya juga jelas. Termasuk permasalahan stunting,” ucapnya.
Selain untuk anak dan ibu hamil, posyandu juga akan kembali diberlakukan bagi lansia.
Pasalnya tidak sedikit lansia yang terpapar Covid-19 beberapa waktu lalu.
Pemantauan kondisi mereka juga penting dilakukan, mengingat kualitas kesehatan saat ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Dinkes.
“Puskesmas juga ditingkatkan pelayanannya, termasuk posyandu lansia. Itu akan kembali dilakukan. Dan masyarakat juga jangan terlalu takut untuk melakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Menurut Iswahyudi, dengan kembali diaktifkannya posyandu, tentu bisa mencegah terjadinya gizi buruk maupun stunting. Dimana Berau termasuk salah satu lokasi khusus di Kaltim dalam permasalahan stunting.
“Tahun ini kita gencarkan,” tegasnya.
Iswahyudi mengatakan, pihaknya berupaya untuk melakukan penurunan kematian ibu dan neonatal, perbaikan gizi, pengendalian penyakit menular dan penyakit infeksi baru serta pengendalian penyakit tidak menular dan faktor resiko.
Sementara, Lingkup penguatan meliputi pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) serta farmasi dan alat kesehatan, penguatan pengawasan obat makanan, pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata, peningkatan efektivitas pembiayaan kesehatan.
“Penguatan regulasi serta penguatan sistem informasi untuk mendukung percepatan pembangunan kesehatan,” bebernya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/Kepala-Dinas-Kesehatan-Berau-Iswahyudi08.jpg)