Mata Lokal Memilih
Benarkah Luhut Usulkan Ahok Dampingi Anies? Pengamat sebut Dampak Negatif Jika BTP menjadi Cawapres
Benarkah Luhut usulkan Ahok dampingi Anies? Pengamat sebut dampak negatif jika Basuki Tjahaja Purnama alias BTP jadi cawapres bagi siapapun capresnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau BTP alias Ahok tiba-tiba disebut bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan
Penjelasan pengamat politik terkait perhitungan politik hingga dampak negatif jika Ahok atau BTP dimajukan sebagai cawapres bagai Anies atau capres lainnya.
Munculnya nama Ahok disebut sebagai bakal cawapres Anies ini mengemuka setelah disebut oleh Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Kabarnya, Luhut sempat menawarkan nama Ahok untuk menjadi cawapres Anies Baswedan kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Tawaran itu disodorkan Luhut saat agenda makan siang bersama Surya Paloh di Wisma Nusantara, pekan kemarin.
Namun Surya Paloh meluruskan, bahwa sodoran nama itu hanya sekadar kelakar dari Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu, dikatakan Surya Paloh, hanya bercanda.
Alhasil Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh membantah isu yang beredar bahwa Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengusulkan nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.
Menurutnya, Luhut sama sekali tak menyampaikan kandidat cawapres dalam pertemuan di Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
“Kalau mau jujur enggak ada.
Baca juga: Ahok jadi Cawapres Anies Baswedan dalam Kepala Luhut di Pilpres 2024, Usul Langsung ke Bos NasDem
Pak Luhut bercanda, kawan-kawan wartawan terlalu serius menanggapinya.
Kena candaan Pak Luhut,” ucap Surya di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (11/5/2023) seperti dikutip TribunKaltim.co dari TribunManado.co.id di artikel berjudul Ahok Diusulkan Jadi Cawapres Anies Baswedan, Surya Paloh: Belum Ada Tawarannya.
Ia justru mengaku senang bertemu dengan Luhut pekan lalu.
Bagi Surya Paloh, Luhut menunjukan semangat kebersamaan meski dalam pilihan politik yang berbeda.
“Bagus sekali ada canda, tidak terlalu serius, cepat emosi, cepat marah, atau cepat mengecilkan seseorang kawan, jangan itu,” tutur dia.
Surya Paloh menyatakan sampai saat ini partai politik (parpol) koalisi pemerintah belum ada yang memberikan tawaran atau usulan kandidat pendamping Anies untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Belum ada tawarannya, bagaimana saya mau jawab?
Kalau nanti ada, kita duduk lagi,” kata dia.
Dampak Negatif jika Ahok menjadi Cawapres
Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi menghitung apabila mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dimajukan menjadi calon wakil Presiden atau cawapres.
Baca juga: Video PDIP Usung Ganjar Pranowo dan Ahok di Pilpres 2024, Capres Lain Panas, Dipastikan HOAKS
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu mengatakan bahwa di luar nama-nama cawapres potensial, nama Ahok memang kerap disebut publik untuk maju sebagai cawapres.
Sampai saat ini kata Burhanuddin, secara undang-undang status Ahok sebagai narapidana sendiri masih abu-abu apakah diperbolehkan atau tidak diperbolehkan secara undang-undang untuk maju di Pilpres 2024.
Namun secara politik, Ahok seperti kentang panas.
Di mana setiap orang takut untuk memajukan Ahok karena mempunyai masa lalu kontroversial.
Sehingga sekalipun diperbolehkan secara hukum untuk maju di Pilpres 2024 tetap akan ada dampak negatif secara elektoral.
Memang kata Burhanuddin, nasib kasihan untuk Ahok yang sempat jatuh di Pilkada DKI 2017 lalu.
Namun menurutnya seperti itulah kenyataan politik.
“Kasihan Ahok juga, tapi memang politik seperti itu,” ucapnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Wartakotalive.com di artikel berjudul Punya Jejak Narapidana, Begini Hitungan Politik Kalau Ahok Maju Cawapres 2024.
Tunggu Cawapres Ganjar dan Prabowo
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku ingin melihat lebih dulu calon wakil presiden (cawapres) dari kandidat calon presiden (capres) lainnya, sebelum menentukan pendamping untuk Anies Baswedan.
Baca juga: Ahok Sindir Keras Anies Baswedan? Sebut DKI Jakarta 5 Tahun Dipimpin Orang yang Pintar Ngomong
Ia menganggap, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak perlu buru-buru menentukan cawapres Anies untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kan ada kesempatan bagi Nasdem untuk melihat-lihat dulu.
'Oh ini Pak Ganjar siapa wakilnya, oh ini Pak Prabowo siapa wakilnya,’” ujar Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Menurutnya, Anies masih punya banyak waktu dan kesempatan untuk memilih cawapresnya.
Surya Paloh pun tak ingin kesempatan tersebut dilewatkan.
“Dia bisa lihat itu, kan ada kesempatan, kenapa dia tidak manfaatkan,” ucapnya.
Di sisi lain, Surya paloh menganggap Nasdem dan KPP tak perlu menjadi yang pertama mengumumkan cawapres.
Alasannya, koalisi tersebut sudah menjadi yang pertama mengusung capresnya.
“Nasdem sudah terdepan, enggak usah takut dikatakan dia tertinggal,” imbuh dia.
Diketahui Anies dan Tim Delapan KPP mengungkapkan telah memiliki lima kandidat cawapres.
Anggota KPP Willy Aditya menyatakan batas maksimal penentuan cawapres dari KPP pada Juli 2023.
Adapun saat ini Anies sudah didukung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.
Selain Anies, saat ini Ganjar Pranowo juga telah resmi mendapatkan tiket melaju ke Pilpres 2024 setelah resmi diusung oleh PDIP pada 21 April 2023 lalu. Belakangan, PPP turut memberikan dukungan kepada Ganjar.
Sedangkan Prabowo, yang diusung Partai Gerindra masih menjajaki pembentukan koalisi besar bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar.
Baca juga: Skema Ahok jadi Cawapres Anies Baswedan Diusulkan Luhut Binsar, Sudah Disampaikan Sama Surya Paloh
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.