Berita Tenggarog Terkini
Inspirasi Risti Ardianti di Atas Perahu, dari Mimpi menjadi Medali
Risti terlahir prematur di sebuah pondok kayu di wilayah hulu. Namun siapa sangka, Risti menjelma menjadi pahlawan olahraga bagi Kutai Kartanegara
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Adhinata Kusuma
Sejak tahun 1990, Kukar mulai mencatatkan dayung sebagai olahraga resminya. Mereka mencapai puncak keemasan pada tahun 2002.
Saat itu, ada mutasi atlet besar-besaran. Bupati Syaukani mendatangkan beberapa atlet dari luar daerah. Sulit dikalahkan, dayung Kukar pun menjadi raja di Kalimantan Timur (Kaltim).
"Mungkin karena kita punya Mahakam. Sebenarnya kalau metode latihan sama saja, peningkatan fisik, teknik, hingga kecepatan dan power," tutur Sekretaris Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kukar, Hendro Prawoto.
Dalam catatan sejarah yang dimiliki PODSI, kontingen Dayung Kukar hanya sekali mengalami kekalahan dalam Porprov Kaltim. Tepatnya di tahun 2010, atlet Kukar tak siap di beberapa nomor tanding melawan daerah lain.
Kata Hendro, tak menjadi juara umum menjadi cambuk bagi atlet dayung kala itu. Namun, mereka segera bangkit.
Program pembinaan mulai digenjot, PODSI selaku induk pedayung di Kukar gencar melatih atlet usia dini. Targetnya, saat menginjak usia 20 tahun, mereka bisa menghasilkan emas.
Tak sampai disitu, pembinaan atlet dayung di 18 kecamatan juga digalakkan dengan memberikan perahu untuk latihan. Pelatih dayung di Kukar juga wajib berlisensi dan memiliki sertifikasi yang mumpuni.
"Bagi kami di Kukar, target mencetak atlet untuk masuk Pelatnas adalah prioritas. Doktrin kepada atlet, jangan sampai mandek di Porprov saja," tegas Hendro.

Beasiswa Atlet Kukar
Saat ini Kabupaten Kutai Kartanegara tengah menyiapkan 43 atlet dayung yang akan dikirim menuju Porprov Kaltim VII di Berau pada 12-21 November 2022. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kukar terus mendukung dayung sebagai salah satu cabor unggulannya.
Semua kategori disiapkan matang. Di antaranya kayak, canoe, slalom, serta traditional boat race atau perahu naga, dengan jarak 200, 500, hingga 1000 meter.
Kepada TribunKaltim.co, Ketua KONI Kukar, Rahman memastikan, akan memutus mata rantai mutasi atlet dan memilih atlet lokal. Hal ini dapat menjadi tolok ukur pembinaan.
Dengan jumlah penduduk 800 ribu orang yang tersebar di 18 kecamatan, tentu memiliki kesempatan untuk membesarkan 58 cabor. "KONI Kukar tidak menginginkan lagi atlet mutasi. Ada kesempatan membesarkan bahwa anak asli Kukar itu bisa," tegas Rahman.
KONI Kukar pun membuat terobosan untuk menjaring calon atlet potensial. Mereka membentuk komite olahraga kecamatan alias KOK. Kehadiran kelompok ini menjadi angin segar untuk mendapatkan atlet berkualitas.
Untuk melancarkan tugas-tugasnya, KONI memberi anggaran Rp10 juta kepada KOK per tahun. Uang itu untuk operasional KOK dan membuat kegiatan olahraga.