Liga Italia
Daniele Massaro Puji Napoli, Tapi Yakin AC Milan Mampu Balikkan Keadaan Setelah Piala Dunia 2022
Legenda AC Milan, Daniele Massaro, angkat bicara mengenai Napoli, yang kini menjadi pimpinan klasemen Liga Italia Serie A.
TRIBUNKALTIM.CO - Legenda AC Milan, Daniele Massaro, angkat bicara mengenai Napoli, yang kini menjadi pimpinan klasemen Liga Italia Serie A, bahkan sang juara bertahan, Rossoneri dibuat kesulitan untuk menggusur Il Partinopei.
Tak hanya tangguh di Liga Italia Serie A, Napoli juga tampil apik di Liga Champions, hal ini turut menjadi perhatian Daniele Massaro.
Daniele Massaro berbicara panjang lebar mengenai situasi AC Milan saat ini dan penyebab Napoli bisa superior di Liga Italia Serie A.
Hal tersebut diungkapkan Daniele Massaro, saat bertandang ke Indonesia dalam rangkaian acara trofi tur Scudetto AC Milan "From Milan to Many" di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/11/2022).
“AC Milan harus bermain untuk menjadi juara, meski sekarang Napoli bermain sangat bagus,” kata Massaro kepada Kompas.com terkait persaingan di Liga Italia 2022-2023.
Napoli berada di puncak klasemen Liga Italia 2022-2023 ketika kompetisi memasuki masa jeda karena penyelenggaraan Piala Dunia 2022 pada 20 November-18 Desember.
Berbekal 41 poin dan catatan belum terkalahkan, Napoli cukup jauh meninggalkan AC Milan yang saat ini berada di posisi kedua dengan koleksi 33 angka.
Melihat konstelasi klasemen Liga Italia terkini, Daniele Massaro tak hilang keyakinan soal kans AC Milan mempertahankan titel Scudetto.
Baca juga: Daftar Pemain AC Milan yang Tampil di Piala Dunia 2022 Qatar
Kompetisi yang terjeda dirasa bisa sedikit mengganggu ritme Napoli, meski klub beralias Partenopei itu tak banyak melepas pemain ke Piala Dunia 2022.
“Namun, sekarang ada jeda kompetisi karena Piala Dunia dan pemain Napoli memang tak begitu banyak yang tampil di Piala Dunia.”
“Kita akan lihat bagaimana setelah Piala Dunia jalannya kompetisi. AC Milan pasti akan berusaha untuk mencapai ranking tertinggi,” kata Massaro.
Napoli tercatat melepas lima pemain ke Piala Dunia 2022. Mereka adalah Andre-Frank Zambo Anguissa (Kamerun), Piotr Zielinski (Polandia), Mathias Olivera (Uruguay), Kim Min-jae (Korea Selatan), dan Hirving Lozano (Meksiko).
Representasi AC Milan di Piala Dunia 2022 Qatar justru lebih banyak, persisnya tujuh personel, yakni Olivier Giroud, Theo Hernandez (Perancis), Charle De Ketelaere (Belgia), Fode Ballo-Toure (Senegal), Simon Kjaer (Denmark), Rafael Leao (Portugal), dan Sergino Dest (Amerika Serikat).
Baca juga: Negosiasi Tak Berjalan Mulus, Rafael Leao Tinggalkan AC Milan usai Piala Dunia 2022
Puji Setinggi Langit Paolo Maldini
Di kesempatan yang sama, Daniele Massaro, memuji tinggi Paolo Maldini, sang Direktur Teknik klub.
Paolo Maldini berevolusi dan kini memimpin dengan cara berbeda.
Massaro menyoroti gaya kepemimpinan Paolo Maldini, yang merupakan eks rekan setimnya di AC Milan.
Menurut Massaro, semasa bermain, Paolo Maldini secara natural bukanlah pribadi yang banyak bicara di ruang ganti.
“Pada era saya, (Franco) Baresi, Maldini, Roberto Donadoni, Marco van Basten tak banyak bicara di ruang ganti. Mereka berbicara di lapangan,” kata Daniele Massaro soal cara Maldini memberikan teladan bagi tim.
Baca juga: Update Liga Italia - Kembalikan Bakayoko ke Chelsea, AC Milan Semakin Dekat Datangkan Hakim Ziyech
“Mereka membuktikan status mereka di lapangan,” ujar Massaro yang tergabung dalam skuad juara Italia di Piala Dunia 1982.
