Berita Paser Terkini
Dinkes Paser Bagikan Ribuan Kelambu ke Warga demi Tangkal Malaria
Dalam dua tahun terakhir, kasus malaria di Kabupaten Paser mengalami peningkatan hingga membuat pemerintah daerah.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Dalam dua tahun terakhir, kasus malaria di Kabupaten Paser mengalami peningkatan hingga membuat pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Paser terus melakukan upaya pencegahan.
Salah satu solusi sementara untuk melakukan pencegahan, dengan membagikan kelambu pada masyarakat yang bermukim di wilayah hutan atau tempat berkembangnya nyamuk malaria, Minggu (19/3/2023).
Sekretaris Dinkes Paser Jon Jauhari mengatakan, pada Februari lalu terdapat 6.750 kelambu yang tersalurkan untuk warga yang wilayahnya rawan malaria.
"Ada 12 desa yang dipetakan rawan, rencananya Maret nanti akan dibagikan lagi 4.050 kelambu," kata Jon.
Baca juga: 32 Ribu Kelambu Bakal Dibagikan ke Pekerja di IKN Nusantara
Pengadaan kelambu tersebut bersumber dari program Kemenkes.
Sehingga tugas dari Dinkes memantau semua daerah pedalaman di Paser yang bestatus endemis malaria atau kategori resiko tertular tinggi.
"Meskipun di level kabupaten, kasus malaria di Paser masuk zona kuning atau endemis sedang, tiap desa berbeda-beda statusnya," sambungnya.
Malaria yang penyebarannya di hutan, atau biasanya di perbatasan dan pedalaman dekat hutan perlu pengendalian lingkungan yang ketat agar nyamuk malaria tidak berkembang.
Baca juga: Ribuan Pekerja Tiba, Tim Transisi IKN Nusantara Bentuk Task Force Antisipasi Malaria
Dinkes Paser juga terus memantau pekerja perkebunan dan kayu yang bertugas di hutan.
Lantaran mereka yang rawan tertular malaria hingga dikhawatirkan membawa penyakit tersebut ke lingkungan rumah.
"Biasanya petugas langsung jemput bola ke hutan dan mengecek kondisi kesehatan pekerja," sambung Jon.
Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya, cek darah masal, penyemprotan dan pembagian kelambu.
"Jika ada warga yang merasa gejala demam, sakit kepala, mual, muntah terutama setelah aktivitas menginap di hutan atau daerah endemis, disarankan untuk segera periksa ke fasilitas kesehatan apabila ada gejala tersebut," imbuhnya.
Baca juga: Trik Pemkab PPU Cegah Pekerja IKN Nusantara Terjangkit Malaria, Bukan dengan Obat
Nyamuk malaria dengan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki perbedaan, kata Jon untuk DBD penularannya justru di wilayah perkotaan.
Biasanya nyamuk DBD mengendap di daerah kotor, berkembang di air bening, kaleng dan ban bekas.

Nyamuk DBD biasa menggigit pada pagi sampai sore hari, sementara malaria pada malam hari.
"Pola hidup bersih di kota adalah salah satu cara mencegah nyamuk ini agar tidak masuk ke rumah," tutupnya. (*)
Wabup Paser Dorong BPD Lebih Aktif Kawal Aspirasi Masyarakat Desa |
![]() |
---|
Koperasi Merah Putih Paser Tetap Berjalan, 135 Desa Sudah Miliki Microsite Digital |
![]() |
---|
DPR RI Optimis Rumah Kemasan UMKM Bisa Terwujud di Paser Kaltim |
![]() |
---|
Wabup Paser Dorong Strategi Pemasaran dan Rumah Kemasan untuk UMKM |
![]() |
---|
Hetifah Dorong Inovasi dan Digitalisasi untuk Pemasaran Produk UMKM di Kabupaten Paser |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.