Liga Italia
Juventus tak Mudah Pecat Allegri, Bianconeri Belum Siap Rugi Hampir 1 Triliun, Ini Sebabnya
Juventus tak mudah pecat Massimiliano Allegri, Bianconeri belum siap rugi hampir 1 Triliun, ini sebabnya.
Penulis: Kun | Editor: Heriani AM
Nama-nama sekaliber Thomas Tuchel atau Zinedine Zidane tentu memiliki standar pembayaran tinggi di Eropa.
Totalsportek melansir Tuchel mengantongi gaji pokok sekitar 11,5 juta euro per musim di Chelsea, lebih tinggi dari upah bersih Allegri (7,5 juta).
Sementara itu, gaji terakhir Zidane di Real Madrid lebih mahal dari Tuchel, yakni 12 juta euro sebagai pendapatan neto.
Dilihat dari fakta tersebut, wajar kalau opsi paling mungkin ditempuh Juventus jika ingin tetap mengganti pelatih adalah melantik kandidat lokal, Roberto De Zerbi, bukan Tuchel atau Zidane.
Secara finansial, eks pelatih Sassuolo yang terakhir menukangi Shakhtar Donetsk itu lebih mungkin terakomodasi.
Gaji De Zerbi diperkirakan hanya mencapai 4-5 juta euro per musim.
Baca juga: Gelandang Timnas Denmark Jadi Rebutan Juventus dan AC Milan, Klub Liga Inggris Juga Ikut-ikutan
Namun, Juventus harus cepat kalau ingin memboyong De Zerbi karena pria asli Italia itu sedang didekati Brighton, yang baru melepas Graham Potter ke Chelsea.
Di luar skenario tersebut, Juventus masih punya jalan guna menghindari pengeluaran besar.
Klub hanya bisa berharap Massimiliano Allegri mundur dari jabatannya secara sukarela dan mengikhlaskan gaji untuk 4 tahun kontraknya dihapus.
Kalau tidak, klub dan Allegri bisa merundingkan besaran pesangon yang disanggupi kedua pihak buat mengakhiri kerja sama.
Akan tetapi, andai Juventus ternyata tak bisa memecat Allegri sekarang.
Cara lainnya adalah mengurangi beban pengeluaran buat stafnya atau mengganti mereka dengan tenaga lebih ekonomis, tetapi lebih kompeten pula.
Massimiliano Allegri sedang dalam sorotan tajam sejalan dengan kinerja melempem Juventus pada awal musim 2022-2023.
Baca juga: DILEMA Juventus Pecat Massimiliano Allegri, Ditekan Fans dan Finansial: Maju Kena Mundur Kena
Bianconeri menjalani start terburuknya di Liga Champions dengan menelan dua kekalahan beruntun.
Takluk 1-2 dari PSG dan Benfica membuat Dusan Vlahovic dkk jadi klub terpayah di grup bersama Maccabi Haifa.