Anime Suzume no Tojimari Hasilkan Pendapatan Rp1,5 Triliun, Lampaui Jujutsu Kaisen

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Anime Suzume no Tojimari karya Makoto Shinkai tak hanya memukau penikmat film dan anime. Namun, Suzume no Tojimari juga berhasil membuat catatan baru dalam hal pendapatan. Suzume no Tojimari sudah menjual lebih dari 10,48 juta tiket dan menghasilkan pendapatan sebesar 13,93 miliar yen atau setara Rp1,5 triliun.
Catatan ini telah membuat Suzume no Tojimari melampaui pendapatan Jujutsu Kaisen 0. Bukan hanya itu, Suzume no Tojimari juga menjadi film berpenghasilan kotor terbesar urutan ke-15 sepanjang masa di Jepang. Dengan kata lain, Suzume no Tojimari menjadi film terlaris urutan ke-15 sepanjang masa di Jepang.
Suzume no Tojimari Suzume no Tojimari sendiri sudah tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Maret 2023. Jaringan bioskop CGV dan Cinepolis yang menayangkannya.

Suzume no Tojimari adalah film animasi asal Jepang yang pertama kali rilis di tahun 2022. Animasi ini merupakan garapan dari Makoto Shinkai yang menjadi sutradara dan penulis naskahnya. Pengisi suara dalam film ini adalah Nanoka Hara, Hokuto Matsumura, Eri Fukatsu, Shota Sometani, Sairi Ito, dan Kotone Hanase.
Suzume no Tojimari menceritakan tentang seorang gadis berusia 17 tahun bernama Suzume. Gadis ini tinggal di sebuah kota kecil yang tenang di daerah Kyushu. Suatu hari, Suzume bertemu dengan seorang pemuda yang berkeliling mencari pintu.

Kemudian Suzume mengikuti pemuda itu dan menemukan pintu di reruntuhan pegunungan. Saat dibuka, pintu itu membawa mereka ke berbagai daerah di seluruh penjuru Jepang. Namun sialnya, ada satu pintu yang terbuka dan membawa bencana bagi mereka.
Nama sutradara Makoto Shinkai sudah tak perlu diragukan lagi di dunia anime atau animasi Jepang. Karya-karyanya selalu berhasil menuai pujian dari para penikmat film di seluruh dunia. Voices of a Distant Star, The Place Promised in Our Early Days, 5 Centimeters per Second, Children Who Chase Lost Voices, dan The Garden of Words merupakan dereta karya dari Makoto Shinkai.

Namun namanya semakin melambung tinggi saat Your Name dirilis pada tahun 2016. Setelah kesuksesan besar Your Name, Shinkai merilis Weathering with You pada 2019. Tiga tahun berselang, sutradara berusia 50 tahun ini kembali dengan karya baru berjudul Suzume no Tojimari. Jika ditarik ke belakang, Makoto Shinkai memiliki sebuah formula ampuh yang selalu dipertahankan.

Formula itu adalah pertemuan dua orang asing, penggambaran dunia magis, dan iringan lagu dari RADWIMPS. Ketiga unsur itu dibalut dengan cerita cinta remaja dan perjalanan yang memadukan keindahan alam, entah itu pelangi, cahaya matahari atau bahkan hujan. Pola serupa diterapkan kembali oleh Makoto Shinkai dalam cerita Suzume no Tojimari.
Penokohan yang unik dari setiap karakter juga memberikan warna pas di sepanjang jalan cerita. Makoto Shinkai banyak mendapat pujian dari masyarakat Jepang ketika film Suzume no Tojimari pertama kali dirilis. Film ini mengangkat salah satu masalah besar yang memang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Jepang.

Bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami merupakan ancaman yang selalu mengintai Negeri Sakura.
Dikutip dari data Japan Meteorological, ada sekitar 3.800 gempa dengan magnitudo 3,0 hingga 3,9 terjadi per tahunnya. Selain itu, tempat-tempat terbengkalai atau reruntuhan juga tengah menjadi sorotan bagi Pemerintah Jepang. Masalah resesi seks yang tengah melanda membuat banyak rumah dan bangunan kosong dan terlantar di Jepang semakin meningkat.

Survei Perumahan dan Tanah Kementerian Dalam Negeri Jepang pada 2018 mencatat ada 62,4 juta rumah di Jepang.
Dari jumlah tersebut, 8,49 juta rumah diketahui kosong. Sebagian besar rumah-rumah terbengkalai itu berada di pedesaan atau kota kecil di Jepang. Sementara di Tokyo, data menyebutkan 1 dari 10 rumah tidak berpenghuni. Masalah seserius itu diangkat oleh Makoto Shinkai dalam bingkai cerita Suzume yang sederhana dan juga penuh tawa.
Meski tak sekuat Your Name, Suzume tetap menjadi sebuah karya menarik dari Makoto Shinkai. Film ini juga membawa beberapa detail kecil yang akan membawa ingatan para penonton pada film-film terdahulunya. (kps)