Mata Lokal Memilih

Jokowi Cawe-cawe Jelang Pilpres 2024, Reaksi Gibran Rakabuming: Aku tidak Pernah Ikut-ikut

Presiden Jokowi cawe-cawe jelang Pemilu 2024, Reaksi Gibran Rakabuming akui tidak pernah ikut-ikut.

Editor: Ikbal Nurkarim
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Presiden Jokowi menggendong cucunya Jan Ethes mendampingi Gibran Rakabuming Raka di RS PKU Muhammadiyah Solo, Jumat (15/11/2019) malam - Presiden Jokowi cawe-cawe jelang Pemilu 2024, Reaksi Gibran Rakabuming akui tidak pernah ikut-ikut. 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Jokowi cawe-cawe jelang Pemilu 2024, Reaksi Gibran Rakabuming akui tidak pernah ikut-ikut.

Jokowi cawe-cawe jelang Pemilu 2024 masih jadi sorotan publik.

Berita orang nomor satu di Indonesia itu cawe-cawe turut ditanggapi sang putra sulung yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Kader Partai Demokrasi Indonesia Pejuangan (PDI-P), Gibran Rakabuming mengaku tak mengikuti sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Cawe-cawe Pilpres, Sikap Jokowi Disebut Bukan Negarawan, Ini Komentar Nasdem, Demokrat, dan PKS

Sikap yang dimaksud yakni cawe-cawe atau turut campur dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Enggak. Aku kan tidak pernah ikut-ikut," kata Gibran Rakabuming, saat di Balai Kota Solo, pada Rabu (31/5/2023) dikutip dari Kompas.com.

Putra Sulung Jokowi ini, menjelaskan dirinya bersikap sebagai Wali Kota Solo dan tuan rumah bagi tamu-tamu yang datang, mendatangi dirinya.

"Semua saya fasilitasi, saya temui, semua saya jadikan teman. Semua saya ajak wedangan, semua saya ajak jalan-jalan. Semua tamu, saya terima," paparnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Presiden Joko Widodo cawe-cawe untuk kepentingan pemilu yang demokratis.

"Terkait penjelasan tentang cawe-cawe untuk negara dalam pemilu, konteksnya adalah, Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," ujar Bey.

"Kedua, Presiden berkepentingan terselenggaranya pemilu dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat," kata dia.

Selanjutnya, kata Bey, Presiden ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, dan transisi energi bersih.

Sementara itu, untuk para peserta pemilu mendatang, Presiden Jokowi mengharapkan semuanya dapat berkompetisi secara free dan fair.

"Karenanya Presiden akan menjaga netralitas TNI Polri dan ASN," kata Bey.

Lanjut Bey, Presiden tetap menghormati pilihan masyarakat Indonesia di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 meski mengambil sikap cawe-cawe atau turut campur.

Baca juga: Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu 2024, Jusuf Kalla: Untuk Demokrasi Berjalan Baik, Kita Dukung

Presiden pun akan menerima hasil pilihan rakyat di pemilu mendatang.

"Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," ujar Bey.

Didukung Jusuf Kalla

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla mendukung sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut 'cawe-cawe' dalam Pemilihan Umum alias Pemilu 2024.

Jusuf Kalla mendukung sikap Jokowi selama hal itu dilakukan guna menjaga demokrasi dan memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur dan adil.

“Kalau penjelasan dari pers itu cawe-cawe untuk agar menjaga demokrasi, menjalankan pemilu yang jujur dan adil (jurdil), sangat bagus. Jadi kita harap tentu bisa dilaksanakan dengan baik,” kata Jusuf Kalla, Selasa (30/5/2023).

“Kalau ingin apa yang dijelaskan, untuk demokrasi berjalan dengan baik agar Pemilu jujur dan adil. Tentu kita dukung,” sambung dia.

Tokoh politik yang karib disapa JK itu pun yakin jika Jokowi memahami batasan ikut campur dalam pesta demokrasi itu.

JK juga menilai bahwa kebijakan strategis, seperti infrastruktur harus tetap dilanjutkan setelah masa jabatan Jokowi usai.

Jusuf Kalla pun meminta adanya kajian mengenai efisiensi kebijakan.

Baca juga: Inilah Arti Cawe-cawe Kata yang Dipakai Jokowi Jelang Pemilu 2024, hingga Diprotes Demokrat dan PKS

Pasalnya, dia meyakini bahwa masing-masing pemimpin memiliki cara yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi zaman yang terus berubah.

“Kebijakan infrastruktur harus tetap jalan. Pertanyaannya, infrastruktur yang mana yang efisien kebutuhannya tetap pembangunan jalan. Tetap, pembangunan pemerintah tetap jalan, Industri tetap jalan,” ujar JK.

“Cuman tentu caranya berbeda masing-masing pemimpin. Dan pemerintahan tujuannya sama tidak ada perbedaan tujuan, tapi yang berbeda adalah cara pilihan masing-masing pemimpin pemerintahan yang ada dan kondisi yang ada,” sambungnya.

Terkait netralitas aparatur sipil negara (ASN), JK menyebut bahwa pemerintah sudah memastikan agar aparat hukum tidak campur tangan dan cawe-cawe dalam Pemilu 2024.

“Saya baca pemerintah justru menjaga agar aparat jangan campur tangan dalam pemilu,"

"Kalau itu yang dijelaskan justru diharapkan itu tidak ikut campur dan aparat tidak campur hanya sebagai wasit. Itu yang kita dukung,” pungkasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved