Pilpres 2024
Singkat dan Santai, Begini Respons Anies Soal Rencana Pertemuan Puan Maharani - AHY: Ya, Gitu Ya
Anies Baswedan memberikan tanggapan soal rencana pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Demokrat AHY.
TRIBUNKALTIM.CO - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan memberikan tanggapan soal rencana pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sebelumnya diberitakan, Partai Demokrat menjadi salah satu yang akan diajak dialog oleh PDI-P, walauipun partai yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu telah mendeklarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan untuk menjadi bakal calon presiden bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan, tidak ada yang salah jika partainya membangun dialog dengan Partai Demokrat meski partai itu telah berada di Koalisi berbeda.
“PDI Perjuangan itu merangkul, sambil menunggu, toh lamaran dari Pak Anies Baswedan ke Demokrat belum turun. Maka, enggak ada salahnya berdialog,” kata Hasto saat ditemui awak media di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 10 Juni 2023.
Baca juga: PDIP Ungkap Rencana Pertemuan Puan dan AHY, Demokat Disebut Paksakan Anak SBY Jadi Cawapres Anies
Bahkan, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pun disebut akan menemui AHY dalam beberapa waktu mendatang.
“Nanti Mbak Puan akan bertemu dengan Mas AHY untuk melakukan dialog. Apalagi, untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara itu merupakan hal yang positif,” ujar Hasto.
Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan menanggapi santai rencana pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal ini disampaikan Anies disela-sela kegiatannya di Solo, Jawa Tengah, Senin (12/6/2023) malam.
“Ya, gitu ya,” ujar Anies singkat.
Selain itu, Anies juga mengatakan pengumuman bakal calon wakil presiden pendampingnya akan dilakukan pada saat yang tepat.
“Begitu waktunya ada disampaikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bertemu dengan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky di Blok M, Jakarta Selatan, Minggu kemarin.
Ia mengatakan sedang mencocokkan jadwal pertemuan antara Puan dan AHY.

NasDem Sebut Demokrat Akan Dikutuk Apabila Khianati Anies Baswedan
PDIP meminta tidak ada lagi yang mengadu domba antara hubungan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah jelang pertemuan Puan Maharani dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dikutip dari Tribunnews.com Senin (12/6/2923) Said mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus menyambut positif pertemuan kedua partai tersebut.
Oleh karenanya, PDIP meminta awak media tidak mengungkit luka lama antara hubungan SBY dan Megawati.
"Bagi saya begini lah sesungguhnya, kenapa sih kita itu menjadi bangsa yang selalu mengorek-ngorek luka, masa lalu. Sesuatu yang inginnya wartawan itu kalau nggak negatif nggak jadi berita? Berdosa kalian semua," kata Said saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Diketahui selama 9 tahun terakhir, Partai Demokrat memutuskan berada di oposisi pemerintahan Jokowi.
Pun 10 tahun sebelumnya, PDIP juga memutuskan menjadi oposisi dari pemerintahan SBY.
Sehingga selama hampir 19 tahun, hubungan PDIP dan Demokrat naik turun di kancah politik Indonesia.
Terkait hal tersebut, PDIP meminta awak media mencari berita-berita yang positif yang justru bisa menjadi teladan yang baik bagi publik.
Sebaliknya, awak media tidak boleh mencampuri urusan SBY dan Megawati.
Ia meminta agar tidak ada lagi pihak yang mengadu domba antara SBY dan Megawati.
"Nah kalau media mainstream, media yang sudah mapan juga ikut-ikutan urusan luka, urusan negatif, apa yang kalian sumbangkan bagi republik ini? adu domba, yang satu ditarik adu domba saya supaya negatif juga ke orang, nggak mau saya ditarik-tarik seperti itu," pungkasnya.
Baca juga: Kaesang Kenakan Kaos PSI, Puan: Mau Gabung PDIP Nggak? Calon Walikota Depok Bisa Dipertimbangkan
Kutukan
Partai NasDem menyebut Partai Demokrat akan mendapatkan dosa dan kutukan apabila berkhianat dengan janji pengusungan Anies Baswedan sebagai Capres.
Hal itu diungkapkan Ketua DPP Partai NasDem, Effendi Choirie atau Gus Choi menanggapi rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP.
Dikutip dari Tribunnews.com Gus Choi mengatakan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih solid dalam mengusung Anies Baswedan sebagai Capres.
Namun, NasDem yakin iman Partai Demokrat akan kuat untuk mengusung Anies Baswedan di Pilpres.
"Tapi NasDem percaya sama Demokrat. Iman Demokrat tetap kuat bersama koalisi perubahan. NasDem tidak pernah takut dikhianati," kata Gus Choi kepada wartawan, Senin (12/6/2023).
Lebih lanjut, Ia menambahkan partainya juga tidak masalah jika nantinya dikhianati oleh Demokrat.
Sebab, pihak yang berkhianat nantinya akan mendapatkan dosa dan kutukan.
"Karena kalau dikhianati harus gembira karena dapat pahala. Kalau berkhianat atau mengkhianati dapat dosa dan kutukan," jelasnya.
Sejauh ini, kata Gus Choi, koalisi perubahan tetap solid untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Apalagi, ketiga parpol sudah meneken kesepakatan yang termaktub dalam piagam koalisi perubahan.
"Koalisi perubahan tetap solid. Mantab. Tidak akan goyah. Saling mempercayai. Semua kesepakatan telah dituangkan dalam piagam koalisi perubahan. Tapi masing-masing partai tetap punya hak untuk membuka komunikasi dengan partai apapun," pungkasnya Tribunbekasi.com dengan judul Jelang Pertemuan AHY Puan, NasDem Sebut Demokrat Akan Dikutuk Apabila Khianati Anies Baswedan.
PDI-P: Kami Tak Punya Niat Rusak Koalisi
Ketua DPP PDI-P Said Abdullah menilai bahwa partainya perlu mengajak Partai Demokrat berkomunikasi menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca juga: Anies Baswedan Terancam Batal Maju di Pilpres 2024? PDIP dan Demokrat Makin Mesra
Hal ini disampaikan Said menanggapi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikabarkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, yang merupakan kader PDI-P, pada Minggu kemarin.
"Demokrat itu partai politik, perlu kami ajak bicara, perlu ajak komunikasi," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Said menegaskan bahwa dalam komunikasi itu, partainya tetap menjaga etika atau fatsun politik.
Sebagai contoh, ia menyatakan bahwa tak ada niatan PDI-P ingin merusak koalisi atau kerja sama politik yang sudah dibangun Partai Demokrat bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). "Jangan kemudian begitu bertemu,
'Wah, ini nanti PDI-P akan merusak koalisi'. Mana bisa kami punya niat seperti itu, tidaklah. Ini penghormatan bagi setiap partai politik," ujarnya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini lantas mengingatkan bahwa partainya masih memiliki tugas untuk komunikasi dengan partai politik lain, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Menurut Said, safari politik yang telah dilakukan oleh Puan hingga kini terus berlangsung dan dalam jangka waktu yang panjang.
"Karena kami punya niat baik juga. Kan kami yang duluan. Mbak Puan, habis Mbak Puan saya, lalu Pak Sekjen, karena kami ingin buka pintu selebar-lebarnya. Politik itu kan komunikasi sehingga komunikasi di antara partai politik tidak boleh mampet," kata Said.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.