Mata Lokal Memilih

Siapa Presiden ke-8 Pengganti Jokowi? Shohibul Anshor: 3 Capres Terkunci Singgung Jawa dan Non-jawa

Siapa Presiden ke-8 Indonesia pengganti Jokowi? Shohibul Anshor sebut 3 Capres sudah terkunci singgung Jawa dan Non-jawa.

Editor: Ikbal Nurkarim
TRIBUN MEDAN/HUSNA FADILLA TARIGAN
Talkshow Series bertajuk Memilih Damai yang berlangsung di Medan, membahas tentang Perdebatan Jawa vs Non-Jawa, di Pemilihan presiden ke-8, Rabu (30/11/2022). Siapa Presiden ke-8 Indonesia pengganti Jokowi? Shohibul Anshor sebut 3 Capres sudah terkunci singgung Jawa dan Non-jawa. 

TRIBUNKALTIM.CO - Siapa Presiden ke-8 Indonesia pengganti Jokowi? Shohibul Anshor sebut 3 Capres sudah terkunci singgung Jawa dan Non-jawa.

Jelang Pilpres 2024 sejumlah nama Capres mulai ramai jadi perbincangan publik.

Tak hanya itu perdebatan Capres dari Jawa dan Non-Jawa juga jadi sorotan pulik soal sosok presiden berikutnya pengganti Jokowi.

Tahun politik tahun 2024 menjadi momentum hajatan demokrasi di Indonesia untuk menentukan Presiden ke-8 Indonesia.

Baca juga: Basis Pendukung AHY Terbanyak Pilih Anies Baswedan Jadi Capres, Prabowo Subianto di Posisi Kedua

Jelang Pemilu 2024, perdebatan terkait Jawa vs Non-Jawa menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan.

Tentunya hal ini bukan persoalan SARA, tapi Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa menjadikan hal ini penting untuk dibahas, sebagai bentuk literasi politik kepada generasi muda khususnya.

Terkait hal tersebut, Pengamat Sosial Politik dan Direktur nBasis Shohibul Anshor Siregar, mengatakan, hal tersebut tidak bisa dihindari.

Negara Indonesia masih kuat soal satu golongan adalah fakta.

"Berbicara Jawa vs Non Jawa, Presiden kita disebut dari awal berjumlah 7 orang. Namun, ada yang kenal tidak dengan Syafruddin Prawiranegara dan Mr. Assat," katanya dalam Talkshow Series, Memilih Damai bertajuk Presiden Ke-8 Haruskah Kembali Perdebatan Jawa vs Non-Jawa, di Medan, Rabu (30/11/2022) dikutip dari TribunMedan.com.

"Saya tidak bisa membayangkan Indonesia tanpa kedua nama ini, tapi dari kampung hingga ke manapun, yang dikenal hanya 7 presiden ini, dua lagi yang saya sebutkan ini ke mana," tuturnya.

Baca juga: Popularitas Ganjar, Prabowo, dan Anies sebagai Capres Sama Kuat, Ceruk Suara Luar Jawa Jadi Penting

Soal prediksi calon presiden non Jawa, Shohibul Anshor mengaku pesimis karena budaya di bawah permukaan dan tidak terbaca.

"Nah, jadi kalau prediksinya 2029 akan ada presiden non Jawa saya sedikit pesimis, masih jauh sepertinya. Budaya ini ada yang sifatnya di bawah permukaan dan tidak terbaca, masih sangat sulit mencapai keinginan perubahan atas stigma tersebut," lanjut Shohibul Ansor, 

Di Indonesia masih sangat kental dengan tudingan politik identitas, Francis Fukuyama dalam teorinya tidak bisa dibantah mengenai itu.

"Saya tidak tau apakah ada negeri di dunia ini, yang dengan legawa melepaskan identitasnya untuk segala macam. Di Amerika selain yang dikemukakan pak Panji sebelumnya, hari ini masih bisa kita deteksi,"

"Ada pergerakan yang luar biasa, tidak ada satu orang pun calon presiden Amerika Serikat yang mampu berdiri sebagai calon dengan tuduhan, bahwa dia kurang beragama. Dan kampanye mereka umumnya diracik dari mimbar-mimbar gereja, jadi Indonesia perlu meng-clear-kan persoalan tuduhan identitas itu, kemana arahnya," jelasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved