Liga Italia

Lazio Kenang Marcelo Salas di 24 Desember, Terjawab Alasan Kenapa Dijuluki El Matador Sejati

Lazio kembali mengenang mantan pemainnya yang dijuluki El Matador, Marcelo Salas tepat pada 24 Desember 2022.

Editor: Syaiful Syafar
Twitter @footballmemorys
Marcelo Salas, sosok yang dijuluki El Matador ketika masih aktif bermain untuk Lazio di Liga Italia Serie A. 

TRIBUNKALTIM.CO - Lazio kembali mengenang mantan pemainnya yang dijuluki El Matador, Marcelo Salas tepat pada 24 Desember 2022.

Ya, tanggal 24 Desember adalah hari ulang tahun Marcelo Salas.

Mantan pemain Timnas Chili yang kini berusia 48 tahun mendapat ucapan selamat dari mantan klubnya, Lazio.

Seperti yang terlihat dalam sebuah postingan di Instagram Lazio hari ini, memperlihatkan momen Marcelo Salas yang merayakan golnya ketika berkostum Lazio.

Selebrasi spesial ala Marcelo Salas dengan kepala tertunduk sembari satu tangannya dengan jari telunjuk menghadap ke atas.

Baca juga: 1 Minggu Kematian Legenda Liga Italia Sinisa Mihajlovic, Fans Lazio Sulit Lupakan Gol Indah Ini

"Selamat ulang tahun, El Matador!" tulis akun resmi Lazio.

Sebagaimana diketahui, Marcelo Salas adalah bagian inti dari skuad Lazio ketika menjuarai Scudetto musim 1999/2000.

Salas menghabiskan tiga tahun bersama Lazio, dari 1998 hingga 2001.

Saat itu, ia membuat 117 penampilan di semua kompetisi, dengan total 8.788 menit, mencetak 49 gol, dan memberikan empat assist.

Dia juga termasuk pemain yang banyak memberikan gelar untuk Lazio.

Baca juga: Rekam Jejak Lionel Scaloni di Liga Italia Serie A, Bikin Gol Langka untuk Lazio

Selain Scudetto 1999/2000, Salas ikut mengangkat trofi Coppa Italia 1999/2000, Piala Super Italia 1998 dan 2000, Piala Winners 1998/1999, serta Piala Super Eropa 1999 dengan mengalahkan Manchester United lewat gol tunggalnya.

Alasan Dijuluki El Matador

Sebutan El Matador sangat lekat dengan Marcelo Salas, baik ketika dirinya masih aktif bermain maupun setelah pensiun.

Mengutip Kompas.com, kalimat berbahasa Italia: "Marcelo Salas, l'unico vero Matador!" yang berarti "Marcelo Salas, satu-satunya Matador sejati" bermakna penghormatan atas ketajaman sosok yang dimaksud.

Salas termasuk figur yang dihormati di Italia, khususnya oleh pendukung Lazio.

Baca juga: Profil Hidemasa Morita, Pemain Timnas Jepang di Piala Dunia 2022 yang Dibidik Lazio ke Liga Italia

Hal itu wajar mengingat puncak kejayaan karier Salas terjadi saat membela klub asal ibu kota Italia tersebut.

Selebrasi Marcelo Salas dan Sinisa Mihajlovic ketika masih aktif bermain untuk Lazio.
Selebrasi Marcelo Salas dan Sinisa Mihajlovic ketika masih aktif bermain untuk Lazio. (Twitter @90sfootball)

Pria kelahiran 24 Desember 1974 itu mencicipi 9 gelar di Italia dengan 6 buah di antaranya dilakoni bersama Lazio.

Sisa 3 gelar di Negeri Piza muncul bersama Juventus, yakni juara Serie A 2001-2002 dan 2002-2003, plus Piala Super Italia 2002.

Julukan Sang Matador sejati melekat dalam diri Salas karena selebrasi khasnya usai mencetak gol.

Dia kerap berlutut sambil memberikan salut kepada pendukung, persis aksi ala seorang matador alias petarung banteng.

Selebrasi khusus itu sering muncul seturut banyaknya gol yang lahir dari kaki atau kepala Salas.

Baca juga: Piala Dunia 2022 Belum Usai, Lazio Sudah Dihebohkan Transfer Serie A, Timnas Iran dan Serbia Disorot

Meski posturnya terbilang kecil buat standar bomber di Eropa (1,73 meter), pemilik nama lengkap Jose Marcelo Salas Melinao tetap berbahaya dalam duel udara.

Kaki kirinya mematikan, ditunjang oleh agresivitas tinggi dalam merebut, mempertahankan bola, dan mengeksekusi peluang.

Bersinar di Piala Dunia 1998

Setelah cemerlang di Amerika Selatan bersama klub Chili, Universidad de Chile, dan raksasa Argentina, River Plate, Salas benar-benar mencuri perhatian dunia dalam perjalanan menuju Piala Dunia 1998.

Pada laga uji coba di Stadion Wembley, Inggris, 11 Februari 1998, Salas membungkam tuan rumah dengan dua gol yang membawa Chili menang 2-0.

Aksinya mengacaukan pertahanan Inggris membuka mata dunia bahwa satu lagi bintang Amerika Selatan telah lahir.

"Salas pemain yang sangat berkelas. Dia punya semua atribut untuk sukses di klub besar. Salas mungkin salah satu striker terbaik yang pernah saya hadapi bersama timnas," ucap bek kekar Inggris, Tony Adams, usai laga tersebut.

Baca juga: Lazio Siap Melepas Kiper Rp 162 Miliar, Luis Maximiano hanya 6 Menit Main di Serie A

Ucapan Adams bak tajuk promosi bagi karier Marcelo Salas.

Kinerjanya semakin memikat berkat 4 gol dalam 4 laga Piala Dunia 1998 di Prancis.

Selebrasi Marcelo Salas bersama Ivan Zamorano ketika membela Timnas Chili di Piala Dunia 1998.
Selebrasi Marcelo Salas bersama Ivan Zamorano ketika membela Timnas Chili di Piala Dunia 1998. (These Football Times)

Publik mengenal kombinasi maut Salas dengan rekan di lini depan, Ivan Zamorano, sebagai duet Za-Sa yang mengerikan pada masa jayanya.

Modal ketajaman itu pun mengantarnya terbang dari River Plate ke Lazio pada 1998, kemudian Juventus.

Pensiun Dini

Tanah Italia menjadi arena pertempuran yang nyaman bagi El Matador, tetapi di sana pula Salas mengalami cedera yang kelak memaksanya pensiun lebih dini.

Salas mengalami kerusakan pada anterior cruciate ligament (ACL) saat membela Juventus.

Cedera semacam itu membutuhkan masa istirahat panjang dan Salas tak mampu lagi kembali ke bentuk terbaik usai pulih.

Pria yang memiliki ketakutan terhadap ketinggian itu cuma tampil 18 kali dan bikin 2 gol dalam dua musim di Juventus (2001-2003).

Baca juga: Siapa Luka Romero? Umur 17 Tahun Cetak Gol untuk Lazio di Liga Italia, Diakui Lionel Messi

Setelah mengalami degradasi performa, Salas meninggalkan Italia untuk membela dua klub lamanya, River Plate (2003-2005) dan Universidad (2004-2008).

Karena tak kunjung mencapai level puncak lagi, Sang Matador akhirnya pensiun dari arena dalam usia 33 tahun pada November 2008.

"Saya tak akan pernah melupakan malam ketika pendukung berteriak 'matador, matador' kepada saya," ujar Salas dalam salam perpisahannya.

Usai gantung sepatu, Salas beralih fungsi menjadi Ketua Klub Union Temuco di Divisi II Liga Chili.

Sang Matador meninggalkan warisan rekor yang belum terpecahkan, yakni top skor sepanjang masa timnas Chili dengan 37 gol dalam 70 partai.

Satu peninggalan lain berupa kenangan yang abadi buat fans.

Dalam beberapa kesempatan, masih terdengar pendukung Chili mengalunkan teriakan "di mana kamu, oh matador" sebagai bentuk salut kepada sang mantan bomber tajam.

Baca juga: Apa itu Sikap Antisemit? Ulah Fans Lazio saat Derby Lawan AS Roma di Liga Italia Picu Kontroversi

Biodata Marcelo Salas

  • Nama di negara asal: Jose Marcelo Salas Melinao
  • Tanggal lahir: 24 Des 1974 
  • Tempat kelahiran: Temuco, Chili
  • Usia: 48 tahun
  • Tinggi: 1,73 m
  • Kewarganegaraan: Chili
  • Posisi: Penyerang - Depan-Tengah
  • Kaki: Kiri
  • Riwayat Klub: Universidad de Chile (01/1993 - 06/1996), River Plate (07/1996 - 06/1998), Lazio (07/1998 - 08/2001), Juventus (08/2001 - 06/2003), River Plate (07/2003 - 07/2005), Universidad de Chile (07/2005 -  12/2008).
  • Pensiun: 1 Januari 2009.

(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)

UPDATE BERITA LAZIO

UPDATE BERITA LIGA ITALIA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved