Video Viral
Gempa Beruntun di Jawa Barat, Cianjur, Garut dan Sukabumi, Ada Potensi Megathrust?
Gempa beruntun di Jawa Barat, Cianjur, Garut dan Sukabumi, ada potensi megathrust?
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir
TRIBUNKALTIM.CO - Gempa berurutan terjadi di Indonesia selama November hingga awal Desember 2022. Benarkah ada hubungannya dengan ancaman gempa Megathrust?
Dilansir dari Bangka Pos, ternyata selama November-Desember 2022, puluhan gempa dengan kekuatan di atas 5 Skala Richter terjadi di Indonesia.
Terbaru, gempa mengguncang Sukabumi pada Kamis (8/12/2022), dan getarannya terasa hingga Bogor dan Jakarta.
Sebelumnya ada gempa yang berpusat di Garut Jawa Barat. Kekuatan gempa 6,4 SR, dan terasa hingga Jabodetabek.
Dua hari sebelumnya gempa juga terjadi di Enggano Provinsi Bengkulu dengan kekuatan 5,3 SR.
Melansir laman resmi BMKG, selama November hingga Desember, ada 30 gempa dengan kekuatan di atas 5 SR di Indonesia.
Gempa tersebut menyebabkan banyak korban jiwa.
Di Cianjur, 21 November lalu, jumlah korban yang meninggal dunia sebanyak 334 orang.
Gempa di Cianjur menyebabkan rumah warga rusak dan longsor.
Apakah rentetan gempa yang terjadi di Indonesia ada kaitannya dengan ancaman gempa Megathrust?
Melansir laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), wilayah Jawa Barat di bagian Selatan dan Barat Daya Sumatra menyimpan potensi Gempa Bumi Megathrust.
Belum diketahui pasti kapan Gempa Bumi Megathrust akan terjadi, namun kita harus waspada terhadap ancaman tsunami dan upaya mitigasinya perlu lebih serius dan segera dilakukan.
Hal ini diungkap oleh Pakar Tsunami BRIN, Widjo Kongko menanggapai hasil penelitian terbaru yang telah dipublikasikan dalam Jurnal penelitian Pepen Supendi dan tim dari BMKG yang berjudul "Natural Hazards" tentang potensi tsunami dari gempa-megathrust' title=' gempa megathrust'> gempa megathrust di selatan Pulau Jawa.
Hasil penelitian ini yang telah terbit bulan Oktober lalu, menyebutkan bahwa Gempa Bumi Megathrust dengan magnitude 8.9 dapat berpotensi tsunami dengan ketinggian gelombang mencapai 34 meter.
Potensi tsunami ini patut diwaspadai khususnya bagian Selatan Jawa dan Barat Daya Sumatra, dan perkiraan tsunami akan menjalar melalui Selat Sunda memasuki Pantai Utara Jawa dan Tenggara Timur Sumatra.
Widjo juga menyebut bahwa dampak yang ditimbulkan akan lebih besar dibandingkan dengan kejadian Tsunami di Aceh.
“Oleh karena itu, perlu adanya upaya mitigasi dan peningkatan kewaspadaan dan khususnya sistem peringatan dini dan jalur serta tempat evakuasinya,” jelas Widjo saat melakukan wawancara secara langsung di Metro TV, pada Minggu (06/11).
Adapun definisi Gempa Megathrust menurut EOS Science News By American Geophysical Union adalah pecahnya batas lempeng yang terjadi di bidang kontak dua lempeng tektonik yang bertemu di zona subduksi.
Akibat adanya gerakan relatif antar lempeng tidak terbendung dan tekanan terkumpul di area dua lempeng, sehingga pelepasanya melalui gempa dahsyat yang disebut Megathrust.
Pada akhir wawancara disampaikan pula bahwa hasil penelitian ini harus ditanggapi serius karena dampaknya berpotensi katastropik dan luar biasa.
Daerah tepi pantai di seluruh kepulauan khususnya daerah Jawa dan Sumatera serta negara–negara sekitar Samudera Hindia perlu waspada dan meningkatkan upaya mitigasinya.
Mitigasi bencana yang sudah ada harus segera dikaji ulang dan dievaluasi apakah sudah cukup untuk mengatasi potensi Gempa Bumi Megathrust dan tsunaminya dari kajian terbaru tersebut.
“Reviu kembali dokumen rencana kontijensi dan rencana operasisi, peta-peta jalur evakuasi, sistem peringatan dini untuk mitigasi tsunami terutama di wilayah pesisir Jawa Sumatra. Serius dan segera”tutup Widjo. (*)