Namun, Maldini mengalami evolusi seiring pergantian perannya di tubuh AC Milan.
Sosok yang mengoleksi lima gelar Liga Champions bersama Rossoneri itu kini menduduki jabatan Direktur Teknik.
Maldini bertanggung jawab terhadap aspek teknis tim, termasuk mengurus lalu lintas di pasar transfer.
Pekerjaan yang diemban Maldini di Milan sejak 2019 itu menuntut Maldini untuk lebih banyak berbicara.
Hasilnya terlihat nyata dengan raihan trofi juara Liga Italia 2021-2022 yang kemudian dibawa ke Indonesia pada November ini.
Baca juga: Update Liga Italia: Pastikan Hengkang dari Man United, AC Milan Terdepan Tampung Cristiano Ronaldo
“Sekarang Paolo Maldini, karena beralih peran, mungkin dia harus lebih terbuka untuk membantu tim di luar lapangan dan dia melakukan pekerjaannya dengan sangat bagus,” kata Daniele Massaro.
Pujian Massaro tak mengada-ada.
Maldini merupakan figur krusial dalam perkembangan pesat yang dialami bek kiri AC Milan, Theo Hernandez.
Sejak momen negosiasi hingga saat ini, Maldini disebut rutin berdiskusi dengan Theo Hernandez.
Sang bek sayap cepat asal Perancis itu pun menganggap Maldini sebagai panutan dan mentor.
Baca juga: Update Liga Italia: Masalah di MU Makin Rumit, AC Milan Bakal Jadi Pelabuhan Baru Cristiano Ronaldo
Singgung Pelatih Real Madrid
Daniele Massaro, mengungkap sebuah panggilan sayang untuk sahabat dekatnya, Carlo Ancelotti, yang kini melatih Real Madrid.
Massaro dan Ancelotti merupakan teman karib dan selalu berbagi kamar saat laga tandang AC Milan selama lebih kurang lima musim.
Ancelotti membela AC Milan pada 1987-1992 sementara Massaro pada rentang 1986-1995.
“Capoccione, big head (kepala besar), terlalu banyak otak,” kata Daniele Massaro diselingi tawa, begitu ditanya soal Carlo Ancelotti.
Secara harfiah, capoccione bermakna kepala besar.
Baca juga: Update Liga Italia: Fabrizio Romano Ramalkan Nasib Rafael Leao di AC Milan, Sulit Tolak Chelsea
Namun, dirilik dari segi makna, kata itu sering dilekatkan kepada orang yang berpendirian kuat atau bisa pula keras kepala.
Daniele Massaro belum selesai bercerita soal sahabat dekatnya, Carlo Ancelotti.
Ternyata, nyaris setiap pagi, Massaro punya sebuah rutinitas dengan Ancelotti.
“Ya, saya sering membantunya menekuk lutut setiap pagi,” kata Massaro.
“Ancelotti sangat sulit bangun setiap pagi. Saya lebih mudah bangun. Namun, berkat profesionalisme Ancelotti, kita bisa lihat dia sekarang, tim yang dia latih selalu bisa juara,” tutur Massaro menambahkan.
Semasa aktif menjadi pemain, Carlo Ancelotti yang mengantar AC Milan juara Liga Champions pada 1989 dan 1990, memang pernah diterpa cedera lutut hebat.
Baca juga: Siaran Langsung Liga Italia Malam Ini, AC Milan vs Fiorentina, Akses Nonton Via Link TV Online
Ancelotti bahkan harus pensiun dini di usia 33 tahun karena problem cedera lutut tersebut.
Namun, karena gantung sepatu lebih awal pula Ancelotti bisa langsung menekuni dunia kepelatihan, profesi yang membawanya kepada gelimang kesuksesan.
Massaro melihat ada kemiripan Ancelotti dengan pelatih legendaris AC Milan yang disebut-sebut meletakkan dasar sepak bola modern, Arrigo Sacchi.
“Dia punya tujuan seperti Arrigo Sacchi dan beruntung dia bermain di tim yang spesial. Semua sudah melihat kualitas Ancelotti sebagai pelatih,” tutur Massaro.
Ancelotti saat ini merupakan satu-satunya pelatih yang mampu mengoleksi empat trofi juara Liga Champions.
Titel kampiun Liga Champions dirasakan Ancelotti kala membesut AC Milan (2003 dan 2007) serta Real Madrid (2014 dan 2022). (*)