Mata Lokal Memilih

Siapa Cawapres Anies Baswedan? Khofifah Masuk Kandidat PKS, Ketua Partai Demokrat AHY Masih Teratas

Koalisi Perubahan disebut banyak membicarakan mengenai Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sebagai kandidat mendampingi Anies Baswedan.

Editor: Ikbal Nurkarim
Kolase TribunKaltim.co via istimewa
Khofifah, Anies Baswedan dan AHY: Siapa cawapres Anies Baswedan? Khofifah jadi perbincangan PKS, ketua Partai Demokrat AHY masih top list. 

TRIBUNKALTIM.CO - Siapa cawapres Anies Baswedan? Khofifah jadi perbincangan PKS, ketua Partai Demokrat AHY masih top list.

Sosok calon wakil presiden yang akan mendapingi Anies Baswedan masih misteri.

Pasalnya hingga kini belum ada nama yang pasti mendamping Anies Baswedan.

Terbaru, koalisi Perubahan disebut banyak membicarakan mengenai Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sebagai kandidat terkuat mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Khofifah Indar Parawansa merupakan politisi dari kader Partai PKB, yang diketahui bukan anggota Koalisi Perubahan.

Koalisi Perubahan terdiri dari NasDem, Demokrat, dan PKS.

Baca juga: PKS Kasih Sinyal Khofifah Layak Jadi Cawapres Anies Baswedan, Demokrat Kukuh AHY Maju Pilpres 2024

Nama Khofifah ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan dalam internal PKS.

"Bu Khofifah banyak dibincangkan di internal karena pertama memang cool (keren) orangnya." kata Politisi PKS, Mardani Ali Sera, Sabtu (13/5/2023) dikutip dari TribunJabar.com.

"Kemudian basisnya Jawa Timur, bisa memperkuat elektabilitas Mas Anies agak bisa kita ambil buat pemilih perempuan, dan mudah-mudahan terbuka Aakses ke teman-teman Nahdalatul Ulama." tuturnya.

Selain Khofifah, ada juga nama yang digadang-gadang menjadi kandidat cawapres mendampingi Anies di Pilpres 2024.

Seperti mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Perlu disebut Mas AHY buat saya sangat top list ya. Karena beliau Ketua Umum Partai bawa 54 kursi, kemudian muda, berprestasi," tambahnya.

Mardani juga membeberkan bahwa Ahmad Heryawan juga berpengalaman dalam memimpin Jawa Barat pada periode 2004-2008 dan 2008-2018.

Demokrat: Tiada Nama Cawapres Lain Selain AHY

Diketahui sebelumnya, pihak Demokrat menolak membahas mengenai nama cawapres Anies Baswedan selain Ketum mereka, AHY.

Apalagi Demokrat juga sangat optimis nama AHY menjadi cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024.

"Kan belum ada ketetapan. Jadi kita optimis AHY akan bisa menjadi wakil dari mas Anies ke depannya. Jadi konsisten kita tidak lagi berbicara persoalan menjadi wakil siapa. Ini menjadi wakil Anies Baswedan," kata Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Demokrat, Herman Khaeron, Sabtu (11/3/2023).

Kalangan muda atau milenial nantinya bisa memiliki kesempatan untuk maju di Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga: Hasil Musra Relawan Jokowi Jaring 3 Nama Capres, Prabowo dan Ganjar Masuk, Sosok Ketiga Bukan Anies

Herman juga menambahkan bahwa sosok AHY diklaim tepat untuk direpresentasikan sebagai figur dan haragap milenial.

"Kami untuk seluruh kader partai Demokrat berdoa agar semoga nanti pilihan wakil presidennya nanti ke mas AHY. Sehingga nanti apa yang disebut terkait anak anak milenial betul betul ada representasinya. Karena AHY masih berusia yang saya kira relevan dengan harapan dan keinginan milenial," pungkasnya.

Kendati demikian, Ketum NasDem, Surya Paloh, sebelumnya berpendapat mengenai Anies-AHY di Pilpres 2024 lebih menjanjikan dari segi objektif dan objektif.

"Barangkali mungkin politisi satu orang yang bicara atau merupakan keputusan yang kolektif kita enggak tahu,"

"Itu kan (Anies-AHY lebih menjanjikan) subjektivitas, objektivitas yang ada di dalam kawan-kawan,"

"Saya bilang semuanya yang berpikir baik ya kita tanggapin baik-baik saja," kata Surya Paloh, Jumat (10/3/2023).

Elektabilitas Khofifah Dikatakan Kalah dari AHY

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menilai pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah.

Andi Arief menambahkan bahwa Pilpres 2024 nanti cakupannya nasional, bukan basis wilayah atau geografi sebagaimana anggapan bahwa bisa memenangkan Jawa berarti memenangkan Pilpres.

"Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi, Jumat (10/3/2023).

Andi kemudian bicara bahwa pemimpin di daerah belum tentu didukung penuh oleh masyarakat yang dipimpinnya, sebab gubernur tak langsung mendapatkan dukungan wilayahnya.

"Jadi, bukan berarti representasi seorang gubernur itu pasti akan mewakili wilayah itu, itu kesalahan berpikir yang kedua," tuturnya.

Andi menegaskan bahwa Khofifah Indar masih kalah jauh elektabilitasnya dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

“Khofifah potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei cawapres atau capresnya kan sangat jauh di bawah AHY. (Survei) yang berpasangan juga, Anies-AHY dan Anies-Khofifah, lebih besar Anies-AHY kira-kira itu data kuantitatifnya," kata Andi.

Baca juga: Jawaban tak Terduga Jokowi Respon Kritik Anies Baswedan, Capres NasDem Kontra Perkara Mobil Listrik

Karena itulah, Andi menyebut pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan dari tokoh lain.

"Nah, itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukkan bahwa Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah. Tapi sekali lagi, ini kan sudah kuasanya Pak Anies, silakan saja. Pak Anies kan sudah mengeluarkan 5 kriteria dan menurut kami kriterianya sangat masuk akal," jelas Andi.

"Jadi tidak ujug-ujug ya, kita lihat nanti dia memilih Pak AHY, Aher, Andika atau milih Khofifah. Kalau saya ditanya sebagai kader Demokrat, saya pasti memilih Pak AHY sebagai wakil," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Khofifah Digadang-gadang Cawapres Anies Baswedan, Ketum Demokrat AHY Top List.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved