Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Cerita Wakil Walikota Bontang Najirah saat Krisis 1998, Bangun Rumah dari Main Valas
Selama kurang lebih 20 tahun di dunia perbankan dan mengurusi nasabah kelas kakap, membuat Najirah kenal dengan banyak pengusaha
Penulis: Ismail Usman | Editor: Adhinata Kusuma
Pengalaman ibu selama di perbankan?
Di perbankan pelajaran yang bisa dipetik soal kedisiplinan dan ketaatan aturan. Misalnya soal perhitungan uang selisih. Walau pun kecil tugas kita harus cari tahu sampai ketemu, baru boleh pulang kerja.
Saya dulu pernah sampai pulang subuh. Waktu itu mau lebaran. Biasanya nasabah simpan uangkan, banyak. Karena kita terlalu sibuk sehingga kelelahan, jadi ada selisih uang waktu itu.
Kalau selisih itu kadang kecil, bisa aja kami gantikan. Tapi itu bukan solusi yang diminta kantor. Jadi harus cari (selisihnya di mana), sampai subuh baru dapat.
Selain itu, selama kerja di bank saya banyak mendapat motivasi untuk mengembangkan bisnis. Karena interaksi saya kan tentu dari pengusaha yang kebetulan nasabah sendiri.
Apalagi waktu itu saya kepala bidang BCA Prioritas. Jadi memang nasabah yang saya tangani ibaratnya yang kelas kakaplah.
Jadi banyak belajar di situ. Di samping itu saya juga berbisnis. Waktu itu saya punya nasabah pengusaha pabrik kayu.
Dia bilang butuh sembako untuk ke Mahakam Ulu. Karena saya di kerja di bank, jadi saya tidak perlu modal buat dapat sembako.
Karena saya juga punya nasabah pemasok sembako. Saya order ke nasabah, saya bilang butuh sembako sesuai pesanan yang kerja sama dengan saya.
Barang saya kirim lewat kapal, sampai sana saya dibayar. Jadi tidak ada modal karena langsung dibayar.
Selain itu, ada juga bisa yang paling berkesan buat saya. Kira-kira di tahun 1998, kondisinya krisis moneter, tapi satu-satunya bank swasta yang bisa bertahan saat itu BCA dan sangat paling dipercaya.
Ada nasabah yang konsultasi ke saya, uang dia sekitar Rp 1 miliar bingung mau disimpan di mana.
Saya bilang ke nasabah saya kalau berani uang ini diputar di pasar Valuta Asing. Karena saat itu permainan dolar AS luar biasa, bahkan (kursnya melejit) dari Rp 3.500 bisa naik ke Rp 15 ribu.
Banyangin aja, uang Rp 1 miliar itu dalam waktu cepat bisa naik sampai Rp 18 miliar. Terus saya pikir, kalau saya bisa bantu nasabah kanapa saya tidak ikut juga.
Makanya saya ikut bisnis juga. Waktu itu kira-kira umur saya 20 tahunan. Keuntungan bisa sampai ratusan juta dalam sehari.
Kebetulan saya waktu itu tengah bangun rumah sama beliau, Adi Darma. Kondisi saat itu enak sekali, bayangin saya bangun rumah dari harga semen hanya Rp 5 ribu naik tiba-tiba Rp 35 ribu.