Tahun Baru Imlek 2023

Kapan Cap Go Meh 2023? Tradisi Akhir Tahun Baru Imlek, Arti dan Sejarah hingga Makna Lampion Merah

Kapan Cap Go Meh 2023? Tradisi akhir Tahun baru Imlek, arti dan sejarah hingga makna lampion merah yang identik dengan Cap Go Meh.

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Kawasan Lampion Imlek di Pasar Gede Solo, Selasa (10/1/2023). Kapan Cap Go Meh 2023? Tradisi akhir Tahun baru Imlek, arti dan sejarah hingga makna lampion merah yang identik dengan Cap Go Meh. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah Tahun Baru Imlek, kapan Cap Go Meh 2023?

Perayaan Cap Go Meh 2023 merupakan akhir dari rangkaian Tahun Baru Imlek yang identik dengan sejumlah hal salah satunya adalah lampion merah.

Sesuai dengan tradisi, Cap Go Meh digelar pada hari ke-15 seusai perayaan Tahun Baru Imlek.

Untuk tahun ini, Cap Go Meh 2023 akan digelar pada 5 Februari 2023.

Arti dan Sejarah Cap Go Meh

Secara harfiah, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkian.

Kata cap artinya sepuluh, go berarti lima, dan meh maknanya malam.

Jadi, Cap Go Meh berarti malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunJakarta.com di artikel berjudul Sejarah Cap Go Meh, Tradisi Masyarakat Tionghoa di Akhir Tahun Baru Imlek, Kapan Diperingatinya?, Cap Go Meh dalam konteks internasional disebut juga dengan Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion).

Sedangkan di wilayah Tiongkok, perayaan tersebut dikenal sebagai festival Yuan Xiao Jie.

Baca juga: Terungkap Makna Lontong Cap Go Meh Sebenarnya dan Sejarah, Ternyata Ada Arti dan Tujuan Khusus

Chinese Lantern Festival atau Cap Go Meh 2023, diketahui akan dirayakan pada 5 Februari 2023.

Sejarah Tentang Cap Go Meh

Ada banyak versi tentang sejarah kapan Cap Go Meh mulai dirayakan.

Namun, terkait sejarahnya ada dua cerita yang cukup populer dan banyak berkembang di masyarakat.

Mengutip laman China Highlights, salah satunya yakni Cap Go Meh diyakini bermula sejak zaman Dinasti Han ketika biksu Buddha harus membawa lentera atau lampion untuk ritual ibadah.

Kaisar Hanmingdi yang merupakan seorang pendukung agama Buddha, mendengar bahwa beberapa biksu menyalakan lentera di kuil mereka untuk menunjukkan rasa hormat kepada Buddha pada hari kelima belas bulan lunar pertama.

Oleh karena itu, ia memerintahkan agar semua kuil, rumah tangga, dan istana kerajaan harus menyalakan lentera pada malam itu.

Kebiasaan Buddhis ini berangsur-angsur menjadi festival akbar di antara masyarakat Tiongkok.

Baca juga: Kapan Cap Go Meh 2023? Simak Tanggal dan Kaitannya dengan Tahun Baru Imlek

Legenda lainnya, mengatakan bahwa bangau favorit Kaisar Langit dibunuh oleh beberapa penduduk desa.

Hal ini, membuat ia marah dan memutuskan untuk menghancurkan desa dengan api pada hari kelima belas di tahun lunar.

Sang Putri Kaisar Langit yang merasa sangat sedih akan kematian bangau favoritnya memperingatkan penduduk desa tentang apa yang akan terjadi.

Hingga kemudian, terdapat sebuah saran agar penduduk desa menggantung lentera merah untuk memberi kesan kepada Kaisar Langit bahwa desa itu sudah terbakar.

Hal ini pun membuat Kaisar tertipu sehingga desa selamat.

Tradisi menggantung lentera merah pada hari kelima belas tahun lunar, kemudian terus berlanjut hingga saat ini.

Kenapa Imlek Identik dengan Lampion Merah

Dikuitp TribunKaltim.co dari kompas.com, Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga Tionghoa pada tahun baru.

Baca juga: Kuliner Legendaris dan Tentunya Halal di Singkawang untuk Cap Go Meh, Ada Bakso Sapi Bakmi Ayam 68

Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki, kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Harapan tersebut disimbolkan  dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.

“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.

Melansir dari China Highlights, lampion melambangkan bahwa warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.

Hingga saat ini, setiap tahun baru warga Tionghoa memasang kertas merah.

Biasanya, mereka menuliskan harapan penuh keberuntungan, kesuksesan, dan hal positif lainnya pada kertas tersebut.

Harapan-harapan positif itu menjadi sebuah motivasi warga Tionghoa dalam menjalani kehidupan di tahun yang baru.

Baca juga: Fakta-fakta Unik Cap Go Meh yang Dirayakan Setelah Imlek 2022, Asal Muasal hingga Makanan Khas

(*)

Update Tahun Baru Imlek 2023

Berita Cap Go Meh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved