Mata Lokal Memilih

Diisukan Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Nasaruddin Umar: Saya Enggak Pernah Bermimpi Kesitu

Nasaruddin Umar bicara soal kemungkinan dirinya diusung untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Editor: Ikbal Nurkarim
Ist via Tribunnews.com
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar merespons soal kabar namanya masuk dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang didorong PDIP dan PPP sebut dirinya tak pernah bermimpi untuk jadi wakil presiden. 

TRIBUNKALTIM.CO - Diisukan jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Nasaruddin Umar akui enggak pernah bermimpi kesitu.

KH Nasaruddin Umar yang merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta akhirnya buka suara usai namanya mencuak diisukan jadi Cawapres Ganjar Pranowo.

Nasaruddin Umar bicara soal kemungkinan dirinya diusung untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Nasaruddin menyikapi santai soal kabar tersebut.

Baca juga: Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto yang Jadi Capres Pemberani Versi Pidato Jokowi di Musra

Nasaruddin Umar menyatakan kalau dirinya tidak pernah bermimpi untuk bisa maju sebagai cawapres.

"Saya enggak pernah bermimpi ke arah situ (maju sebagai cawapres), mas," kata Nasaruddin saat dihubungi awak media, Selasa (16/5/2023), dilansir dari Tribunnews.com.

Nasaruddin menilai dirinya sejauh ini hanya pengin bekerja untuk bangsa Indonesia hanya dari balik layar.

Dalam artian, Nasaruddin hanya pengin menciptakan kesejukan, ketenangan dan kedamaian di antara umat dan bangsa.

"Saya hanya ingin bekerja di balik layar saja," tutur Nasaruddin.

"Prinsip saya tidak mungkin akan ada prestasi bangsa di atas konflik dan ketegangan yang menguras energi," sambungnya.

Terkait dengan soal ada atau tidaknya jalin komunikasi antara dirinya dengan PDIP, Nasaruddin menyebut hal tersebut belum pernah ada.

Sebab tokoh NU itu mengaku baru pulang dari Jeddah dan sama sekali tidak melihat perkembangan politik yang ada di Indonesia.

"Iya enggak, nggak saya baru tiba ini belum lihat ada perkembangan handphone saya di sana ga aktif," tukas dia.

Sebelumnya Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dinilai memiliki potensi dan menjadi sosok yang dibutuhkan masyarakat Indonesia di masa mendatang.

Demikian keterangan itu disampaikan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Utut Adianto yang sekaligus merespons soal adanya wacana nama Nasaruddin Umar masuk dalam bursa calon wakil presiden (Cawapres) untuk Ganjar Pranowo.

Baca juga: Profil Nasarudin Umar, Diisukan Akan Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024, Karier dan Kekayaan

Menurut Utut, sikap Nasaruddin yang santun serta memiliki pemahaman agama, dinilai menjadi faktor besar untuk menjadi pemimpin bangsa.

"Kalau pak Nasaruddin orang yang santun, besar di Masjid Istiqlal, pemahaman agamanya ya tentu sangat dibutuhkan untuk negara seperti indonesia," ucap dia.

Meski demikian, Utut enggan untuk berkomentar lebih jauh, sebab penentuan nama cawapres untuk Ganjar Pranowo berada di tangan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP.

Utut menegaskan, sejauh ini Megawati masih menggodok beberapa nama yang sudah masuk radar sebagai cawapres.

"Kalau sekarang nama-nama tentukan masih banyak yang harus digodok kan gaada yang plus semua ada di dia, atau minus semua ada di dia. Makanya ditimbang-timbang," tukas dia.

Profil Nasaruddin Umar

Nassarudin Umar merupakan ulama sekaligus tokoh Islam yang menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal dari 2016.

Nassarudin Umar juga dikenal sebagai intelektual muslim yang menguasai bidang tafsir serta tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Jabatan lain yang kini diemban Nassarudin Umar adalah Komisaris Independen di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).

Nasaruddin Umar lahir di Ujung Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959 sehingga saat ini usianya 63 tahun.

Ia adalah putra dari pasangan Andi Muhammad Umar dengan Andi Bunga Tungke.

Nasaruddin Umar menikah dengan Helmi Halimatul Udhma dan dikaruniai tiga anak.

Mereka adalah Andi Nizar Nasaruddin Umar, Andi Rizal Nasaruddin Umar, dan Cantik Najda Nasaruddin Umar.

Nasaruddin Umar menghabiskan masa kecilnya di Sulawesi Selatan dan menimba ilmu di berbagai tempat.

Satu di antaranya di Pondok Pesantren As'adiyah yang berpusat di Sengkang, Wajo.

Ponpes ini merupakan lembaga pendidikan tertua di Sulawesi Selatan yang didirikan oleh ulama besar Sulawesi Selatan, AGH Muhammad As'ad al-Bugisi gelar Puang Aji Sade.

Lulus dari Pondok Pesantren As'adiyah, Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan di IAIN Alauddin Ujung Pandang jurusan Fakultas Syari'ah pada 1980 dan mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan.

Nasaruddin Umar lantas melanjutkan pendidikan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik di jenjang strata 2 (S2) maupun jenjang strata 3 (S3).

Nasaruddin Umar juga pernah menjadi mahasiswa di Kanada dan Belanda saat menjalani program doktoral.

Berikut pengalaman pendidikan Nasaruddin Umar, dikutip dari istiqlal.or.id:

- SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970

- Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.

- PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974

- PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976

- Sarjana Muda , Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980

- Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

- Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.

Baca juga: Mak Ganjar Adakan Halalbihalal Sekaligus Senam Sehat di Kabupaten Paser

- Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.

- Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994

- Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995

- Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995

- Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.

Karier Nasaruddin Umar

Sosok Nasaruddin Umar juga dikenal sebagai ulama sekaligus akademisi yang pernah berkarier di sejumlah tempat.

Mengutip dari staff.uinjkt.ac.id, Nasaruddin Umar berstatus sebagai PNS dosen dengan pangkat IV/e golongan pembina utama.

Pada 12 Januari 2002, Nasaruddin Umar juga dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain menjadi guru besar, ia menjabat sebagai Rektor Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ).

Sementara itu, ia pernah menjabat sebagai Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama periode 2006-2012.

Kemudian pada 2012, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Wakil Menteri Agama RI hingga 2014.

Penulis buku Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran itu juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.

Nasaruddin Umar juga menjadi anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Jabatan non-akademisi yang pernah diemban Nasaruddin Umar adalah Komisaris PT Balai Pustaka selama 2008-2012, Dewan Pengawas Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Republik Indonesia tahun 2012-2013, dan Dewan Pengawas Perum Jaminan Kredit Indonesia tahun 2014-2016.

Sejak 13 Oktober 2017, Nasaruddin Umar diangkat sebagai Komisaris Bank Mega Syariah.

Terbaru pada 18 April 2023, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Komisaris Independen pada Komisaris PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved