Wawancara Eksklusif
Kasus Stunting Balikpapan Meningkat, Dra. Alwiati, A.Apt Jalankan Strategi Penurunan sejak Remaja
Warning, Balikpapan mengalami kenaikan angka prevalensi stunting, di tahun 2021 17,6% kemudian di 2022 naik menjadi 19,6%.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Adhinata Kusuma
Selama 1000 (Hari Pertama Kehidupan) HPK itu dan itu harus ditelateni semua dilaksanakan semua gitu ceritanya?
Ya itu PRnya ya. Kita mulai dari remaja. Makanya kenapa program kita di Balikpapan setiap Jumat setiap remaja putri selalu minum tablet penambah darah untuk mencegah anemia.
Jadi saat sudah masuk masa pernikahan ia sudah tidak animea. Karena menjadikan tidak anemia itu tidak bisa dikerjakan dalam satu hari.
Itu haris terus menerus diberikan suplemen tablet tambah darah. Kalau perempuan kan cenderung bisa anemia. Belum lagi gaya atau pola makan.
Kenapa remaja, kenapa tidak sedari dini pemberian tablet penambah darah?
Tablet penambah darah kan diberikan kepada anak di atas 12 tahun. Makanya kami mulai dari anak SMP. Memang tidak bisa dipungkiri tablet penambah darah itu rasanya mual dan tidak nyaman.
Jadi ada efek sampingnya jadi anak-anak cenderung tidak mau minum. Tapi kita laksanakan kalau dia minum bareng-bareng sama temannya, rasa itu bisa hilang. Kemudian dari bumil juga kita berikan tablet tambah darah.
Karena pda saat hamil cendrung rasa mual, ditambah lagi tablet tambah darah. Maka semakin tidak mau. Tapi kita harus edukasi walau ada rasa mual muntah, tetap harus minum. Jangan sampai tidak diminum.
Itu yang kadang-kadang buat dorongan dari rumah, ayah, atau suaminya merasa istri saya bolak balik mual ditambah minum ini lagi ya tidak mau.
Jadi misal sudah dicap stunting lalu sembuh lepas dari step stunting itu?
Memang ada kejadian seperi itu kita alami. Jadi sudah kita intervensi, diberikan makan dan mengalami perbaikan, tentu saja kan sampai maksimal 6 bulan ya intervensi oleh pemerintah. Setelah itu baru dikembalikan ke keluarga.
Dan di saat itulah kembali lagi karena keluarga merasa oh sudah selesai. Padahal apa yang kita edukasi harusnya tetap dijalankan sampo anak berusia 5 tahun.
Jadi lepasnya sampai 5 tahun?
Kalau sudah di 59 bulan dan perkembangan ya bagus artinya selamat.

Sejauh ini CSR dari peran swasta bagaimana?
Yang kita lakukan selama ini jadi kami membuat inovasi, membuat profil anak-anak stunting yang akan kita ajukan ke perusahaan. Tentu saja perusahaan butuh bukti.
Memang selama ini CSR kita banyak di kegiatan fisik ya. Sehingga CSR untuk peningkatan sumber daya manusia melalui pencegahan stunting ini. Tapi kami menggerakan teman-teman CSR untuk membantu.
Paling tidak ia mengambil berapa orang. Salah satu dari CSR adalah dari Apikal, kerjasamanya menbantu melalui membuat kersama dengan DP3KB dan Dinas Kesehatan.
Apikal akan membantu kita untuk melakukan edukasi terhadap kader, pemberian makanan tambahan yang kami inginkan setiap hari tidak lagi seperti dulu dalam bentuk di supply satu kali setelah itu selesai. Itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kemudian memperluas area yang diberikan bantuan supaya sasaran kita bisa tercapai. Dan di beberapa puskesmas juga mendapatkan bantuan dari beberapa perusahaan yang lain di Balikpapan. Kesyukuran kami seperti itu. Jadi diperlukan sinergitas dan kolaborasi.
Sebagai kata penutup, pesan terhadap kasus stunting ini?
Pencegahan stunting tidak bisa dimulai di hilir saja, kita mulai dari generasi Z. Melalu program di DP3AKB kita ada forum anak dan duta Genre.
Kita juga edukasi mereka untuk sosialisasikan kepada teman sebayanya bagaimana pencegahan stunting. Kalau di duta Genre ini dia melaksanakan edukasi tentang pernikahan dini, pendewasaan usia pernikahan dan kemudian bagaimana mencegah penyakit menular AIDS dan Napsa.
Jadi kami memulainya dari anak remaja. Karena merekalah sebagai corong kita untuk di kalangannya. Kalau anak remaja kan lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebayanya.
Dan salah satunya kalau pola asuh yang kurang bagus di remaja nanti di sekolah dia juga tidak berhasil. Menikah juga tidak berhasil, anaknya pasti jatuh stunting. Kami berharap seluruh keluarga di Balikppan paham terutama bagaimana pola pengasuhan di dalam keluarga.
Supaya anak-anak tidak jatuh pada stunting. Dan yang terakhir, cintailah ibu karena ibu yang hamil. Kalau dia sedang hamil dan tidak diberi perhatian pastilah anaknya jatuh stunting.
Dan terakhir kami ingin bahwa dukungan dari seluruh masyarakat dalam rangka aksi kita adalah pemberian tambahan makanan tambah satu telur tambah satu hari buat ibu hamil dan balita.
Serta membudayakan makan dari protein hewani supaya menambah protein bagi balita kita. Kami berharap dengan aksi seperti ini bisa menurunkan stunting, khususnya di kota Balikpapan. (Sintya Alfatika Sari)
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.