Video Viral

Perang Sengit, Wagner dan Pasukan Ukraina Sama-Sama Hancur, Bakhmut Dikuasai Rusia

Perang sengit, Wagner dan pasukan Ukraina sama-sama hancur, Bakhmut dikuasai Rusia

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra

TRIBUNKALTIM.CO - Bos kelompok tentara bayaran Grup Wagner Evgeny Prigozhin meyakini kota Bakhmut atau Rusia menyebutnya sebagai Artryomovsk segera jatuh ke tangan Vladimir Putin.

Dilansir dari Tribunnews.com, gerombolan paramiliter tersebut diklaim telah mengepung prajurit Volodymyr Zelensky hingga sulit untuk masuk atau keluar dari kota tersebut.

"Sampai hari ini, pertempuran untuk Bakhmut hampir menghancurkan tentara Ukraina," kata Prigozhin dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu dikutip Russia Today, Kamis (30/3/2023).

Meski demikian, jelasnya, Wagner Group-nya sendiri juga mengalami "pukulan serius." Dia menyebut pengorbanan yang dilakukan oleh kelompoknya demi Rusia sepadan.

Dia menyebut pertempuran itu sebagai "keterlibatan umum" dari seluruh konflik di mana pasukan Wagner diadu melawan angkatan bersenjata Ukraina dan "unit asing dipasang di dalamnya."

Kemenangan pasukannya akan menjadi "titik balik" dan peristiwa bersejarah, mengamankan kemenangan Rusia, prediksi Prigozhin.

Baca juga: Ukraina Bisa Runtuh, Putin Rekrut Lagi 400 Ribu Tentara, Perkuat Serangan Rusia

Pertarungan untuk Bakhmut telah muncul sebagai salah satu keterlibatan konflik bersenjata paling intensif dan berdarah di Ukraina, dengan kedua belah pihak dilaporkan menderita banyak korban.

Pejabat Barat mengklaim bahwa kota itu tidak memiliki nilai militer yang strategis, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji untuk mempertahankannya selama mungkin setelah memproklamasikan kota itu sebagai benteng.

Pemimpin Ukraina menjelaskan kepada The Associated Press awal pekan ini bahwa jika Rusia merebut Bakhmut, pemerintahnya akan berada di bawah tekanan internasional dan domestik untuk mencari perdamaian dengan Moskow.

Pertempuran di kota tersebut menjadi peperangan terlama selama invasi Rusia pada Februari 2022. Kedua belah pihak juga telah mengorbankan puluhan ribu tentaranya.

Dilaporkan Newsweek, selama berbulan-bulan, kota Bakhmut menjadi salah satu bagian terpanas dari garis depan sepanjang 965 km.

Ian Stubbs, penasihat militer senior dalam delegasi Inggris untuk Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa, berbicara kepada Ukrinform di sela-sela Forum Kerja Sama Keamanan di Wina pada Rabu (15/3/2023).

Stubbs mengatakan, pasukan Moskow dan rekan tentara bayaran Grup Wagner mereka memakan banyak korban dalam "pertempuran intensif" di wilayah Donetsk.

Oligarki Yevgeny Prigozhin, yang memiliki dan mengoperasikan Grup Wagner, merasa semakin sulit untuk memasok kembali apa yang disebutnya 'penggiling daging' di timur Ukraina.

"Semua orang dapat melihat kebenarannya. Militer Rusia dan industri pertahanannya gagal dalam Ukraina," kata Stubbs.

Baik Rusia maupun Ukraina tidak secara teratur menerbitkan angka korban dalam perang.Moskow hanya mengonfirmasi kematian sekitar 6.000 tentara yang bertempur di Ukraina.

Kyiv mengklaim telah membunuh lebih dari 162.000 orang Rusia sejak 24 Februari 2022.

Sementara itu, perkiraan Barat berkisar hingga sekitar 200.000 orang Rusia tewas dan terluka.

Pejabat Barat juga mengatakan Ukraina mungkin telah kehilangan hingga 100.000 tentara tewas dalam lebih dari satu tahun pertempuran.

Pertempuran di Bakhmut kini telah berlangsung lebih dari tujuh bulan.

Korban diyakini sama-sama tinggi di kedua sisi.

Pemerintah Ukraina mendapat kecaman karena penolakannya untuk menyerahkan kota Bakhmut, meskipun unit-unit Rusia di sekitarnya perlahan-lahan melakukan perambahan.

Presiden Volodymyr Zelensky dan pejabat tingginya mengatakan Bakhmut ditahan dan diperkuat karena alasan militer, bukan politik.

Penguasaan Bakhmut oleh Rusia akan membuka jalan bagi serangan selanjutnya di kota Kramatorsk dan Sloviansk di Donbas.

Ini adalah dua tujuan utama serangan musim semi Rusia, yang berupaya menyelesaikan pendudukan oblast Donetsk dan Luhansk. (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved