Mata Lokal Memilih

Anies Baswedan jadi Sosok Pemicu Retaknya Jokowi dan Surya Paloh? Presiden tak Hadir HUT Nasdem

Sosok Anies Baswedan diduga jadi sosok pemicu retaknya hubungan Jokowi dan Surya Paloh. Presiden Joko Widodo tak hadir HUT NasDem.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN/YouTube Sekretariat Presiden
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh bersama Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo (kanan). Sosok Anies Baswedan diduga jadi sosok pemicu retaknya hubungan Jokowi dan Surya Paloh. Presiden Joko Widodo tak hadir HUT NasDem. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Anies Baswedan dalam pusara bursa capres di Pilpres 2024.

Semakin ke sini, hubungan Jokowi dan Surya Paloh dikabarkan retak.

Tak seindah dulu saat NasDem masih solid berkoalisi dengan pemerintah Jokowi.

Sosok Anies Baswedan diduga jadi sosok pemicu retaknya hubungan Jokowi dan Surya Paloh. Presiden Joko Widodo tak hadir HUT NasDem.

Isu keretakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mencuat.

Ya, Jokowi tidak menghadiri perayaan jari jadi ke-11 Nasdem, Jumat 11 November 2022.

Presiden hadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-40 dan ke-41 ASEAN di Kamboja.

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Anies Baswedan Jadi Lawan Berat, Pengamat: Kalau Bukan Anies Lawannya, Mungkin Puan akan Maju

Menurut pengamat politik Yunarto Wijaya, isu keretakan hubungan Jokowi - Paloh bukan karena Anies Baswedan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah dideklarasikan capres oleh Nasdem. "Saya melihat agak berbeda.

"Memang ada nuansa dalam sistem politik dan logika dalam oposisi maupun koalisi," kata Toto, sapaan Yunarto, saat diskusi talk show di kanal YouTube KompasTV, Jumat kemarin.

Diskusi virtual Sapa Indonesia itu dihadiri Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto; Politisi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus; dan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.

Lanjut dia, jika Nasdem betul berkoalisi dengan dua partai oposisi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. "Logikanya memang menjadi tidak nyambung," ujar Toto.

Kata analis demokrasi ini, ada perbedaan cara pandang. Perbedaan koalisi pemerintahan dan opsisi sudah jelas.

"Oposisi tidak setuju dengan pola pikir dan cara memimpin rezim sekarang," kata dia.

Yunarto bilang, menjadi menarik ketika Nasdem sudah gabung dengan PKS - Demokrat, apakah masih perlu berada di koalisi pemerintahan Jokowi.

"Berikutnya ada hal-hal yang dipanggung belakang yang sulit kita tafsirkan. Hanya Jokowi dan Surya Paloh yang bisa menjawab," ujar dia.

Politisi PDIP Deddy Sitorus mengatakan, kalau Nasdem jadi berkoalisi dengan PKS - Demokrat dan mengusung figur capres yang berseberangan pemikiran dengan pemerintahan pasti ada ketegangan.

"Itu hal biasa dalam dinamika politik. Anies sejak awal berposisi sebagai diametral dengan pak Jokowi," ujarnya.

Baca juga: Reaksi PDIP Saat Nasdem Siap Tampung Ganjar Pranowo, Jadikan Cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024

Kata Deddy, mau tidak mau, Nasdem akan terseret dalam situasi itu. Kalau sudah begitu, Nasdem akan ada dalam situasi tersulit.

Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto menegaskan, Jokowi tetap menjadi presiden dari Nasdem. "Soal itu (Anies presiden) nanti ke depan. Terima kasih atas masukannya," kata Sugeng menanggapi Yunarto.

Analis dari Charta Politika itu sebelumnya memberikan catatan kritis bagi Nasdem dan Jokowi dalam menjaga hubungan baik.

Kata Toto, Nasdem perlu hati-hati dalam upaya sosialisasi Anies. Misalnya menyebut 'Anies presiden'. Ungkapan itu tak baik, karena Jokowi masih berkuasa.

Sebaliknya bagi Jokowi, tidak perlu terlalu sering main gimik politik. "Kalau mau jadi king maker, fokus saja kerja untuk menjaga tingkat kepuasan di ujung pemerintahannya," ujar Toto. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Nasdem Usung Anes Maju Pilpres 2024, Jokowi - Paloh Retak? Ini Kata Politisi PDIP dan Analis, https://gorontalo.tribunnews.com/2022/11/12/nasdem-usung-anes-maju-pilpres-2024-jokowi-paloh-retak-ini-kata-politisi-pdip-dan-analis

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved