Wawancara Eksklusif
EKSKLUSIF - Kampanye di Medsos, Ketua PDIP Kota Balikpapan Budiono: Kami Punya Ilmu Cyber Army
Media sosial ini diakui Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono digunakan dengan hati-hati, terutama dalam menyampaikan pandangan partai.
Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Balikpapan menilai bahwa media sosial saat ini dirasa sangat berpengaruh dalam mempengaruhi opini publik.
Apalagi anak-anak muda saat ini sudah sangat paham dengan keberadaan media sosial.
Meski begitu, platform ini diakui Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono digunakan dengan hati-hati, terutama dalam menyampaikan pandangan partai.
“Emang kita ada itu ilmu tentang cyber army, cyber trap. Hal yang terpenting kita harus menyampaikan apa adanya (di media sosial), karena ketika kita mengada-ada kita akan sulit mencari jawaban selanjutnya,” kata Budiono dalam podcast Tribun Kaltim Series bertema PDIP di Antara Gen Z dan Milenial, Selasa (6/9/2022).
Bagaimana PDIP mengelola dan mengisi media sosialnya, berikut petikan wawancara eksklusif Budiono dengan Tribun Kaltim.
Baca juga: EKSKLUSIF - PDIP Balikpapan Rangkul Gen Z dan Milenial, Budiono: Selalu Sisipkan Pancasila 1 Juni
Baca juga: PDI Perjuangan Serahkan Surat Pencalonan Budiono Jadi Wawali Balikpapan, Ini Sikap Partai Koalisi
Bagaimana gaya kampanye PDIP melalui media sosial?
Pola penyampaian misi kita, saya pikir harus jeli dan hati-hati. Maksudnya media sosial ini di atur juga dengan undang-undang IT.
Kita menyampaikan hal yang mungkin seharusnya kita sampaikan.
Kita tidak bisa memprovokasi mereka dengan hal-hal yang tidak masuk akal.
Contohnya mengadakan propaganda tapi untuk kepentingan kelompok.
Bisa saja anak-anak muda ini kalau nggak diarahkan dengan benar hanya berguru atau hanya membaca, akhirnya menjadikan mereka krisis ideologi bangsa dan negara bisa mungkin radikal, bisa menjadi yang ekstrem teroris.
Itu yang terpenting harus kita sampaikan jadi perjuangan di dalam menggunakan medsos juga hati-hati apalagi untuk menyampaikan ajakan visi misi untuk menggunakan hak pilihnya dan tentunya dikenal di generasi muda.
Kita juga memfilter artinya harus kita sesuaikan dengan kondisinya.
Khusus di Balikpapan itu ada admin khusus yang mengelola medsos?
Ada. Orang juga melihat media sosial partai politik biasanya kurang begitu menarik.
Tapi kalau kita beri contohnya mungkin apa ya, tentang permasalahan terus bagaimana solusinya, bagaimana kita mendiskusinya itu kan saya pikir menarik juga buat masyarakat atau generasi muda.
Contoh aja mungkin kita bisa soal pendidikan. Pendidikan saat ini bagaimana solusinya , itu juga tentu anak-anak muda juga tertarik.
Apakah PDIP pernah menggunakan buzzer?
Ngga, kita biasa-biasa aja, emang kita pernah punya ada itu ilmu tentang cyber army cyber trap.
Hal yang terpenting kita harus menyampaikan apa adanya karena ketika kita mengada-ada kita akan sulit mencari jawaban selanjutnya.
Belum ada buzzer sekarang?
Kita punya ilmunya itu, bagaimana cyber army, itu kita punya ilmunya tapi kita belum gunakan itu.
Ketika menyasar kalangan milenial , apakah akan berganti jargon?
Roh kita ini adalah yaitu penurun ajaran Bung Karno itu tentang marhaenisme.
Marhaenisme itu adalah nama orang figur orang rakyat biasa, nah di rakyat biasa itulah terlihat ada tergambar kehidupan yang tentunya tidak punya modal tapi bekerja untuk pemodal kan begitu.
Di sana marhaen itu mengajarkan kita kehidupan kita yang biasa tentunya dengan generasi muda sekarang yang sudah tahu tentang teknologi, maka kita arahkan.
Kalau di Pusat itu kita punya Pak Budiman Sudjatmito ya di sana, mengakomodir dan mengembangkan menampung anak-anak muda yang punya potensi.
Dan kita sekarang tahu nih anak-anak muda yang pandai, kalau dipegangi gadget itu lebih cepat anak muda anak-anak dibanding kita untuk belajar untuk mengoperasikan.
Maksudnya dengan teknologi kita sekarang ini kan ada hal yang harus kita sampaikan kepada anak muda, di era digitalisasi teknologi ini kita sudah menikmati, kita sudah merasakan.
Ketika ada pandemi Bapak Menteri Pendidikan mengubah pola pengajaran kita, kalau kita kemarin tidak mengubah pola itu dengan teknologi saya pikir juga kita bisa-bisa lebih parah lagi pandemi ini jika tidak dikendalikan.
Saya pikir penting sekali teknologi, tapi anak-anak muda yang tentunya sudah familiar sekali dengan teknologi, tetap kita merangkul dan kita tidak akan merubah untuk jargon kita yang dikenal dengan marhaen, wong cilik.
Saya yakin juga anak-anak muda juga tentunya belajar dari orang tua yang kalau orang tua sudah bersusah payah untuk bisa memintarkan anaknya.
Anaknya itulah yang kita tetap akomodir, kita memperjuangkan Kesejahteraan Rakyat khususnya ya tadi wong cilik.
Apa yakin jargon itu masih diminati oleh pemuda sekarang ?
Tentunya bagaimana cara kita hanya menyampaikannya karena tadi saya sampaikan kita ini kan wong cilik itu kan artinya bukan pemuda, bukan kapitalis yang kita bilang tapi masyarakat kecil, itu yang terpenting bagi arah perjuangannya.
Isu apa nanti akan dijual PDIP untuk kalangan milenial ini di 2024 ?
Kalau bicara isu ini harus hati-hati, tapi saya lebih suka program.
Dibilang program-program partai yang harus kita sampaikan karena kalau bicara isu kita harus bisa mempertanggungjawabkan, tapi kalau program itu saya yakin dengan program kita bisa mengarahkan mereka.
Banyak sekali program yang bisa kita sampaikan kepada generasi muda mungkin kalau kawan-kawan di badan partai, saya sampaikan mungkin di BKN (badan kesenian nasional) sering juga membuat kegiatan-kegiatan seni yang bisa mengakomodir atau menampilkan kesenian-kesenian daerah.
Saya sampaikan ada juga kegiatan mulai khotmil Quran dan segala macamnya artinya anak-anak muda itu kita buatkan program, kita buatkan kegiatan yang serta-merta di sana nanti tertarik dengan kembali lagi untuk PDI Perjuangan.
Apa janji politik yang ditawarkan PDIP ?
Di pundak anak muda, generasi muda, tentu adalah penerus bangsa, kami yang katanya sudah senior ini akan memberikan tentunya tanggung jawab tugas negara, tugas bangsa yaitu untuk kesejahteraan rakyat di generasi muda.
Kita didik mereka, kita arahkan mereka untuk bisa meneruskan perjuangan-perjuangan bangsa tentunya arah dan tujuan proklamator bangsa Indonesia Ir Soekarno adalah Kesejahteraan Rakyat.
Mereka harus peduli ini, anak-anak muda ada suatu saat mereka akan menggantikan kita-kita Semua menjadi politikus menjadi eksekutif menjadi legislatif atau mungkin menjadi yudikatif.
Satu hal yang ditanamkan adalah menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya yang tentunya ber-Pancasila karena dengan berPancasilalah harapannya mucul kebijakan yang sangat-sangat berarti dan pro rakyat. (Tribun Kaltim/Fatimah Annazzwa/Bagian 2)