Wawancara Eksklusif

Geliat PKB Kaltim menuju Pemilu 2024, Syafruddin: Dari Pemilih Sarungan Rambah Kaum Millenial

Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin menilai paket Prabowo-Muhaimin adalah paket komplit.

Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
TALKSHOW - Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin dalam talkshow Tribun Kaltim ‘Mata Lokal Memilih’ bertema “Panggung PKB Menuju Kontestasi”, pada 15 Februari 2023 

TRIBUNKALTIM.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) resmi membuat Sekretariat Bersama (Sekber) guna memenangkan Pemilu 2024 pada Januari 2023 lalu.

Peresmian dilakukan langsung oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Menteng, Jakarta Pusat.

Bicara soal Pilpres, Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin menilai paket Prabowo-Muhaimin adalah paket komplit. Prabowo mengakomodir kalangan militer dan nasionalis, kemudian Cak Imin religius yang moderat dan inklusif.

Syafruddin mengatakan masing-masing partai punya cara untuk meyakinkan pemilih terkait kebijakan ‘koalisi' ini.

"Karena pemilih PKB dan Gerindra, pasarnya beda. Kita sudah punya pasar yang jelas yaitu pasar tradisi sarungan dan bergerak maju menjangkau milenial," katanya dalam talkshow Tribun Kaltim ‘Mata Lokal Memilih' bertema "Panggung PKB Menuju Kontestasi", pada 15 Februari 2023.

Lalu bagaimana strategi PKB melebarkan sayap pemilihnya, berikut wawancara eksklusifnya bersama Syafruddin.

Baca juga: Budisatrio Djiwandono Bocorkan Cawapres 2024 yang Berpeluang Dampingi Prabowo Subianto, dari PKB

Dalam dua pemilu terakhir, posisi PKB selalu masuk 5 besar. Apakah hal ini menjadi beban bagi PKB di Pemilu 2024?

Sebenarnya posisi 5 besar PKB dalam 2 pemilu terakhir ini menunjukkan bahwa PKB sudah bergeser dari partai tradisi menjadi modern. Artinya, tak lagi bertumpu pada pemilih sarungan, tapi juga pada pemilih modern milenial dan rasional.

Apakah PKB ingin melepas image sebagai partainya orang sarungan?

Kita mulai menggeser pasar pemilih. Kita meyakini bahwa pasar pemilih yang sarungan atau tradisional tetap milih PKB karena instrumen PKB langsung connecting dengan struktur basic sarungan tadi.

Seperti majelis ta'lim, kelompok pengajian, dan kelompok Habsyi dan lain-lain ini memang tugas PKB merawatnya. Sekarang tugas kita bagaimana menggeser pasar pemilih PKB dari tradisional atau sarungan merambat pada pemilih modern atau milenial.

Bagaimana PKB mempertahankan perolehan yang naik secara signifikan ini?

Di Pemilu 2024 PKB lebih siap lagi menambah pundi-pundi suara dan meningkatkan jumlah kursinya. Karena hari ini, ada keadaan baru yang dialami, seperti menyumbang 2 kursi di NTT, 2 kursi di Sulawesi Selatan, Aceh 2 kursi dan lain- lain.

PKB tak hanya berfokus pada pulau Jawa, tapi juga melakukan ekspansi besar-besaran di luar pulau Jawa. Karena kita sudah yakin sekali bahwa mempertahankan kursi di daerah Jawa itu, sudah sangat pasti bisa dan ringan.

Bagaimana strategi PKB menjangkau milenial yang cenderung apatis terhadap politik?

Itu memang menjadi tantangan besar untuk semua partai politik. Kalau kita hanya berpikir tanpa ada tindakan, kita tidak akan mungkin mempengaruhi mereka. Tapi kalau kita bisa mengedukasi mereka, menunjukkan bahwa politik ini adalah cara efektif untuk melakukan perubahan.

Karena kalau sudah bicara tentang politik pasti ujung-ujungnya kekuasaan. Maka dengan cara yang sederhana, seperti politik yang santun, ramah, tidak hoax. Ini yang melahirkan ketertarikan di kalangan milenial. Sembari kita buat program-program kongkrit seperti membuat komunitas yang kerap disukai anak milenial.

Itulah yang sedang di lakukan oleh PKB. Dan PKB sudah melakukan itu. Selain itu juga banyak anggota DPR PKB yang masih muda, umur 40 tahun ke bawah.

Apakah menempatkan caleg muda di kursi DPR untuk menjangkau kalangan milenial?

Ya. Salah satu cara kita mengkampanyekan bahwa saatnya anak muda memimpin, adalah dengan cara menampilkan tokoh muda untuk maju sebagai caleg.

Kita tidak terfokus berkampanye soal anak muda. Tapi buktinya hari ini, kita anak muda yang menggerakkan PKB.

Jadi kita tidak selesai pada slogan atau jargon anak muda. Tapi kita menunjukkan fakta bahwa penggerak PKB adalah mayoritas anak muda. Seperti saya yang ditunjuk memimpin PKB Kaltim saat umur 29 tahun. Sekarang sudah 34 tahun.

Apakah di tahun 2024 nanti akan memasang caleg muda?

Pasti. Kita akan beri ruang ke anak muda kurang lebih 30 sampai 40 persen. Itu sudah kebijakan partai dan kita juga membaca perkembangan populasi pemilih hari ini kelompok milenial sangat signifikan.

Itulah yang membuat kita menghadirkan caleg yang tidak hanya muda, tapi juga punya pikiran yang cemerlang, punya gagasan dan keberpihakan, juga punya nilai perjuangan untuk mewujudkan harapan rakyat.

Sejauh mana koalisi antara PKB dengan Gerindra yang mempengaruhi kondisi partai?

Inikan kebijakan DPW dan DPP terkait koalisi dengan Gerindra. Kami di daerah ini cuma manut saja, sebagai prajurit yang baik harus melaksanakan apa yang menjadi keputusan partai di tingkat atas.

Kalau ditanya pengaruh koalisi di pasar pemilih, tidak ada. Karena pemilih PKB dan Gerindra, pasarnya beda. Kita sudah punya pasar yang jelas yaitu pasar tradisi sarungan dan bergerak maju menjangkau milenial.

Jadi, koalisi ini tidak berlanjut sampai daerah?

Hanya sampai koalisi kesepakatan. Kalau bicara tentang bagaimana meyakinkan dan melakukan pendekatan pada pemilih, masing-masing punya cara. Artinya gak mungkin caleg PKB kerja bareng dengan Gerindra, harus masing-masing. PKB dengan caranya, Gerindra dengan caranya.

Beda kalau bicara tentang pilpres. Kalau pilpres kita sama-sama bergerak, berjuang meyakinkan bahwa calon yang diusung oleh PKB dan Gerindra adalah calon yang layak dan punya visi misi untuk menyejahterkan rakyat. Saat ini kami di daerah belum ada perintah terkait itu. Karena memang baru sebatas kesepatakan.

Apakah Cak Imin masih menjadi kandidat utama PKB?

Ya, masih. Itu sudah mandataris muktamar di Bali yang memandatkan kepada pak Muhaimin Iskandar untuk maju sebagai calon presiden RI. Kalau hanya dapat Wakil presiden, itulah kenyataannya. Jadi kita juga tidak ngeyel, tidak ngotot harus capres. Kita harus ukur bajulah.

Misalkan nama Cak Imin tidak masuk dalam kandidat capres dan cawapres, seperti apa kondisi PKB nantinya?

Itu kebijakan pimpinan. Kita sebagai prajurit hanya melaksanakan keputusan pimpinan. Apapun keputusannya, akan kita tunggu.

Bagaimana dengan isu Prabowo - Muhaimin, apakah terus berlanjut?

Ya. Kita semuanya kader PKB sebenarnya menginginkan paket itu. Artinya kalau paket Prabowo-Muhaimin itu menurut kami itu paket komplit. Prabowo mengakomodir kalangan militer dan masionali, kemudian pak Muhaimin religius yang moderat dan inklusif. Karena pak Muhaimin lahir dari Nahdliyin darah biru karena cicit beliau adalah salah satu pendiri NU.

Salah satu penyebab suara PKB tinggi di tahun 2019 karena PKB dikenal partai pendukung pemerintah, apakah itu jadi hal positif untuk PKB?

Pasti kita punya indikator angka kepuasan terhadap pimpinan pak Presiden Jokowi. Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Karena secara jujur, publik juga membacanya, bahwa pak Jokowi sama dengan PDI Perjuangan. Kecil sumbangsih karena PKB menjadi bagian dari koalisi pemerintah.

Artinya di Pilpres 2024 tak masalah jika tak ada lagi sosok Jokowi?

Tak masalah. Hari ini PKB adalah partai yang secara sadar harus melakukan ekspansi. Kita lebih meyakini, PKB di 2024 lebih signifikan jumlah kursi dan perolehan suaranya. (Ardiana/Bagian 1)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved