Berita Nasional Terkini

Akhirnya MUI Jakarta Resmikan Mujahid Army, Perangi Hoaks dan Buzzer atau Bela Anies?

Akhirnya MUI Jakarta resmikan Mujahid Army, perangi hoaks dan buzzer atau bela Anies Baswedan?

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Majelis Ulama Indonesia ( MUI) membentuk Mujahid Cyber guna memerangi informasi bohong atau hoaks dan para buzzer.

Dilansir dari Kompas.com, Mujahid Cyber dibentuk dalam rapat kerja daerah MUI DKI Jakarta yang digelar di salah satu hotel kawasan Jakarta, Senin (30/5/2022).

"MUI DKI siap menjadi yang terdepan untuk melawan hoaks dan para buzzer," ujar Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar dalam keterangan tertulis, Selasa (31/5/2022).

Munahar mengatakan, Mujahid Cyber menjadi garda terdepan melawan hoaks, tak terkecuali yang menyerang MUI DKI Jakarta.

Selain itu, kata Munahar, ada juga sejumlah buzzer bayaran yang selalu menjelek-jelekkan MUI DKI.

Sebelum diputuskan bernama Mujahid Cyber, Munahar mengatakan, ada sejumlah nama yang diusulkan menjadi nama tim siber ini.

"Setelah masukan dari tokoh-tokoh nasional, akhirnya diputuskan namanya Mujahid Cyber," kata Munahar.

Adapun struktur Mujahid Cyber bakal terdiri dari dewan penasihat, dewan pembina, dan dewan pengurus, serta ketua, sekretaris, bendahara, dan sejumlah divisi.
Sementara itu, Ketua Bidang Infokom MUI DKI Jakarta Faiz Rafdi mengatakan, salah satu tugas Mujahid Cyber adalah meluruskan informasi yang tidak benar.

"Mujahid Cyber ini berfungsi sebagai khadimul ummat (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah) dalam informasi dan komunikasi," kata Faiz.

Selain membentuk Mujahid Cyber, MUI DKI Jakarta juga luncurkan air minuman yang diyakini berkhasiat untuk kesehatan.

Rencana MUI membentu Cyber Army sejatinya sudah terdengar cukup lama.

Sebelumnya, Munahar Muchtar mengatakan, pembentukan tim siber tersebut baru sekadar rencana.

Dia mengaku heran karena banyak pihak yang tidak menyukai rencana pembentukan tim siber untuk organisasi terbesar umat Islam tersebut.

"Saya kadang-kadang suka bingung, kami baru mau membentuk, baru rencana saja, kok sudah kayak cacing kepanasan, pada ketakutan," kata Munahar.

Munahar juga menegaskan bahwa pembentukan tim siber tidak memiliki kaitan dengan politik praktis.

"Sekali lagi ini bukan dalam rangka sekadar mengangkat Pak Anies," tutur dia.

Munahar juga menegaskan bahwa pembentukan tim siber tidak memiliki kaitan dengan politik praktis.

"Sekali lagi ini bukan dalam rangka sekadar mengangkat Pak Anies," tutur dia.

Munahar menjelaskan, siapa pun yang memiliki kepentingan untuk memajukan Jakarta harus dilindungi dari berita hoaks dan buzzer.

"Enggak (terbatas pada Anies), siapa pun yang bisa membawa Jakarta menjadi yang lebih baik tentu kami dukung," ucap dia.

Rencana pembentukan tim siber, kata Munahar, lahir dari kekhawatiran banyaknya berita hoaks yang beredar di media sosial.

Oleh karena itu, menurut Munahar, melindungi tokoh-tokoh yang sedang bekerja memperbaiki kondisi sosial masyarakat dianggap perlu.

Sebab, berita hoaks bisa membuat kondisi bangsa terpecah belah dan memberikan dampak pada pembangunan yang sulit tercapai.

"Ini untuk meng-counter berita-berita hoaks yang memecah belah anak bangsa dan mefitnah ulama. Ini kan salah satu program MUI untuk ber-amar maruf nahi mungkar (mencegah hal buruk dan mengajak pada kebaikan)," ujar Munahar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved