Berita Nasional Terkini
Kisah Pilu! Pelajar 16 Tahun yang Tewas Dibacok di Area SPBU Medan Ternyata Anak Semata Wayang
Reni ibu korban nampak lemas dan tak kuasa melihat jenazah anak semata wayangnya diangkat ke mobil ambulance menuju liang lahat.
TRIBUNKALTIM.CO - Kisah pilu! pelajar 16 tahun yang tewas dibacok di area SPBU Medan ternyata anak semata wayang, begini sosoknya.
Lantunan ayat suci Al-Quran dan doa terus berkumandang di rumah duka Eko Farid Azam (16), siswa SMK Negeri 9 Medan, yang tewas dibacok pelajar dari sekolah lain di sebuah rumah di Jalan Pasar V, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (26/11/2022) siang sekira pukul 12:00 WIB.
Sebelumnya, aksi tawuran sadis antar pelajar terjadi dalam sebuah SPBU di Jalan Kapten Sumarsono Kecamatan Sunggal, Jumat (25/11/2022) sore.
Eko tewas dibacok, dipukuli diduga pelajar dari sekolah lain di SPBU Jalan Kapten Sumarsono Medan, Jumat 25 November kemarin sore.
Baca juga: Peduli Kesehatan Generasi Muda, KPI Unit Balikpapan Edukasi Pelajar
Pelajar yang dikenal baik itu tewas di dalam minimarket SPBU saat berusaha menyelamatkan diri dari keberingasan para pelaku yang terus mengejarnya menggunakan senjata tajam, kayu dan pentungan basbol.
Diduga remaja berusia 16 tahun ini tergeletak kehabisan darah akibat bacokan di paha sebelah kirinya.
Ia pun disebut mengalami luka di paha sebelah kiri, punggung dan kepalanya diduga terkena pukulan basbol.
Saat pemakaman, langkah demi selangkah jenazah korban tewas tawuran diangkat menggunakan keranda mayat dibalut kain berwarna hijau.
Setiap langkah pemandu mayat diiringi isak tangis ibu korban, Reni.
Dikutip dari TribunMedan.com, Reni ibu korban nampak lemas dan tak kuasa melihat jenazah anak semata wayangnya diangkat ke mobil ambulance menuju liang lahat.
Wanita yang mengenakan mukena berwarna putih ini merupakan tunawicara.
Melihat raut wajahnya, tampak Bunda Reni ingin menjerit sejadi-jadinya melihat jenazah almarhum Eko Farid.
Namun teriakan itu rasanya tak mampu ia lampiaskan.
Ia hanya bisa memeluk tetangganya yang berusaha menenangkannya.
Baca juga: Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Kutim, Batik jadi Muatan Lokal SDN 001 Sangatta Utara