Breaking News

Berita Regional Terkini

Ridwan Kamil Sebut Pemprov Jabar Siapkan BLT untuk Pekerja yang Kena PHK Akibat Resesi Tahun 2023

Pemprov Jabar Siapkan BLT untuk pekerja yang kena PHK akibat resesi 2023. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat sebut ada industri yang mungkin terdampak.

Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, tetap saat launching TribunPriangan.com di Trans Covention Center, Bandung, Kamis(20/10/2022). Pemprov Jabar Siapkan BLT untuk pekerja yang kena PHK akibat resesi 2023. Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat sebut ada industri yang mungkin terdampak. 

TRIBUNKALTIM.CO - Jelang tahun 2023, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan bantuan jika terjadi resesi global tahun depan yang mengakibatkan pekerja terkena PHK.

Program Pemprov Jabar ini disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil guna mengantipasi dampak resesi global yang diperkirakan terjadi tahun 2023.

Menurut Ridwan Kamil, ada sejumlah industri di Jawa Barat yang berpeluang terdampak resesi 2023

Sektor usaha Tanah Air yang paling terdampak yakni bisnis yang berorientasi eskpor, seperti industri alas kaki dan garmen.

Kedua sektor padat karya itu diketahui banyak terdapat di Jawa Barat.

Dilansir dari Kompas.com, Ridwan Kamil mengatakan, "Kepada yang terdampak langsung, kena PHK oleh perusahaan yang perdagangannya global, karena pesanan turun, pabrik kurangi produksi.

Nah, nanti ada Bantuan Langsung Tunai."

Lebih lanjut, Ridwan Kamil mengatakan, "Yang terdampak, biasanya yang berhubungan dengan padat karya, tekstil dan lainnya."

Baca juga: Ridwan Kamil Jawab isu Diincar PAN untuk Jadi Capres di Pilpres 2024, Kang Emil Singgung Kinerja

Untuk itu, Pemprov Jabar telah mengalokasikan untuk BLT ini dari anggaran Biaya Tak Terduga dan Dana Transfer Umum sebesar dua persen.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang biasa disapa Kang Emil mengatakan, BLT akan dicairkan ketika ada pengumuman resmi kondisi kedaruratan.

Indonesia diprediksi akan terdampak resesi 2023 tetapi tidak terlalu signifikan lantaran pertumbungan ekonomi Indonesia masih terjaga. 

Menurut Kang Emil, mayoritas ekonom dunia menyebut bahwa Indonesia tidak akan mengalami resesi terlalu besar.

Negara di zona Asia, relatif lebih kecil terkena resesi dibandingkan negara di luar zona Asia.

Selain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif, kesenjangan dengan inflasi juga tidak terlalu jauh, artinya kenaikan harga masih terkendali. 

Begitupun di Jawa Barat, di mana pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun ini hampir menyentuh 6 persen. 

Ridwan Kamil menilai, meningkatnya inflasi lebih dikarenakan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Fokus Menggarap Jawa Barat, Kang Emil Yakin Terpilih Lagi sebagai Jabar 1

Sedangkan harga-harga sembako masih terkendali.

Tujuh Arah Ekonomi Jabar di 2023

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memaparkan tujuh arah ekonomi baru Jabar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Inonesia 2023, di tengah bayangan ancaman resesi.

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunJabar.id di artikel berjudul Tujuh Arah Ekonomi Baru Jabar Hadapi Resesi 2023 Versi Gubernur Ridwan Kamil, sejumlah ekonom menyatakan optimisme bahwa Indonesia dapat melewati jurang resesi dengan baik.

Dalam seminar bertajuk INDEF: Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Unpad, Ridwan Kamil menyebut satu di antara sektor potensial di Jabar adalah ekspor dan neraca perdagangan Jabar positif dari bulan ke bulan.

Hal itu terlihat dari nilai ekspor Jabar yang mencapai USD 3,35 miliar di September 2022 atau naik 11,98 persen.

"Kami (Pemprov Jabar) siapkan tujuh arah ekonomi baru, yakni Jabar harus pusat investasi terbaik se-ASEAN. Kami diminta proaktif mendorong negara mitra agar mau berinvestasi di Indonesia, khususnya Jabar.

Kedua, membangun ketahanan pangan, ketiga peningkatan kualitas layanan kesehatan berupa penguatan posyandu sebagai layanan kesehatan primer tak hanya untuk bayi, tapi dewasa," kata Ridwan Kamil, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Ridwan Kamil Bantah Ibu Kota Jabar Pindah, Kang Emil Jelaskan Wacana Penyatuan Pusat Pemerintahan

Arah keempat, lanjutnya, peningkatan aspek manufaktur berbasis revolusi industri 4.0.

Sementara tiga arah terakhir ialah ekonomi digital, ekonomi hijau, dan penguatan pariwisata lokal.

"Kami saat ini berfokus pada penanganan berbagai masalah yang terjadi di Jabar.

Maka kami mendorong akademisi berperan aktif untuk berkontribusi memberikan solusi dalam menyelesaikan berbagai masalah di Jabar hadapi resesi 2023," ujarnya. 

Dalam seminar ini hadir pula pakar ekonomi Indonesia, Faisal Basri.

Menurutnya, permasalahan di bidang industri yang merupakan ujung tombak pembangunan seperti tulang punggung. Ketika tulang punggungnya bengkok, maka jalannya pun tak akan bisa cepat.

"Nah, industri 10 tahun lebih ini pertumbuhannya melandai alias menurun. Dan, hampir selalu bertumbuhnya di bawah PDB (produl domestik bruto). Jadi, akibatnya sumbangan industri dalam PDB menurun terus secara cepat," ujarnya.

Padahal, lanjut Faisal, industri ini menjadi penyumbang pajak terbesar sehingga pengaruhnya ketika industri sakit maka pajaknya pun menjadi sakit, sampa akhirnya angka pengangguran terkena.

"Kami teliti bebagai hal yang mencerminkan Jabar itu karena industri banyaknya di Jabar, tapi tak berarti apa yang saya sampaikan itu sam persis di Jabar.

Sebab, industri ini sebenarnya tergantung pada beberapa hal, namun paling kuat ialah industri mamin (makan minum) dan kimia.

Dua hal ini total non-migas, padahal ada 15 jenis industri dan struktur industri tak semakin matang juga tak tersebar," ucapnya.

Baca juga: Apa Itu Rebana yang Dipromosikan Ridwan Kamil di B20 Investment Forum? Bandara Kertajati Disinggung

(*)

Berita Regional Terkini Lainnya

Berita Ridwan Kamil Lainnya

Berita Jawa Barat Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved