Wawancara Eksklusif
Hamdani Beber Strategi Perindo Kaltim Gaet Anak Muda, Politik Bukan hanya untuk Jadi Anggota Dewan
Ketua DPW Perindo Kalimantan Timur, Hamdani mengakui peran anak muda dalam politik masih terbilang minim.
Penulis: Nita Rahayu | Editor: Adhinata Kusuma
Untuk itu harus ada kekuatan besar dari kepala daerah, DPRD dan elemen masyarakat, yang ada bersatu padu menyampaikan permintaan itu, tidak bisa hanya sebagian kecil. Itu akan berhasil terutama jika ada orang Kalimantan Timur yang duduk di pusat, DPR RI ataupun menteri, ada yang kabinet bisa memperjuangkan.
Lumbung suara Perindo di Kaltim dimana saja?
Kalau dikatakan lumbung suara, ada di perkotaan. Tetapi dengan mengejar target itu ada pada kekuatan organisasi partai, kekuatan kepengurusan. Itu harus diperbaiki, diperkuat sampai tingkat kelurahan dan desa.
Berkaca pada 2019, Perindo tidak ada kesiapan saksi di tiap TPS, sehingga suara tidak bisa diamankan, nanti semua TPS harus ada saksi. Itu yang menjadi kunci dari double digit dan harus disiplin mengenai itu.
Di pemilu 2024 nanti, hampir 60 persen pemilih adalah kalangan milenial, bagaimana Perindo menjangkau kalangan anak muda untuk meraih simpati itu?
Saat ini di Perindo banyak anak muda yang bergabung terutama dalam kepengurusan baik di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Mereka bertugas merangkul anak muda melalui apa yang mereka butuhkan.
Misalnya generasi muda tidak jauh dari sosial media, maka mereka akan masuk di area itu. Menyapa anak muda melalui sosial media dan menggelar kegiatan yang positif untuk anak muda.
Isu apa yang dijual kepada anak muda oleh Perindo di Kaltim?
Isu yang spesifik belum ada, tapi yang bertugas merangkul pasti sudah menyiapkan isu itu. Bisa melalui hobi, diajak nongkrong dan lainnya, itu ada timnya sendiri. Ada sayap partai pemuda Perindo mereka yang bergerak dan merangkul yang muda.
Apakah Perindo merangkul anak muda untuk menjadi caleg?
Perindo sangat membuka diri untuk berbagai kalangan, anak muda juga diharapkan, tetapi di Kaltim ini anak muda keinginan untuk berpolitik ini rendah sekali. Jadi memang harus ada upaya melakukan pendidikan politik kepada anak muda, begitu juga dengan perempuan di Kaltim, minatnya rendah.
Mereka masih beranggapan bahwa politik hanya untuk menjadi anggota dewan, padahal masuk politik itu tidak mesti harus di dewan. Masuk politik bisa berbuat banyak untuk membangun daerah. Anak muda juag tidak boleh apatis seolah politik hanya untuk orang tua, anak muda harus disiapkan, mereka adalah calon pemimpin.
Caleg Perindo nanti apakah didominasi oleh kalangan muda?
Masih fifty-fifty, karena sampai saat ini anak muda yang mendaftar masih kurang, masih didominasi oleh yang usia dewasa. Tetapi partai tetap merangkul anak muda untuk belajar menjadi caleg dan menyiapkan diri mejadi pemimpin.
Statement terakhir untuk kesiapan Perindo menghadapi pemilu 2024?
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.