Wawancara Eksklusif

Ketua DPW PKB Kalimantan Timur Syafruddin Yakin PKB Sudah Genggam Tiket DPR RI di Pemilu 2024

Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin menyatakan partainya sudah sangat siap menghadapi Pemilu 2024.

Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
TALKSHOW - Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin dalam talkshow Tribun Kaltim ‘Mata Lokal Memilih’ bertema “Panggung PKB Menuju Kontestasi”, pada 15 Februari 2023 lalu. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin menyatakan partainya sudah sangat siap menghadapi Pemilu 2024.

PKB Kaltim sudah menyiapkan struktur partai yang solid, dan infrastruktur partai yang luar biasa kompak.

“Kita juga punya suprastruktur partai, yaitu 2 kepala daerah dan 4 pimpinan DPRD. Ini yang membuat kita menjadi optimistis dan yakin untuk menatap pemilu 2024 dibanding pemilu 2019. Target kita, di DPRD kabupaten kota se-Kaltim kita targetnya 50 kursi. Kalau hari ini kan, baru sekitar 20-an kursi,” katanya dalam talkshow Tribun Kaltim ‘Mata Lokal Memilih’ bertema “Panggung PKB Menuju Kontestasi”, pada 15 Februari 2023 lalu.

Seperti apa strategi PKB Kaltim mewujudkan target tersebut, berikut petikan wawancara eksklusif bersama Syafruddin.

Bagaimana perolehan suara PKB di Kaltim?

Kaltim ini memang memiliki pasang surut. Pada Pemilu 1999, dua kursi PKB di DPR Provinsi. Pemilu 2004, PKB 3 kursi, Pemilu 2009 PKB 0 kursi provinsi, Pemilu 2014 kita langsung dapat 5 kursi. Pemilu 2019 kita kembali pertahankan 5 kursi tadi.

Baca juga: Geliat PKB Kaltim menuju Pemilu 2024, Syafruddin: Dari Pemilih Sarungan Rambah Kaum Millenial

Yang berbeda di Kalimantan Timur, karena di tingkat kabupaten/kota kita mengalami peningkatan kursi dan suara yang signifikan. Kalau dalam sejarahnya, PKB belum punya Ketua DPRD, sekarang kita sudah punya.

Begitu juga di daerah lain. Dan yang lebih luar biasa lagi adalah, PKB punya kader terbaik di eksekutif, yaitu Bupati Paser dan Walikota Bontang.

Bagaimana kemudian di DPR RI? Mengingat selama beberapa tahun ini tidak ada wakil PKB dari Kaltim di DPR RI?

Selama pemilu tahun 1999 sampai 2019, PKB Kaltim memang belum pernah mengirimkan kader terbaiknya ke DPR RI.

Maka saya sebagai pimpinan partai di tingkat provinsi Kalimantan Timur punya tangguh jawab besar bagaimana memastikan PKB Kaltim wajib mengirimkan kader terbaiknya ke DPR RI.

Dan partai sudah memandatkan dan menugaskan saya menjadi calon DPR RI pada Pemilu 2024 yang akan datang.

Apa strategi PKB untuk membuka jalan ke DPR RI?

Setidaknya, saya sudah mengalami pengalaman 1 kali kalah 2 kali menang. Karena pengalaman saya 2009 kalah menjadi caleg sudah cukup untuk bagaimana mendesain kemenangan.

Karena para pemenang memang barisan orang-orang gagal atau kalah. Lucunya, kalau misalnya sudah pernah kalah tapi tidak pernah menang, artinya memang takdirnya untuk kalah. Maka dengan cara dan konsep kerja kami di PKB, kekalahan itu adalah pembelajaran berharga untuk menata dan menyiapkan kemenangan.

Di mana lumbung suara PKB di Kaltim?

Hari ini secara nyata, pasti lumbung PKB ada dua. Di Kota Bontang dan Paser. Tapi bukan mengangkuhkan diri. Tapi yang maju ketua DPW-nya.

Saya sendiri sebagai pimpinan partai juga pengalaman malang melintang di pergerakan. Ibarat kata, tiket DPR RI kita sudah ‘beli’ hari ini.

Isu lokal apa yang jadi jualan PKB di Kaltim?

Isu yang diangkat memang tidak bergeser dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, kebutuhan dasar. Karena memang Kaltim masih banyak titik titik yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, belum dituntaskan oleh pemerintah pusat.

Seperti jalan nasional masih banyak yang rusak di angka 50 persen ke atas. Ini yang menjadi agenda penting dan utama yang akan kita suarakan di DPR RI ketika rakyat Kaltim mempercayakan saya untuk menjadi wakilnya di DPR RI.

Kedua pendidikan, yang hari ini di Kaltim belum begitu maju dibanding Jawa dan Sulawesi. Bahkan secara analisa pakar dan ilmuan, kita masih butuh waktu 15 tahun untuk bisa sejajar dengan Jawa dalam soal pendidikan.

Kemudian kesehatan juga sama. Karena angka kematian ibu melahirkan di Kaltim masih tinggi. Kenapa bisa? Karena lambatnya pertolongan. Maka operasi puskesmas di kampung kampung penting. Maka ketika saya menjadi perwakilan Kaltim di DPR RI, itu yang akan saya perjuangkan dan suarakan.

Bahwa pembangunan puskesmas di semua kecamatan dan kampung-kampung, mimpi kita adanya puskesmas bertaraf mini rumah sakit. Ini untuk menekan angka kematian ibu melahirkan. PR lain, seperti sekitar 186 desa yang belum teraliri listrik. Ini juga yang akan diperjuangkan.

Bagaimana pendapat PKB dengan isu dana bagi hasil mengingat Kaltim adakah salah satu penyumbang devisa terbesar?

Kembali pada undang undang keuangan daerah. Kita agak susah memperjuangkan UU keuangan daerah itu harus adil dan bijaksana. Kaltim sebagai penyumbang devisa terbesar atau berkontribusi untuk APBN.

Cuma sampai sekarang Kemenkeu belum pernah menjelaskan secara rigit Kaltim itu sumbangan untuk APBN dari mana saja. Tapi rinciannya gak ada.

Makanya sampai sekarang kita membutuhkan support dukungan para ahli atau pakar yang bisa menghitung secara rigit sebenarnya kontribusi sumbangan daerah Kaltim untuk APBN itu berapa. Karena kita tahu yang kembali ke daerah hanya kurang lebih Rp 25 sampai 30 triliun.

Jadi itu yang akan diperjuangkan?

Pasti kita akan perjuangkan. Dana bagi hasil ini supaya adil.

Bagaimana PKB melihat peluang di pemilu serentak, termasuk Pilgub Kaltim?

PKB menatap Pilgub Kaltim ini belum begitu serius. Karena kami sadar, kader PKB belum ada yang mampu bertarung di Pilgub Kaltim. Kalaupun ada, hanya 2 kepala daerah.

Ketika kita koordinasi rapat pimpinan PKB Kaltim kemarin, beliau masing-masing menjawab, mereka mau 2 periode dulu untuk membangun daerah. Jadi sampai hari ini, kita belum ada figur kuat untuk kita usung pada kontestasi pilgub Kaltim.

Itu dari kader internal, lalu bagaimana dengan kader diluar Kaltim? Apakah ada yang dibidik atau diusung PKB?

Sampai hari ini belum ada. Masih mencair. Biarkanlah mereka berjuang untuk memenangkan hati rakyat agar mendapatkan kursi di provinsi, supaya nanti pilgubnya baru kita rembukan, dan bentuk koalisi.

Apakah anda berminat dari kader internal untuk maju?

Saya belum layak kayaknya jadi gubernur. Itu biarlah rakyat yang menilai. Sebenarnya secara jujur saya selalu ungkapkan bahwa menjadi anggota DPRD itu, kewenangannya terbatas.

Ini tidak signifikan dengan mewujudkan harapan rakyat. Beda dengan eksekutif. Makanya kekuasaan eksekutif adalah yang produktif untuk mewujudkan itu. Namun bukan berarti legislatif tidak, hanya saja lebih kecil.

Berarti PKB akan lebih konsentrasi ke pemilihan legislatif di Pemilu 2024?

Ya. Kita akan konsen dulu. Karena target politik PKB di Kaltim itu memastikan DPR ini dapat. Kemudian DPR Provinsi ada peningkatan kursi. Mimpinya 8 kursi di Kaltim.

Statement untuk kesiapan PKB menghadapi pemilu 2024?

Alhamdulillah PKB Kalimantan Timur sudah sangat siap menghadapi pemilu 2024. Pertama kita sudah menyiapkan struktur partai yang solid, infrastruktur partai yang luar biasa kompak. Kita juga punya suprastruktur partai, yaitu 2 kepala daerah dan 4 pimpinan DPRD.

Ini yang membuat kita menjadi optimistis dan yakin untuk menatap pemilu 2024 dibanding pemilu 2019. Target kita, di DPRD kabupaten kota se-Kaltim kita targetnya 50 kursi. Kalau hari ini kan, baru sekitar 20-an kursi. Mungkin orang ngira gak masuk akal, tapi dengan kerja keras dan kesolidan kita bisa meyakini dan mewujudkannya.

Ketika sudah terpilih menjadi anggota DPR RI, ditengah jalan akan ada tawaran untuk maju di kontestasi di Pilgub Kaltim, mana yang anda pilih?

Saya kalau sudah maju ke DPR RI, akan fokus ke DPR RI, menjadi anggota DPR RI. Meskipun ada tawaran, karena ini sudah menjadi sumpah dan janji saya kepada rakyat. Di pemilu 2024 ini, saya kan meminta dukungan untuk DPR RI. Bukan jadi eksekutif. Nanti setelah itu baru kita pikir-pikir. (Ardiana/Bagian 2/Selesai)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved