Berita Balikpapan Terkini
Kisah Brigpol Iqbal Tangani Temuan Mayat, Alami Pengalaman Mistis dan Aroma Busuk Menempel di Badan
Cerita seorang anggota Unit Inafis Satreskrim Polresta Balikpapan, Brigpol Muhammad Iqbal dalam menangani berbagai temuan jasad.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Cerita seorang anggota Unit Inafis Satreskrim Polresta Balikpapan, Brigpol Muhammad Iqbal dalam menangani berbagai temuan jasad.
Baik jasad yang masih segar, sudah membusuk maupun hanya menyisakan tulang belulang. Penanganannya membuatnya itu mulai terbiasa.
Pada TribunKaltim.co, Iqbal bercerita, ia memulai karirnya sebagai kepolisian pada tahun 2013. Lanjut berdinas di Unit Inafis Polresta Balikpapan Polda Kaltim selang tiga tahun kemudian.
Praktis, hitungan tahun berjibaku dengan mayat atas nama tugas membuatnya mengantongi beragam pengalaman. Pengalaman tak nikmat makan hingga klenik atau mistis.
Baca juga: 1 Tahanan Polresta Balikpapan yang Kabur Serahkan Diri ke Polsek Muara Badak
Ia mengenang, kasus pertama yang ditangani ialah temuan empat mayat membusuk pada medio bulan puasa. Keempatnya, kata Iqbal, merupakan sekeluarga yang tengah menaiki kapal namun mengalami laka laut.
Melihat jasad manusia busuk, seingat Iqbal, terhirup aroma yang menusuk hidung. Tak sekali, ia ingin muntah bahkan sampai tak nafsu makan.
"Pertama kali syok ya. Awal-awal itu muntah pernah, sulit makan juga pernah karena terbayang baunya. Cuma kita adaptasi dengan dibimbing senior," ujar Iqbal.
Dia selalu mengingat apa yang diucapkan senior di Unit Inafis. Berbagai saran diterima hingga ia mulai tak aneh dengan beragam rupa jasad manusia, meski sudah tak utuh.
Baca juga: Buaya Banyak Telan Korban, Bupati Kutim Minta OPD Kaji Keamanan Tempat Wisata
Apalagi aroma mayat, menurut Iqbal, pasti melekat di baju atau badan meski sudah beranjak dari TKP. Dia mengaku, hal biasa.
"Intinya jangan ditolak. Kalau tercium baunya, yasudah, hirup terus biarin. Kalau ditolak malah muntah. Dan kalau sudah pulang olah TKP, sampai rumah jangan dicari-cari (sumber baunya)," ucapnya meniru saran dari seniornya.
Iqbal melanjutkan, cara tersebut itu dia terapkan. Dia mengakui, butuh 10 kasus temuan mayat hingga akhirnya dia mulai terbiasa dalam menangani laporan.
Ditanya kasus yang paling tragis, ia memilih satu kasus pembantaian keluarga yang terjadi pada medio tahun 2018. Tepatnya di kawasan Jalan Soekarno Hatta KM 1, Muara Rapak, Balikpapan Utara, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca juga: Serap Aspirasi Ojek Online, Polresta Balikpapan Kembali Gelar Jumat Curhat
Korbannya seorang juragan angkutan kota. Dimana korbannya dibunuh secara sadis. Ia mengingat, banyak luka sayatan di sekujur tubuh.
Kemudian anaknya, turut tewas dengan kondisi mengenaskan. Disembunyikan di dalam lemari dengan kondisi mulut terikat sarung.
"Dan saat kita temukan itu kondisinya sudah busuk juga. Itu paling saya ingat. Karena ini nggak ada barang atau yang hilang, jadi hampir mustahil kalau pencurian," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.