Kebakaran di Loa Janan Samarinda
Belasan Rumah Terbakar di Samarinda, Para Penghuni Nekat Lompat ke Sungai dan Perahu Selamatkan Diri
Kebakaran yang menghanguskan 18 bangunan di Jalan Ciptomangunkusumo, RT 02, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda menyisakan seguda
Penulis: Rita Lavenia |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kebakaran yang menghanguskan 18 bangunan di Jalan Ciptomangunkusumo, RT 02, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda menyisakan segudang cerita dari para penghuninya.
Salah satunya Nursiah (61), yang menceritakan awal mula terjadinya kebakaran besar tersebut.
Ia menerangkan bahwa kala itu dirinya baru selesai membasuh tubuh pada pukul 16.05 WITA.
Saat sedang berganti pakaian, tiba-tiba ia merasakan rasa panas menyengat pada bagian kepala dan pundaknya.
Dirinya pun lantas menoleh ke atas dan melihat api sudah menjilat-jilat pada bagian plafon rumahnya.
Baca juga: BREAKING NEWS Kebakaran di Jalan Ciptomangunkusumo Samarinda, Pemadam Perlu Bantuan Unit Pemadam
"Tiba-tiba seperti ada yang mendorong saya. Tahu-tahu sudah di luar," tuturnya.
Sementara itu, sang suami nampak sibuk mengamankan beberapa tabung gas dan botol-botol BBM eceran.
"Kami amankan agar tidak memperparah nyala api," imbuhnya.
Lain lagi dengan Dedi (35) yang mengatakan bahwa api dengan cepat menyebar dari depan ke bagian belakang atau kos-kosan mereka.
Tidak bisa berpikir apa-apa lagi, dirinya bersama sejumlah orang langsung melompat menyelamatkan diri ke atas perahu nelayan yang melintas.
"Ada yang lompat ke sungai karena api sangat cepat meluas. Untung bisa diselamatkan," kenangnya.
Baca juga: Dalam Waktu 1 Jam, 18 Bangunan di Jalan Cipto Mangunkusumo Samarinda Habis Terbakar
Lain lagi dengan Mirna (36) yang mengaku kala itu tengah menyusui buah hatinya.
Tiba-tiba ia mendengar suara orang berlari di samping rumah sambil meneriakkan kebakaran.
"Api pertama muncul dari rumah kontrakan Haji Sarani (depan jalan). Tiba-tiba (api) besar saja. Kami langsung lari ke seberang jalan," ujarnya.
Menurutnya, bangunan di kawasan tersebut merupakan kontrakan dan kos-kosan yang ditempati oleh para karyawan perusahaan kayu setempat.