Virus Corona di Kaltim

Dinkes Kaltim Catat Ada Kasus Kematian meski Status Kedaruratan Covid-19 Dicabut WHO

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencabut status darurat kesehatan global.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin memastikan pihaknya masih tetap melakukan penanganan Covid-19. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencabut status darurat kesehatan global Covid-19, per Jumat (5/5/2023) lalu.

Transisi dari pandemi menuju endemi virus corona juga disebut otoritas berwenang kini tengah berjalan.

Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin memastikan pihaknya masih tetap melakukan penanganan Covid-19.

"Transisi ke endemi, bukan langsung tidak ada lagi kegiatan yang lainnya (terkait Covid-19)," sebutnya, Sabtu (13/5/2023).

Baca juga: Status Darurat Covid-19 Dicabut WHO tapi Virus Corona Bisa Menginfeksi Kapan Saja

Tugas pihaknya memantau dan menangani Covid-19 diakui masih menjadi hal rutin.

Penanganan virus corona yang sedang naik tetap dilakukan pada fasilitas kesehatan (faskes).

Kenaikan Covid-19 awal dipicu dari varian baru sub varian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular.

Namun terkini, dr. Jaya mengungkap bukan lagi varian baru akibat dari kenaikan angka penularan, namun dari turunan sub varian Omicron.

Baca juga: Update Virus Corona di Kaltim, Awal Desember Kasus Covid-19 Mulai Menurun

"Laporan harian untuk Covid-19 kemarin masih ada 30 kasus terkonfirmasi. Kemudian teorinya, peningkatan karena varian baru, kita selalu mewaspadai, dan tidak berhenti melaporkan" terangnya.

"Kalau sample terakhir, tidak diketahui lagi (varian baru sub varian Arcturus), sudah beralih ke lain, terkini yang ditemukan masih ada keluarga dengan sub varian Omicron, gejalanya masih ringan," sambung dr. Jaya.

dr. Jaya menjelaskan varian arcturus, sekarang sudah tidak ada lagi, namun masih di dominasi sub varian Omicron yang merupakan gabungan dari BA.2.10.1 dan BA.275

"Masih keluarga omicron dan gejala ringan, kalau sudah turun WHO akhirnya menetapkan transisi," lanjutnya.

Ilustrasi Covid-19 atau Virus Corona yang merebak.
Ilustrasi Covid-19 atau Virus Corona yang merebak. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Di Kaltim sendiri dalam sepekan terakhir bulan Mei 2023 terjadi 8 kasus meninggal dunia.

Rincian Kasus Meninggal Dunia Covid-19;

Tanggal - Kasus
6 Mei - 1 kasus
7 Mei - 3 kasus
8 Mei - 0 kasus
9 Mei - 2 kasus
10 Mei - 2 kasus
11 Mei - 0 kasus
12 Mei - 0 kasus

Lansia Masuk Kelompok Rentan jika Tertular Covid-19, Berisiko Kematian jika Disertai Komorbid

Dinkes mengaku, yang harus diwaspadai yakni pada kelompok rentan utamanya masyarakat lanjut usia (lansia).

dr. Jaya menegaskan ingin mengubah pola vaksinasi booster untuk lansia yang berjalan kurang maksimal.

Tercatat, vaksin booster 1 atau dosis 3 pada lansia di Kaltim tercatat 38,48 persen, sementara vaksin booster 2 atau dosis 4 hanya 2,89 persen per tanggal 12 Mei 2023.

"Harus meningkat, angkanya masih dibawah 5 persen. Lansia beberapa yang dilaporkan Rumah Sakit (RS) se-Indonesia di Kemenkes banyak tidak vaksin, 2 hari lalu kasus meninggal dunia karena tidak vaksin," jelasnya.

Kasus kematian juga didominasi adanya penyakit penyerta (komorbid) yang dimiliki lansia, seperti yang berumur diatas 50 tahun ada hipertensi dan diabetes melitus.

Pola vaksinasi jemput bola pada lansia kini tengah disiapkan agar dapat menekan risiko kematian akibat Covid-19.

"Minimal jika terkena, bisa ringan gejalanya. Kita datangi, jemput bola untuk vaksinasi lansia, laporan terkini peningkatan penularan serta kematian akibat kurangnya angka vaksinasi dan kerentanan penyakitnya," ujar dr. Jaya.

Belum lagi masyarakat luar daerah maupun WNA yang bekerja ke Kaltim, saat di skrinning ternyata membawa Covid-19 dari daerah asal.

Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. (TribunKaltim.co/Budi Susilo)

Pola-pola ini sudah dipahami dan memang masih dilakukan penanganan oleh pihak Dinkes Kaltim.

Selebihnya, kepedulian masyarakat terhadap vaksinasi yang kini menurun juga jadi faktor.

Kaltim dan Jakarta menjadi Kota besar, pulang perginya luar negeri, perjalanan dalam negeri ke IKN juga.

"Banyaknya varian cenderung ada penurunan terhadap gejala, namun tetap harus peduli terhadap vaksinasi agar imun terjaga," pungkas dr. Jaya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved