Berita Nasional Terkini

KKB Papua Makin Terdesak, Tidak Hanya TNI-Polri, Perlawanan & Penolakan Juga Datang dari Warga

TNI, Polri dan masyarakat setempat kompak menolak dan melawan segala bentuk teror yang dilakukan KKB Papua.

IST Via TribunPalu.com
Ilustrasi KKB Papua. Berbagai pihak menolak dan melawan adanya KKB Papua, kini warga setempat siap bahu-membahu membantu TNI dan Polri berantas KKB Papua. 

TRIBUNKALTIM.CO - Keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata / KKB Papua kini semakin terdesak.

Tak hanya menjadi buruan TNI dan Polri, namun KKB Papua juga mendapatkan penolakan dari warga setempat.

Selain itu, sejumlah anggota KKB Papua juga banyak yang menyerahkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI.

Terkait penolakan dari warga asli Papua terhadap aksi teror yang dilakukan KKB Papua, hal itu diungkapkan oleh sejumlah organisasi kepemudaan yang tergabung dalam Komponen Masyarakat Papua, di Kota Jayapura.

Mereka menyatakan menolak tegas kehadiran Organisasi Papua Merdeka (OPM).

OPM yang dianggap sebagai KKB Papua dinilai telah meresahkan warga di Papua.

KKB Papua tak habis-habisnya menebar teror dan penembakan terhadap warga sipil hingga aparat keamanan.

Komponen Masyarakat Papua menyatakan, OPM atau disebut KKB bahkan tak segan-segan menghilangkan nyawa putra daerah Papua sendiri.

Ketua II Pemuda Adat Saireri, Ali Kabiay, mengatakan perjuangan KKB saat ini tak murni membela orang Papua.

Baca juga: DERERAN AKSI Teror KKB Papua Selama Juni 2022, Tembaki Pesawat hingga Serang Tukang Ojek & Pos TNI

Baca juga: SERANGAN Mematikan KKB Papua Obrak-abrik Pos Militer Indonesia, Satu Prajurit TNI Tewas

Upaya yang dilakukan kelompok separatis tersebut pun dinilai sudah kuno.

"Negara lain sedang bersaing dalam perang okonomi, OPM masih sibuk melakukan kekerasan dan teror bahkan kepada orang Papua sendiri," ujar Ali dalam isi deklarasinya.

Di antaranya Ketua Barisan Merah Putih Provinsi Papua, Max Abner Ohee, Ketua GERCIN Rudi Samori, dan beberapa tokoh muda Papua lainnya.

Sebelum membacakan deklarasi menolak OPM, mereka juga menggelar diskusi sejarah integrasi Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya punya banyak teman anak asli Papua yang saat ini sedang hidup di luar negeri. Mereka di sana sudah tidak mau sibuk lagi dalam kegiatan kemerdekaan Papua."

"Karena mereka merasa telah merdeka sebagai pribadi masing-masing dan sedang menikmati hidup serta mencoba bersaing dalam perang ekonomi," ujar Ali.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved