Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - PDIP Balikpapan Rangkul Gen Z dan Milenial, Budiono: Selalu Sisipkan Pancasila 1 Juni

PDI Perjuangan Balikpapan juga membidik pemilih golongan Milenial di Pemilu 2024.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/AZHARI NORIS
PODCAST - Ketua DPC PDIP Kota Balikpapan, Budiono (kiri) saat berbincang dalam Tribun Kaltim Series ‘PDIP di Antara Gen Z dan Milenial’, Selasa (6/9/2022). 

Kita hanya membantu ada lawyer-lawyer kita dari PDI Perjuangan.

Ada juga badan kebudayaan nasional yang mengakomodir yang mempunyai bakat seni dan segala macamnya.

Terus yang selanjutnya ada badan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang mengedukasi UMKM.

Ini di badan partai terus yang di sayap partai kita juga punya yaitu Banteng Muda Indonesia (BMI) ini aktif sekali.

Di BMI anak-anak muda mengekspresikan kemampuan dan bakatnya, ada Taruna Merah Putih yang ketuanya Imam, ini mereka masih kuliah.

Anak-anak ini tentunya juga mempunyai kegiatan-kegiatan, ada juga Baitul muslimin yang di sana ada ketuanya Ustadz Edi itu juga kemarin juga ada mengadakan khotmil Quran segala macam ini di pesantren-pesantren.

Kaum milenial dan gen Z dipandang sebagai kelompok yang apatis terhadap politik, bagaimana kemudian PDIP mencoba merubah paradigma itu?

Itu penting sekali jadi dengan mematangkan ideologi, kita harus sampaikan kepada anak-anak muda karena kita melihat kalau di PDI Perjuangan itu kan ada pemilih tradisional artinya dari orang tuanya.

Tapi kita harus sampaikan kepada anak-anak muda yang pertama tentang hak dan kewajiban terhadap politik.

Karena di usia 17 tahun itu sudah mempunyai hak pilih, hak dipilih, hak memilih.

Kita harus sampaikan bahwa pendidikan politik yang kita canangkan dan pemerintah canangkan itu menyadarkan kepada warga Indonesia untuk bisa berpartisipasi di dalam pemilu karena kita melihat mungkin ada hanya sekitar 70-80 tingkat partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya.

Padahal pemerintah sudah meliburkan, itu sebetulnya tugas kita semua bukan tugasnya KPU saja untuk sosialisasi itu tapi tugas partai politik.

Kita harus menyampaikan tentang hak memilih dan dipilih, jadi usia 17 tahun sah-sah saja kalau menjadi agen-agen politikus.

Jadi janganlah memilih hanya karena iming-iming tapi karena partai ini adalah alat perjuangan untuk mempergunakan kekuasaannya di dalam mensejahterakan rakyat.

Karena petugas partai yang ada di eksekutif, legislatif dan yudikatif itu tentunya mempunyai kebijakan-kebijakan yang pro rakyat itu yang terpenting makanya kita harus matang ideologi.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved