Wawancara Eksklusif

EKSKLUSIF - Prinsip Hanura, Syarifuddin Oddang: Mewakili Rakyat tak Perlu Harus Menunggu Pemilu 2024

Tak lolosnya Partai Hanura di Senayan pada 2019, dinilai Ketua DPC Hanura Kota Balikpapan, Syarifuddin Oddang, tidak terlalu berpengaruh.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
BINCANG PEMILU - Ketua DPC Hanura Kota Balikpapan, Syarifuddin Oddang dalam bincang-bincang politik Tribun Kaltim Series "Orkestra Hanura" pada 13 September 2022 lalu. 

Yang pertama adalah harapan kami bahwa, kami dari Hanura khususnya Balikpapan ini tetap eksis di Kalimantan Timur secara nasional, bahwa kami akan tetap mendampingi masyarakat sebagai perwakilan dari masyarakat.

Hanura tidak lolos parliamentary threshold di 2019, apakah ini mempengaruhi secara psikologis pengurus-pengurus di daerah terutama Balikpapan?

Saya kira tidak. Kita sadari bahwa ada tiga tingkatan di dalam sistem politik kita yaitu tingkat kabupaten kota, provinsi, dan DPR RI.

Kalau berbicara mempengaruhi, inilah tantangan bagi kami ke depannya, mampukah masuk ke dalamnya.

Artinya begini, Kami di Balikpapan maupun teman-teman yang lain secara nasional, memang kalau pengaruhnya ya ada, karena pada saat kita berbicara di tingkat DPR RI itu kan tidak ada (wakil), tapikan di tingkat yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, kebijakan-kebijakan yang ada di kabupaten kota, (wakil) kita ada hampir semua kabupaten kota.

Apa yang membuat Hanura bisa sukses menempatkan wakilnya terutama di DPRD Balikpapan, provinsi maupun di kabupaten kota lain?

Kalau kami sejak berdirinya Hanura di 2006, kemudian masuk di kancah politik untuk berkompetisi 2009, kami ada rumusan-rumusan.

Yang pertama, kami selalu membangun komunikasi pada masyarakat. Ada harapan-harapan apa sih (di masyarakat), sehingga itulah yang selalu kami evaluasi.

Lalu pendampingan kepada masyarakat karena tuntutan masyarakat setiap daerah itu berbeda sehingga di sinilah dituntut kemampuan kita, insting kita untuk sama-sama bagaimana masyarakat itu terpenuhi kebutuhannya.

Bagaimana komunikasi yang dijalankan Hanura di kota Balikpapan?

Kalau kami sesungguhnya kan bukan mengatakan lima tahun memanaskan mesin dan sebagainya.

Sejak kami masuk di Hanura kemudian duduk di parlemen selalu kami bangun komunikasi kelompok-kelompok yang ada di masyarakat di bawah.

Jadi kalau mengatakan sosialisasi saya juga bingung, apa sih yang disosialisasikan karena setiap saat kami di Balikpapan dipanggil baik dari kelompok atau komunitas masyarakat yang terkait dengan masalah pendidikan, olahraga, dan lain-lainnya, pasti datang.
Artinya pendekatan yang dijalankan Hanura itu secara informal?

Iya, kan itu sebenarnya kita mewakili masyarakat. Kalau mewakili baru terputus komunikasi itu salah menurut saya.

Jadi harus selalu terbangun komunikasi sehingga jika mungkin masyarakat ada penafsiran yang beda dengan kebijakan pemerintah perlu kita luruskan karena kita ini negara hukum.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved