Profil Karina Sekar Kinanti Linde, Atlet Menembak Asal Berau Banyak Raih Prestasi

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Profil Karina Sekar Kinanti Linde atlet menembak yang merupakan asal Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Pada Cabang Olahraga (Cabor) menembak berbagai rentetan prestasi sudah dipersembahkan oleh perempuan kelahiran Berau, 25 Mei 2007 tersebut.

Di antaranya, emas di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim ke VII 2022 di Berau pada nomor 10 meter dan 25 meter. Dan emas di Kejurnas 2022 di lapangan tembak senayan.

Selanjutnya, juga berhasil menggapai juara 1 di nomor 10 meter dalam turnamen Jateng Online Shooting Series (JOSS) pada penghujung bulan Mei 2023.

Baca juga: Atlet Menembak Didominasi Kalangan Pelajar, Perbakin Balikpapan Rencanakan Kejuaraan 3 Kali Setahun

Dari kerapnya mengikuti kejuaraan antar Pengurus Provinsi (Pengprov), remaja yang disapa Kinan itu pecahkan rekor Minimum Qualificasion Score (MQS) skor 544.

Kinan mengakui raihan itu jadi prestasi yang istimewa. Hal itu lantaran menjadi penentu bagi atlet menembak untuk lolos pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.

"Sewaktu saya memenangkan Kejurnas dan memecahkan rekor MQS itu, terasa istimewa bagi saya," ungkapnya kepada TribunKaltim.co pada Senin (5/6/2023).

Anak dari pasangan Linda Karolina dan Yan AT tersebut, berpeluang besar menjadi salah satu perwakilan kontingen Kaltim, pada PON yang digelar di Aceh-Sumut.

Dirinya menyebut tak ada beban dari Pengprov Perbakin Kaltim untuk meraih medali di sana. Ia hanya diminta untuk fokus jalani latihan dan kembangkan potensi dirinya.

"Jadi target yang dibebankan di PON tidak ada, sih. Hanya diminta fokus agar lakukan yang terbaik ke depannya," ucapnya yang kini duduk di bangku SMAN 5 Balikpapan itu.

Awal Meniti Karir

Dirinya memulai kariernya di Cabor menembak sejak berumur 14 tahun. Pada waktu itu ada beberapa kendala yang memang dihadapi anak kadua dari tiga bersaudara itu.

Di antaranya, minimnya senjata yang bisa digunakannya, sehingga ia harus menyewa itu. Dan tidak jarang dirinya juga pernah meminjam dari atlet daerah lain.

Selanjutnya, biaya yang cukup besar untuk menyediakan peluru guna latihan. Belum lagi masalah sekolah, ia mengakui agak sulit membagi waktu sekolah dan latihan.

"Pelatihan nasional lalu, sangat malu karena masih sewa dan meminjam senjata daerah lain. Di mana semua atlet memiliki fasilitas, saya menyewa dan minjam," ucapnya.

Meski demikian, itu tidak menyurutkan tekadnya kini untuk terus berlatih guna mengembangkan potensi diri agar jadi lebih baik dan meraih prestasi di kancah selanjutnya.

Terlebih kini dirinya yang masih berusia 16 tahun, sehingga masih memiliki masa depan yang panjang untuk berkarier di dunia olahraga menebak ini.

"Cita-cita saya bisa masuk olimpic," imbuhnya. (*)