Berita Internasional Terkini
Ancaman Cina dan Korea Utara Mendorong Jepang Mengerahkan Ribuan Rudal, Luncurkan Serangan Ofensif
Imbas dari ancaman Cina dan Korea Utara, Jepang kerahkan ribuan rudal untuk meluncurkan serangan ofensif.
Penulis: Hartina Mahardhika | Editor: Hartina Mahardhika
TRIBUNKALTIM.CO - Imbas dari persengketaan wilayah Laut Cina Timur menimbulkan ancaman peperangan bagi Cina dan Korea Utara dalam melawan Jepang.
Sebelumnya, Laut Cina Timur yang terletak di wilayah Jepang telah diklaim oleh Cina bahwa Laut Cina Timur merupakan bagian wilayah Cina.
Hingga perselisihan terjadi antara Cina, Korea Utara dan Jepang, Jepang mengerahkan ribuan rudal untuk meluncurkan serangan ofensif pada Cina dan Korea Utara.
Baca juga: Usai 30 Tahun Tingkatkan Kekuatan untuk Jadi Militer Kelas Dunia, Kini Cina Awasi Laut Cina Timur
Pada Minggu (21/8/2022), Jepang telah melaporkan adanya 1.000 rudal jarak jauh yang sedang dipersiapkan.
Rudal-rudal tersebut akan digunakan sebagai upaya untuk meluncurkan serangan balik terhadap Cina.
Sebagaimana dilansir dari asiatimes, laporan tersebut mencatat bahwa rudal tersebut akan dimodifikasi dari rudal anti-kapal subsonik Tipe 12 Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF), meningkatkan jangkauannya dari 100 menjadi 1.000 kilometer.
Baca juga: Pengepungan Cina dan Rusia di Wilayah Laut Cina Timur Terus Terjadi, Jepang dan Australia Siap Siaga
Rudal akan dikerahkan dari kapal dan jet tempur dan direncanakan akan berbasis di Kepulauan Barat Daya Jepang dan Kyushu.
Yomiuri Shimbun menyebutkan bahwa Type 12 yang diluncurkan dari darat akan dikerahkan pada tahun 2024, dua tahun lebih awal dari yang direncanakan.
Selanjutnya, laporan tersebut mencatat bahwa Jepang akan meningkatkan kemampuan serangan daratnya di luar peran anti-kapal aslinya.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Jepang diharapkan untuk menambahkan kemampuan serangan balik dalam Strategi Keamanan yang akan datang.
Ia juga mencatat bahwa karena rudal jelajah akan menjadi inti dari kemampuan ini, Kementerian Pertahanan Jepang bertujuan untuk meningkatkan produksi rudal dengan membangun sistem untuk mendukung investasi modal oleh perusahaan terkait.
Jepang telah mempertahankan kebijakan luar negeri pasifik sejak Perang Dunia II.
Dan membatasi peran militernya untuk membela diri.
Namun, Jepang memiliki salah satu militer Asia yang paling mampu meskipun kurangnya kemampuan ofensif, yang dapat digunakan untuk menyerang target musuh dari wilayah Jepang.