Gempa Bumi
Apa Itu Gempa? Mengenal Jenis-jenis Gempa, dari Vulkanik, Tektonik hingga yang Berpotensi Tsunami
Apa itu gempa bumi? Mengenak penyebab dan jenis-jenis gempa, dari tektonik hingga vulkanik. Apa bedanya?
TRIBUNKALTIM.CO - Gempa bumi kembali mengguncang Indonesia hari ini, Sabtu (3/12/2022) kali ini gempa Garut.
Sebenarnya apa itu gempa bumi? Manakah gempa yang berpotensi menyebabkan tsunami?
Sejumlah wilayah di Indonesia rawan terjadi gempa bumi, kenali berbagai jenis gempa dan perbedaanya, ada gempa tektonik, gempa vulkanik hingga gempa reruntuhan.
Selain itu, gempa bumi juga dibedakan berdasarkan kedalaman dan lokasi gempanya,
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan gempa magnitudo 6,4 yang mengguncang Kabupaten Garut pada Sabtu (3/12/2022) akibat adanya aktivitas pada lempeng Indo-Australia.
Mekanisme gempa yang mengguncang Garut lantaran adanya pergerakan geser terhadap lempeng Indo-Australia.
Daryono mengakan, “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).”
Daryono juga menambahkan gempa yang memiliki kedalaman 109 kilometer ini dirasakan hingga Trenggalek, Jawa Timur.
Untuk selengkapnya berikut daftar wilayah yang merasakan guncangan gempa Garut:
Baca juga: Dampak Gempa Garut Magnitudo 6,4, Penjelasan Lengkap BMKG, Lokasi dan Kedalaman Episenternya
IV MMI: Garut
III MMI: Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya
II-III MMI: Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo
II MMI: Cikembang, Cugenang, Pelabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Kota Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek
Daryono mengungkapkan hingga pukul 17.20 WIB, gempabumi susulan belum terjadi pasca terjadinya gempa di Garut.
“Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock),” ujarnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul BMKG: Gempa M 6,4 Garut akibat Aktivitas Lempeng Indo-Australia.
Berdasarkan jenis gempanya, gempa Garut termasuk gempa tektonik.
Lalu apa sebenarnya gempa bumi?
Untuk diketahui, gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Baca juga: Wilayah yang Merasakan Gempa Magnitudo 6.4 di Garut Jawa Barat Hari Ini, Beberapa Alami Kerusakan
Dilansir dari bpbd.bandaacehkota.go.id, frekuensi gempa bumi yang terjadi di suatu wilayah akan mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu.
Magnitudo adalah ukuran skala kekuatan gempa bumi yang terjadi di seluruh dunia biasanya dinyatakan dalam angka.
Berikut ini adalah jenis-jenis gempa bumi seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com
Jenis-jenis Gempa Bumi
Gempa Bumi Berdasarkan Penyebab
Gempa bumi berdasarkan penyebab dibedakan menjadi tiga jenis.
1. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Contoh gempa bumi vulkanik adalah gempa Gunung Bromo di Jawa Timur, gempa Gunung Krakatau di Lampung, dan gempa Gunung Una-una atau Colo di Sulawesi Tengah.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi dikarenakan pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zona penunjaman.
Kekuatan gempa tektonik cukup dasyat dan bisa berpotensi tsunami.
Simak penjelasan lengkapnya di bagian tsunami di bagian akhir artikel ini.
Contoh gempa Aceh, Pangandaran, dan Bengkulu.
Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Sering Terjadi Gempa Bumi Akhir-akhir Ini, Begini Kata Ahli Soal Penyebab
3. Gempa Reruntuhan atau Terban
Gempa reruntuhan atau terban adalah gempa bumi disebabkan oleh tanah longsor, gua yang runtuh, dan sejenisnya.
Jenis gempa semacam ini dampaknya kecil dan pada wilayah yang sempit.
Gempa Bumi Berdasarkan Kedalamanannya
Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya atau pusat gempa berada lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan bumi (kerak bumi).
Jenis gempa bumi dalam ini umumnya tidak berbahaya
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya terdapat di antara 60 kilometer sampai 300 kilometer yang terletak di bawah permukaan bumi.
Kerusakan yang timbul akibat gempa bumi menengah adalah kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
Baca juga: Magnitudo Gempa Barusan 6,4! Cek Info Gempa Garut Hari Ini BMKG dan Pusat Gempa 10 Menit yang Lalu
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya terdapat kurang lebih 60 kilometer dari permukaan bumi.
Kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi dangkal adalah kerusakan besar.
Gempa Bumi Berdasarkan Gelombang
Gempa bumi berdasarkan gelombang dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
- Gempa bumi yang berdasarkan gelombang primer adalah gempa yang bersifat merambat.
Dimana, gempa ini berasal dari pusat gempa dengan kecepatan hingga 14 Km per detik.
Gempa primer ini menjadi gempa permulaan atau gempa susulan.
- Gempa bumi dengan gelombang sekunder adalah gempa yang memiliki kecepatan lebih lambat.
Biasanya, gempa ini berupa susulan dari gempa primer.
Baca juga: Status Gunung Anak Krakatau Siaga, BMKG Minta Warga Waspada Tsunami Terutama di Malam Hari
Gempa Bumi Berdasarkan Lokasinya
- Gempa bumi di darat terjadi karena adanya patahan atau lipatan di darat.
Gempa ini tidak menyebabkan tsunami namun dapat menghancurkan gedung bahkan membuat kebakaran pada kota.
- Gempa bumi di laut akibat adanya patahan atau lipatan di dasar laut.
Jenis gempa bumi ini memiliki potensi menciptakan tsunami.
Dampak Gempa Bumi
Gempa bumi akan berdampak pada rusaknya sejumlah bangunan fisik dan permasalah sosial.
Dampak fisik gempa bumi berupa bangunan hancur atau roboh, tanah longsor, jatuhnya korban jiwa, jalan putus dan permukaan tanah retak, banjir akibat rusaknya tanggul, maupun tsunami jika gempa terjadi di dasar laut.
Dampak sosial gempa bumi berupa kemiskinan, kelaparan, menimbulkan penyait, pada skala besar dapat melumpuhkan sistem ekonomi dan sebagainya.
Apa itu Tsunami?
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, dan jatuhnya meteor.
Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
Hampir 90 persen peristiwa tsunami di dunia disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut.
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut akan menimbulkan banyak getaran yang akan mendorong timbulnya gelombang tsunami.
Gempa bumi yang terjadi di bawah laut ini berjenis gempa tektonik, yaitu, gempa bumi yang disebabkan pergeseran lempengan tektonik.
Gempa bumi disebabkan karena adanya pergerakan dua lepeng tektonik.
Dua lempeng tektonik bergerak saling menjauh, saling mendekat, dan saling bergeser.
Terkadang, gerakan ini macet dan saling mengunci. Sehingga, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai batuan pada lempeng tektonik tidak kuat menahan gerakan tersebut.
Akhirnya terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal dengan gempa bumi.
Pusat Gempa yang Sebabkan Tsunami
Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena wilayahnya dilewati tiga jalur lempeng tektonik, yaitu lempeng tektonik Indo-Australia, lempeng tektonik Eurasia dan lempeng tektonik Pasifik.
Jalur pertemuannya berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi di kedalaman dangkal berpotensi tsunami.
Indonesia merupakan daerah rawan tsunami. Namun yang perlu dicermati, tidak semua gempa bumi di bawah laut menimbulkan tsunami.
Gempa bawah laut dapat menyebabkan tsunami hanya jika pusat gempa kurang dari 30 km di bawah permukaan laut.
Gempa minimal berkekuatan 6,5 skala richter dengan pola gempa sesar naik atau turun.
Jika ciri-ciri ini muncul, maka perlu siaga dengan datangnya tsunami.
Penyebab Lain Tsunami
a. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi baik di atas atau di bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami.
Erupsi dari Gunung Anak Krakatau diduga menjadi penyebab tsunami yang mengakibatkan gelombang air laut naik.
Namun, gunung berapi yang dapat menyebabkan tsunami terjadi jika kekuatan getarannya cukup besar atau setara dengan gempa tektonik di bawah laut.
b. Longsor Bawah Laut
Di bawah laut, terdapat struktur yang mirip dengan daratan, seperti bukit, lembah, dan cekungan yang bisa longsor sewaktu-waktu.
Tsunami yang disebabkan oleh longsor di bawah laut dinamakan Tsunamic Submarine Landslide.
Longsor di bawah laut ini biasanya disebabkan oleh gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawah laut.
Getaran kuat yang ditimbulkan oleh longsor dapat menyebabkan tsunami.
Selain itu, tabrakan lempeng di bawah laut ini juga bisa menyebabkan tsunami.
c. Hantaman Meteor
Penyebab yang jarang terjadi atau belum ada dokumentasinya adalah adanya tsunami disebabkan hantaman meteor, namun hal ini bisa terjadi.
Sebuah simulasi dari komputer canggih menampilkan apabila ada meteor besar dengan diameter lebih dari 1 km maka akan menimbulkan bencana alam yang dasyat.
Efeknya sama seperti saat bola atau benda berat menghantam air yang berada di sebuah kolam atau bak air.
Akibat Gempa Bumi
- Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
- Likuifaksi (liquifaction)
- Longsor tanah
- Tsunami
- Bahaya sekunder (arus pendek, gas bocor yang menyebabkan kebakaran)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempa Bumi
- Kekuatan gempa bumi
- Kedalaman gempa bumi
- Jarak hiposentrum gempa bumi
- Lama getaran gempa bumi
- Kondisi tanah setempat
- Kondisi bangunan
(Sumber: inatew2.bmkg.go.id, magma.esdm.go.id, geodesigeodinamik.ft.ugm.ac.id, dan bpbd.jogjaprov.go.id)
Baca juga: Gempa M 6,4 Guncang Garut, Jawa Barat, Getarannya Terasa hingga Tangerang dan Jakarta
(*)