Wawancara Eksklusif

Ditinggal Kader Jelang Pemilu 2024, Ketua DPW PKS Kaltim Dedi Kurniadi Anggap Bukanlah Masalah Utama

Ketua DPW PKS Kaltim, Dedi Kurniadi DS menilai kedekatan PKS dengan Anies Baswedan bukanlah jelang Pemilu 2024 saja

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
Ketua DPW PKS Kaltim, Dedi Kurniadi DS 

TRIBUNKALTIM.CO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus melakukan sejumlah persiapan demi hadapi Pemilu serentak 2024.

Dukungan untuk pencapresan Anies Baswedan menjadi strategi yang diyakini bakal memberi efek bagus bagi PKS.

Ketua DPW PKS Kaltim, Dedi Kurniadi DS menilai kedekatan PKS dengan Anies Baswedan bukanlah jelang Pemilu 2024 saja. Selain itu, PKS juga belum bisa mengusung calonnya sendiri.

“Jadi dengan Anies Baswedan itu bukan sesuatu yang baru. Dulu ketika di Pilkada DKI Jakarta juga ada PKS di belakangnya. Nah sekarang melihat realitas yang ada, ketika kita ingin mengusung kader sendiri, modal kita belum memadai,” kata Dedi Kurniadi DS, Jumat (31/3/2023) lalu.

Bagaimana kemudian strategi PKS di Kaltim menghadapi Pemilu di tahun depan? Simak obrolannya di Mata Lokal Memilih bersama Dedi Kurniadi DS dalam "Efek Anies Untuk PKS".

Dua pemilu sebelumnya PKS gagal memenangi kursi eksekutif nasional. Bagaimana di 2024?

Itu pelajaran yang berharga, sangat mahal. Untungnya kekalahan itu tidak membuat sedih. Faktor ikhtiarnya belum memenuhi persyaratan utnuk memenangkan. Sehingga kini kita persiapkan, kita tambal.

Baca juga: PKS Yakin Anies Baswedan Lanjutkan Proyek Andalan Jokowi Yakni IKN Nusantara

Tapi PKS mencatat kenaikan perolehan suara, apakah karena posisi oposisi PKS?

Oposisi jelas ada efek meski belum signifikan. Tapi tren kenaikan itu salah satunya kita sebagai oposisi. Tapi kita tetap pada oposisi yang konstruktif.

Apa yang positif dilakukan pemerintah, kita dukung. Tetapi jika ada yang merugikan masyarakat, kita kritisi.

Meskipun jumlah kursi kita tidak terlalau banyak dalam konteks aturan demokrasi, tidak pernah bisa menggolkan ide-ide kita. Tapi paling tidak masyarakat sudah melihat kita berjuang.

Kenaikan sura di 2019 apakah ada faktor lain selain oposisi?

Sebenarnya, salah satunya konsistensi dalam mengkritisi pembangunan yang dilakukan pemerintah. Tapi memang tidak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia ini mayoritas pragmatis.

Kita tidak bermain di wilayah itu. Kita hadirkan gagasan ide, yang sebetulnya memerlukan dukungan dari masyarakat.

Nah di Indonesia ini kan masyarakat yang sensitif terhadap ide dan gagasan itu, masih terbatas ya, di kalangan intelektual kampus dan masyarakat yang secara ekonomi sudah selesai.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved