Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Partai Gelora di Pemilu 2024, Mulhadi Ismail: Bukan jadi Penjahat Dulu agar bisa Populer
Partai Gelora menawarkan cara baru berpolitik dan membidik bisa menembus bursa Pilkada Balikpapan.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Janji-janji politik bertebaran jelang pesta demokrasi Pemilu 2024
Masih ampuhkah menjual ‘janji’ kepada calon pemilih? Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia) punya jawabannya.
Partai Gelora coba mengusung cara baru partai dalam berpolitik.
“Jadi ini yang masuk dalam gelombang ketiga tadi. Jadi bagaimana menciptakan manusia dengan karakter baru. Karena kalau karakternya masih lama ya gak berubah-rubah,” kata Ketua DPD Partai Gelora Indonesia Kota Balikpapan, Mulhadi Ismail.
Dengan cara baru berpolitik ini, Partai Gelora membidik bisa menembus bursa Pilkada Balikpapan.
Berikut petikan wawancara eksklusif Mulhadi Ismail dalam Tribun Kaltim Series "Menguji Kekuatan Partai Gelora".
Baca juga: EKSKLUSIF - Mulhadi Ismail Beber Kerja Cepat Partai Gelora di Balikpapan Songsong Pemilu 2024
Baca juga: EKSKLUSIF - Partai Gelora Kaltim Siapkan Calon Muda di Pemilu 2024, Mulhadi: Tunggu Kejutannya
Apa isu yang dijual di tingkat Kaltim?
Kalau di tingkat lokal sementara ini tidak terlalu banyak isu. Pemenangan kan tidak harus berbasis isu.
Tapi bagaimana kita membangun jaringan dan menata. Bagaimana keadilan kita ini bisa membawa perubahan.
Dan kalau kita selalu berpikir untuk populer, untuk menang dengan modal membangun isu, akhirnya bikin ribut.
Itu kan sah-sah saja sebenarnya, ya itu dalam teori membangun popularitas sebenarnya bisa aja.
Kita bikin kisruh aja dulu, jadi penjahat aja dulu supaya dibicarakan. Setelah dibicarakan orang banyak baru kita minta maaf.
Jadi orang baik lagi. Itu sah-sah aja. Cuman kan itu tidak elegant.
Lebih baik isu yang lebih membangun tadi. Menyadarkan masyarakat ini bahwa segala potensi yang ada ini bisa loh kita optimalkan kalau kita mau berpikir.
Makanya saya katakan kita akan sangat sibuk di situ. Meskipun nanti yang mewujudkannya bahkan mungkin bukan orang partai politik.
Bisa saja akademisi atau apapun itu. Tapi ini diisi dulu. Karena terlalu membuang waktu kalau kita hanya ingin membuat-buat isu yang pada akhirnya akan memecah belah.
Janji apa yang ingin diberikan agar masyarakat Kaltim memilih Partai Gelora?
Kalau itu, nanti aja. Karena kita ini tahapannya belum kampanye. Masih banyak yang bisa terjadi.
Nanti kita hari ini bikin janji mau atasi banjir, nanti tiba-tiba ada hal yang lebih penting daripada banjir. Kan repot juga.
Kalau kita berpikir secara monoton, nanti dikatakan kalau sudah ini, ada janji dong. Kan gak harus juga berjanji kan?
Jadi Gelora mau membuat politik tanpa harus berjanji?
Makanya di dalam realita politik kita ini kan banyak sesuatu yang secara tidak sadar dalam bawah sadar kita itu harus ada, padahal gak harus ada. Sekarang ini masih ada terpolarisasi, 01, 02. Kan gak harus ada.
Termasuk juga ‘janji; yang ditawarkan. Apa itu sebuah syarat? Apa partai politik harus punya janji? Caleg harus punya janji?
Maka sekarang kita butuh gak itu. Jadi ngapain berjanji gitu. Meskipun masih terjadi, tapi harapannya gak begitu.
Artinya kita bisa mengajak untuk lebih banyak berpikirlah sama-sama untuk keluar dari semua persoalan yang ada.
Jadi Gelora menawarkan cara baru berpolitik?
Ya. Termasuk juga yang kita harapkan itu yang ingin kita pecah adalah adanya kutub kanan jauh, tengah, kiri gitu. Pokoknya bebas aja.
Nanti ada yang nasionalis, ada yang sosialis. Kanan, tengah, kiri. Inikan gak urgent.
