Pilpres 2024
Prabowo Subianto Jadi Satu Dari 4 Sosok Dipercaya Soeharto Jadi Capres Pasca Tumbang Tahun 1998
Prabowo Subianto jadi satu dari 4 sosok dipercaya Soeharto jadi capres pasca tumbang tahun 1998.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Prabowo Subianto, capres Gerindra di Pilpres 2024.
Capres Gerindra, Prabowo Subianto jadi satu dari 4 sosok dipercaya Soeharto jadi capres.
Pasca Soeharto tumbang tahun 1998.
Usai rezim orde baru tumbang, pengaruh politik Soeharto tak lantas hilang begitu saja.
Soeharto pernah disodori nama untuk jadi calon presiden atau capres, ada nama Prabowo Subianto di dalamnya.
Lalu, siapakah yang dipiilih Soeharto?
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Prabowo Subianto Bakal Dipanggil Jokowi, Menhan Diminta Jelaskan Soal Proposal Damai Rusia-Ukraina
Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun.
Soeharto menjadi presiden seusai Soekarno lengser dari kursi kepresidenan di pertengahan era 60-an.
Meski demikian, kekuasaaan Soeharto harus tumbang saat muncul gelombang reformasi pada tahun 1998.
Saat itu, para mahasiswa dan sejumlah tokoh yang menjadi motor reformasi, menuntut agar Soeharto segera lengser.
Namun, pasca lengser bukan berarti pengaruh Soeharto untuk dunia politik hilang sama sekali.
Sebab, Soeharto masih dimintai pertimbangan terkait sejumlah keputusan politik saat itu.
Itu seperti yang disampaikan oleh mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Fahmi Idris.
Kisah itu disampaikan Fahmi Idris dalam buku "Pak Harto The Untold Stories" terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.
Baca juga: Prabowo Subianto Didukung Bos Preman? Hercules tak Peduli Siapa Cawapresnya, Bukan Tanpa Alasan
Fahmi Idris mengungkapkan, Partai Golkar mengadakan konvensi untuk pencalonan presiden menjelang Pemilu 2004.
Peserta konvensi tersebut terdiri dari empat orang.
Di antaranya Wiranto, Surya Paloh, Akbar Tanjung, dan Prabowo Subianto.
"Jusuf Kalla yang semula ikut kemudian mundur dan memilih menjadi calon wapres untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono yang maju sebagai calon presiden," ungkap Fahmi Idris.
Terkait hal itu, Fahmi Idris pun berusaha mendapatkan nasihat dari Soeharto.
Mendapatkan pertanyaan dari Fahmi Idris soal sosok yang pantas maju sebagai calon presiden, Soeharto rupanya terdiam cukup lama.
"Kepalanya menengadah, membuat saya khawatir kalau-kalau terjadi apa-apa ketika hanya ada saya bersama Pak Harto di saat itu," jelas Fahmi Idris.
Baca juga: Ganjar Pranowo Tantang Survei Litbang Kompas? Capres PDIP Yakin Salip Prabowo Subianto Sebentar Lagi
Sejurus kemudian, Soeharto pun memberikan jawaban.
Jawaban Soeharto rupanya pendek, dan hanya satu kata.
"Wallahualambisawab," ungkap Fahmi Idris.
Mendapatkan jawaban seperti itu, Fahmi Idris pun tidak berani lagi untuk bertanya.
"Itu menunjukkan beliau tidak mau lagi mencampuri urusan internal Golkar," tandas Fahmi Idris.
Detik-detik Perjuangan TNI Giring Gajah ke Hutan, Soeharto Larang Gunakan Senjata & Kuras Air Mata
Selama 32 tahun memimpin Indonesia, Soeharto memberikan perhatian kepada banyak hal.
Termasuk kepada binatang, serta lingkungan mereka.
Emil Salim, seorang mantan menteri di era Soeharto mengungkapkan kisah tentang Soeharto dan penggiringan kawanan gajah agar masuk kembali ke dalam hutan.
Emil Salim menuliskan kisah itu dalam buku "Pak Harto The Untold Stories" terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.
Dalam buku itu Emil Salim mengatakan, peristiwa itu terjadi saat dia menjadi menteri yang mengawasi dan melestarikan alam.
Tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Palembang.
Isi telepon tersebut menyatakan, para tentara yang ada di sana sedang bersiap-siap hendak menembak rombongan gajah yang "mengamuk".
Kawanan gajah tersebut merusak kebun-kebun dari sebuah desa transmigrasi yang baru saja didirikan.
Mendapatkan laporan itu, Emil lantas mempelajarinya.
Baca juga: Duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024 Sulit, Pengamat: PDIP Pasti Melawan
Ternyata gajah-gajah yang hidup di hutan pedalaman Sumatera itu memang memiliki ritual, yaitu pergi ke laut setahun sekali untuk memperoleh garam.
Jalan yang harus mereka lalui selalu sama.
Sayangnya, jalan tersebut belakangan digunakan untuk membuat kebun, dan hal itu tidak diketahui oleh Dinas Transmigrasi saat itu.
Penduduk yang ketakutan itu kemudian meminta bantuan para tentara.
Emil Salim segera melaporkan peristiwa itu kepada Soeharto, Panglima ABRI saat itu Jenderal TNI Try Sutrisno.
Soeharto pun segera melarang para tentara menembaki gajah-gajah tersebut.
Soeharto meminta para anggota TNI agar menggiring gajah masuk hutan lagi melalui jalan lain yang tak melintasi desa.
"Agar hewan-hewan itu menurut dan tidak beringas, Soeharto menyarankan digunakannya perangkat bunyi-bunyian seperti terompet, kayu yang dipukul-pukul, kentongan dan sebagainya untuk menggiring gajah," tulis Emil Salim dalam buku itu.
Mendapatkan perintah dari Soeharto, para anggota TNI pun segera melaksanakannya.
Gajah-gajah itu berjalan dalam formasi.
Gajah-gajah betina berjalan di depan dan di belakang, anak-anak gajah berjalan terlindung di tengah-tengah rombongan.
"Gajah-gajah jantan dewasa berjalan mondar-mandir ke depan dan ke belakang untuk mengawal seluruh rombongan mereka," lanjut Emil Salim.
Baca juga: Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Maju Pilpres 2024? Pengamat: Rencana Sukar Melawan PDIP
Usaha mereka ternyata membuahkan hasil.
Gaja-gajah itu bisa kembali hutan.
Saat gajah-gajah itu mendekati habitatnya, para anggota TNI yang mengawalnya sampai menitikkan air matanya.
Soeharto pun tampak senang mendapatkan kabar itu.
Soeharto lalu mengundang para tentara tersebut ke Bina Graha.
"Pak Harto menyalami mereka satu persatu, termasuk yang pangkatnya terendah sekali pun, mengucapkan langsung terima kasihnya untuk tugas yang tak biasa itu," tandas Emil Salim.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Jawaban Soeharto saat Diberikan 4 Nama untuk Jadi Capres, Ada Nama Prabowo Subianto
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.