Kesehatan
Apa Itu Cacar Monyet yang tengah Merebak di Sejumlah Negara? Gejala hingga Perkiraan Penularan
Apa itu Cacar Monyet atau monkeypox yang tengah merebak di sejumlah negara? Gejala hingga perkiraan penularannya
Sebagian besar pasien sembuh dari cacar monyet dalam beberapa minggu.
Penyebaran cacar monyet Monkeypox tidak mudah menyebar antar manusia, dan membutuhkan kontak dekat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diperkirakan penularan dari manusia ke manusia, terutama terjadi melalui tetesan pernapasan besar seperti ludah atau lendir yang mengandung partikel virus.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Disebut Mudah Menyebar Seperti Cacar Air, Ahli Sarankan Prokes Jangan Kendor
Selain itu, metode penularan antar manusia termasuk kontak langsung dengan cairan tubuh lesi tubuh, serta kontak tidak langsung dengan bahan seperti melalui pakaian atau linen yang terkontaminasi.
Dituliskan mass.gov, cacar monyet adalah penyakit virus yang langka tapi berpotensi serius.
Mayoritas infeksi berlangsung selama 2-4 minggu.
Di Afrika bagian tengah dan barat, orang dapat terpapar melalui gigitan atau cakaran dari hewan pengerat dan mamalia kecil, atau melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi atau mungkin produk hewani.
Virus tidak mudah menyebar antar manusia, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, luka cacar monyet, barang-barang yang telah terkontaminasi cairan atau luka, atau melalui tetesan pernapasan setelah kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Masa inkubasi
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam famili orthopoxvirus.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya selama 6-13 hari, tapi dapat berkisar dari 5-21 hari.
Penyakit monkeypox umumnya sembuh dengan sendirinya, dengan gejala ringan atau parah dan lesi bisa sangat gatal atau nyeri.
Reservoir hewan tetap tidak diketahui, meskipun kemungkinan berada di antara hewan pengerat.
Baca juga: Gejala DBD pada Anak dan Orang Dewasa Ternyata Mudah Diamati, Salah Satunya dari Cara Bernafas
Kontak dengan hewan hidup dan mati melalui perburuan dan konsumsi hewan buruan atau daging semak dikenal sebagai faktor risiko.
Rasio kasus fatalitas untuk clade Afrika Barat telah didokumentasikan menjadi sekitar 1 persen, sedangkan untuk clade Kongo mungkin setinggi 10 persen.