Jadi kita jadikan partai politik ini sebuah sarana yang mengeluarkan gagasan. Cara kita berbangsa bernegara ini salah satu wadahnya ini ya partai politik.
Jadi ini yang masuk dalam gelombang ketiga tadi. Jadi bagaimana menciptakan manusia dengan karakter baru. Karena kalau karakternya masih lama ya gak berubah-rubah.
Berapa target kursi yang ingin diraih Gelora?
Kita targetkan 9 kursi. Sekalian. Namanya kan target. Meskipun nanti orang bisa mengukur partai baru kok gini.
Yakan ditanya target. Jadi kalau target kan kita bikin peta. Kita mau ngapain, yang dicapai seperti apa, baru kita menentukan caranya.
Sembilan kursi atau setara dengan 20 persen perolehan suara, ini menjadi tiket kalau kita maju di Pilwali atau Pilgub.
Kita penting kan membuat target ini. Karena kita sudah perhitungkan kesiapannya.
Relevan apa gak? Sewaktu saya di partai sebelumnya, pas dilantik kita sebagai pimpinan baru partai ini, apa yang relevan dengan tujuan kita dengan menjadi ketua. Kita ngumpul, 3 atau 4 orang waktu itu.
Udah yang paling relevan waktu itu yan kursi. Entah nanti gimana caranya dapat kursi itu, nanti kita turunkan gitu.
Angka 9 jadi relevan karena kita ingin juga masuk dalam bursa Walikota Balikpapan.
Bagaimana Partai Gelora melepaskan stigma "pecahan PKS"?
Kalau saya sih tidak terlalu penting yah perlu atau tidak melepaskan stigma tertentu. Kita kembalikan ke masing-masing lah yang ada di partai Gelora ini.
Karena bukan cuma yang pernah di PKS, ada juga yang baru. Bebas aja.
Kita tidak ingin juga membangun gap atau dikotomi perbedaan. Biasa aja. Sama aja dengan partai lain. Tidak perlu juga cara khusus membuat perbedaan.
Apakah Gelora juga ingin berpartisipasi di Pilkada Balikpapan?
Pasti. Karena kan jadwalnya beda dengan Pilpres. Kalau Pilpres ini kan sedang diajukan MK.
Kalau di tingkat pilkada ada waktu 6 bulan, otomatis harus (berpartisipasi) karena tidak ada masalah di situ yang penting tiketnya dulu kita perjuangkan.
Apakah sudah ada calon yang dilirik Gelora?
Pertemuan berikutnyalah. Siapa saja bisa. Saat ini kita belum melakukan survey. Mungkin bulan September paling lambat.
Kriteria calon yang diusung seperti apa?
Kriteria pada umumnya samalah. Secara figurnya, figur-figur yang kuat. Nanti disurvey berpasangan. Ada landasan ilmiahnya juga.
Survey itu menjadi satu alat yang biasa kita gunakan. Kalau kriteria nya ya dia adalah orang yang bisa beradaptasi dengan gagasan kita tadi.
Apa pesan untuk kader Gelora dan untuk masyarakat Balikpapan?
Buat teman-teman di partai Gelora, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Mari terus bekerja menuntaskan pekerjaan membawa Indonesia menjadi kekuatan 5 besar dunia.
Jangan putus asa, terus berpikir kreatif. Terus juga kita tetap kritis. Kemudian kita membangun komunikasi dengan semua pihak.
Menjaga persatuan, kita ciptakan iklim Demokrasi yang lebih nyaman, yang lebih santai, rileks, tanpa perpecahan di pemilu yang akan datang.
Buat masyarakat Indonesia, khususnya kota Balikpapan yang sangat luar biasa mari kita jaga kondusifitas menjelang tahun politik ini.
Kita wujudkan sama-sama Balikpapan menjadi maju lebih baik lagi. Insya Allah bersama Partai Gelora Indonesia.
Apakah ada kemungkinan di Pilkada 2024 berkoalisi dengan PKS?
Bisa jadi saja. Selama itu kita bisa mempertemukan satu keinginan yang sama, kemudian realita yang mengharuskan kita untuk berkoalisi, kenapa tidak.
Kan kita santai-santai saja. Politik itu gak boleh baper-baperan. Kenapa tidak? Selama koalisi itu bisa dibangun. Bahkan bukan dengan partai pun bisa kolaborasi. (Ardiana/Bagian 3-Selesai)
BACA JUGA Wawancara Eksklusi Partai Geloran Balikpapan Bagian 1
BACA JUGA Wawancara Eksklusi Partai Geloran Balikpapan Bagian 2