Pileg 2024

2 Kader Golkar di Kaltim Hengkang, Makmur HAPK ke Gerindra dan Mahyunadi ke Perindo

Pengamat Politik sekaligus Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman menerka dinamika dampak hengkang

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
MAKMUR KE GERINDRA - Hengkangnya dua kader Golkar Kaltim, utamanya Makmur HAPK diprediksi Pengamat Politik bakal berdampak pada Pileg 2024 mendatang. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pengamat Politik sekaligus Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman menerka dinamika dampak hengkangnya dua kader dari Golkar Kaltim.

Pertama yang paling baru yakni hengkangnya Makmur HAPK ke Partai Gerindra.

Budiman menilai figur ketokohan mantan Bupati Berau dua periode ini masih sangat kuat di Kaltim khususnya di Daerah Pemilihan (Dapil) VI, Bontang-Kutim-Berau.

Jika melihat hitung-hitungannya saat ini, struktur Gerindra dan Golkar di Karang Paci neda tipis.

Baca juga: Survei Markdata di Kaltim Tunjukkan Popularitas Demokrat Naik Signifikan Iringi Golkar dan PDIP

Menurut Budiman struktur kepemimpinan di DPRD Kaltim bisa beralih dari Golkar ke Gerindra dengan asumsi yang lain tetap.

"Setidaknya, sudah pasti Golkar akan kekurangan 1 kursi. Bisa dipastikan Gerindra akan tertambah satu kursi. Nah ini bisa terindikasi nanti di Karang Paci, struktur pimpinan akan berubah dari Golkar ke Gerindra," ucapnya, Rabu (6/5/2023).

Makmur HAPK jika melihat pada Pileg 2019 lalu, ia mendapat raupan suara tertinggi dibandingkan kader Golkar lainnya.

Melihat komposisi suara yang lalu, maka otomatis bisa menarik Caleg lain di Partai barunya guna menambah suara minimal di Dapil VI yang menjadi basis. 

Baca juga: Benarkah Prabowo Subianto - Erick Thohir Sukar Kalah di Pilpres 2024, Golkar Kukuh Sorong Airlangga

"Karakter pemilih di Kaltim itu cenderung melihat figur ya, ini baru Makmur HAPK, belum lagi Mahyunadi, kan dapilnya sama," tukas Budiman.

Untuk diketahui Mahyunadi yang maju melalui Golkar Kaltim pada Pileg 2019 lalu dan meraih suara 21 ribu dibawah Makmur HAPK juga hengkang ke Partai Perindo mengikuti jejak saudaranya Mahyudin (Ketua Harian Dewan Pertimbangan Partai Perindo).

Budiman memprediksi, Pileg 2024 mendatang Golkar tanpa dua figur ini juga akan tetap punya peluang, meski dampaknya harus kehilangan suara di Dapil VI.

"Keduanya kan sudah teruji, meskipun kita lihat efeknya paling besar di Pak Makmur," sebutnya.

Artinya, lanjut Budiman, ibarat untung-untungan, Gerindra mendapatkan durian runtuh dari berpindahnya Makmur HAPK.

"Sebenarnya Golkar sangat rugi dengan kehilangan pak Makmur itu. Iya ditambah Mahyunadi," sambungnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved