Mata Lokal Memilih

Peneliti Indikator Politik Kaji Pemilih Capres 2024 yang Kecewa dengan Pemerintahan Jokowi

Disebutkan, ada gelombang calon pemilih Capres 2024 yang akan menentukan dengan latarbelakang yang kecewa terhadap pemerintahan Presiden Jokowi

Editor: Budi Susilo
Tribunnews.com/Dani Permana dan Tribun Jabar/Richard Susilo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sosok Prabowo Subianto kini telah menjadi bagian dari wajah pemerintah karena duduk sebagai Menteri Pertahanan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Peneliti Indikator Politik kaji golongan pemilih Capres 2024 nanti, terutama mereka dari golongan yang kecewa terhadap pemerintahan Jokowi-Maruf

Disebutkan, ada gelombang calon pemilih Capres 2024 yang akan menentukan dengan latarbelakang yang kecewa terhadap pemerintahan Presiden Jokowi

Kemana suara mereka akan dilabuhkan, apakah bakal ke Prabowo Subianto yang pernah menjadi pesaing saat Pilpres sebelumnya melawan Jokowi

Golongan yang Kecewa pada Pemerintahan Jokowi tak akan jatuhkan pilihan ke Capres Prabowo Subianto.

Baca juga: Reaksi Fadli Zon Usai Bosnya Dikhianati Anies Baswedan, Gerindra Final Usung Prabowo Subianto

Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro memprediksi, kalangan yang kecewa dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini tidak akan memilih Prabowo Subianto pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Sebabnya, Prabowo kini telah menjadi bagian dari wajah pemerintah karena duduk sebagai Menteri Pertahanan.

"Konsekuensi dari hal itu juga adalah kelompok publik merasa tidak puas terhadap pemerintahan saat ini pun tidak akan lagi menjadikan Prabowo Subianto sebagai preferensi pilihan politik mereka," kata Bawono kepada Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Bawono mengira, turunnya elektabilitas Prabowo Subianto beberapa waktu terakhir tak lepas dari keputusan Ketua Umum Partai Gerindra itu merapat ke pemerintah.

Baca juga: Pertemuan PSI, PBB hingga Perindo, Bahas Kesepakatan Capres 2024? Raja Juli Antoni Angkat Suara

Dia menduga, massa pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pemilu 2019 kecewa.

Karena figur yang mereka dukung justru kini berkoalisi dengan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dulunya merupakan lawan.

"Mungkin saja ada kekecewaan dari sebagian besar pemilih Prabowo Subianto dalam pilpres lalu dengan keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung dalam pemerintahan saat ini," ujarnya.

Bawono memaparkan, survei Indikator Politik Indonesia sepanjang tahun 2022 memperlihatkan bahwa Prabowo mengantongi elektabilitas dua digit sebagai kandidat calon presiden.

Namanya bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: EKSKLUSIF- Soal Pemilu 2024, PSI Balikpapan: Jangan hanya Perjuangkan Ganjar tetapi Daerah Diabaikan

Ketiga tokoh ini selalu berada di tiga besar survei elektabilitas capres.

Namun demikian, jika dibandingkan dengan periode jelang Pemilu 2019, elektabilitas Prabowo ini merosot tajam.

Padahal, tingkat popularitas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sudah di atas 96 persen, hampir menyentuh angka 100 persen.

Artinya, hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal Prabowo. Dengan elektabilitas yang masih di kisaran 20 persen dan belakangan justru menurun, Bawono menyebut, tampak ada jurang yang tinggi antara tingkat popularitas dengan tingkat elektoral Prabowo.

"Jurang lebar ini juga dapat dibaca bahwa tingkat kedisukaan pemilih terhadap Prabowo Subianto tidak setinggi tingkat popularitas," kata dia.

Untuk diketahui, survei sejumlah lembaga memperlihatkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penurunan.

Baca juga: Ganjar Pranowo Genap Berusia 54 Tahun, Inilah Doa dan Harapan Para Artis dan Tokoh Publik Tanah Air

Prabowo tergeser oleh Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang dirilis pada Rabu (26/10/2022) misalnya, mencatatkan elektabilitas Ganjar sebesar 23,2 persen.

Tingkat keterpilihan Gubernur Jawa Tengah itu memang naik dibandingkan survei sebelumnya. Pada Juni 2022, elektabilitasnya tercatat 22 persen.

Sedangkan pada Januari 2022 sebanyak 20,5 persen.

Sementara, dalam survei yang dirilis Oktober, Prabowo mengantongi elektabilitas 17,6 persen, merosot tajam dibanding survei Juni 2022 sebesar 25,3 persen, dan survei Januari sebanyak 26,5 persen.

Baca juga: BOCORAN Hasil Pertemuan Puan dan Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra: Kita Optimis Akan Bersinergi

Mengekor rapat, Anies Baswedan duduk di peringkat ketiga dengan elektabilitas 16,5 persen.

Angka itu naik dari elektabilitas survei Juni 2022 sebesar 12,6 persen, dan survei Janiari 2022 dengan capaian 14,2 persen.

Survei juga merekam sejumlah tokoh dengan elektabilitas sebagai capres di bawah 10 persen.

Suara Ridwan Kamil melonjak drastis dengan tingkat keterpilihan 8,5 persen.

Pergerakan elektablitas capres berdasarkan survei litbang Kompas
Pergerakan elektablitas capres berdasarkan survei litbang Kompas (Sumber: Kompas id)

Kemudian, tingkat keterpilihan tokoh-tokoh lainnya yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno (2,5 persen).

Lalu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (2,3 persen).

Selanjutnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (2,2 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (1,2 persen), dan Ketua DPR RI Puan Maharani (1 persen).

Ada pula nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (0,7 persen), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (0,5 persen).

Terakhir Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (0,3 persen).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Publik yang Tidak Puas dengan Pemerintahan Jokowi Diprediksi Tak Akan Pilih Prabowo pada Pilpres 2024."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved