Piala Dunia
Piala Dunia 2022 Tuai Kritikan Soal HAM, FIFA Tetap Dukung Qatar, Simak Kata Pelatih Timnas Jerman
Piala Dunia 2022 menuai banyak kritikan soal HAM, namun FIFA tetap dukung Qatar Sebagai penyelenggara, simak kata pelatih Timnas Jerman Hansi Flick.
Beberapa alasannya adalah karena tiket yang mahal, diskriminasi untuk golongan minoritas, serta pelanggaran hak asasi manusia terhadap pekerja di negara itu.
Hal tersebut yang sulit diterima Flick dan menilai Piala Dunia 2022 tidak inklusif.
“Sepak bola harus ada untuk semua orang. Itu sebabnya saya katakan bahwa ini bukan Piala Dunia untuk suporter biasa,” ujar Flick melanjutkan.
Pelatih berusia 57 tahun itu juga menilai Piala Dunia 2022 butuh pernyataan politik dari semua pihak yang terlibat, termasuk tim nasional Jerman.
“Tim nasional Jerman telah melakukan banyak diskusi dan menginformasikan ke tim sebaik mungkin."
“Kami akan kembali bertemu pada bulan September dan mempertimbangkan hal yang kami bisa lakukan bersama dengan tim lain,” ucap dia lagi.
FIFA dan Qatar sebenarnya tidak tutup mata soal sorotan mengenai penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Baca juga: TERJAWAB Berapa Kali Timnas Jerman Juara Piala Dunia? Misi Hansi Flick Samai Rekor Timnas Brasil
Sekjen FIFA, Fatma Samoura, dalam wawancara dengan Al-Jazeera pada 2021 mengatakan FIFA sudah mengambil beberapa langkah yang dinilai tepat menyikapi isu ini.
Namun, Samoura memastikan FIFA tetap mendukung Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
“Hal pertama yang kami lakukan adalah mendirikan badan penasihat HAM pada 2016 untuk menangani isu ini. Mereka memberikan beberapa rekomendasi kepada FIFA,” kata Samoura.
“Sejak 2017, 85 persen masukan mereka kami terapkan untuk Piala Dunia 2018 dan juga untuk Qatar.”
“Masalah hak asasi manusia adalah problem di banyak negara.
Baca juga: KEHEBATAN Pelatih Timnas Jerman Ramu Taktik di Piala Dunia 2022, Hansi Flick Suksesor Joachim Low
Pemerintah dan otoritas setempat serius menanggapi isu ini, terbukti dari sekitar 400 ribu pekerja yang menerima kenaikan gaji.”
“FIFA pun terus bekerja sama dengan organisasi pekerja internasional untuk memonitor situasi. Akomodasi para pekerja dicek reguler untuk memastikan mereka hidup layak.”
“Ini proses yang lama, apalagi untuk menyamai level beberapa negara lain. Namun, Qatar bisa menjadi inspirasi bagi semua negara,” ujar Samoura menambahkan.