Idul Adha 2023

Penjual Arang dan Tusuk Sate Dadakan Menjamur di Pasar Tangga Arung Kukar

Idul Adha identik dengan tradisi membakar sate. Daging kurban yang didapat dari masjid terdekat, diolah menjadi sate untuk dimakan bersama keluarga

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Satu pedagang Ridho Sahrian, pria 48 tahun itu menjual arang, tusuk sate dan bakaran sejak pagi hari di Pasar Tangga Arung. TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG- Idul Adha identik dengan tradisi membakar sate. Daging kurban yang didapat dari masjid terdekat, diolah menjadi sate untuk dimakan bersama keluarga atau teman.

Tradisi itu pula yang memancing penjual alat penunjang sate unjuk diri dan menjamur secara dadakan atau tiba-tiba.

Paket bakar-bakaran semacam arang, tusuk sate, dan tempat bakaran pun ramai dijual di tepi-tepi jalan.

Baca juga: Sosok Joko Santoso, Pembuat Mesin Tusuk Sate Kukar yang Dipesan hingga Mancanegara

Berdasarkan pantauan TribunKaltim.co, sepanjang pinggir Pasar Tangga Arung Tenggarong, terdapat lima penjual paket bakar-bakaran.

Salah satunya adalah Ridho Sahrian, pria 48 tahun itu menjual arang, tusuk sate dan bakaran sejak pagi hari.

Ridho, pria yang sudah menjadi penjual arang dadakan selama empat tahun itu, biasa berjualan saat IdulAdha dan malam tahun baru.

"Emang biasa. Kalau enggak IdulAdha ya pas malam tahun baru," ujarnya kepada TribunKaltim.co, Kamis (29/6/2023).

Ridho menuturkan, hanya akan berjualan sampai besok, karena menurut pengalamannya, warga yang melakuka bakar-bakaran hanya pada dua hari IdulAdha.

"Ya sampai besok aja. Dua hari," imbuhnya.

Baca juga: Tim Hantu Banyu Pernah Temukan TV Hingga Tusuk Sate Saat Sedot Lumpur Drainase di Samarinda

Hal senada juga diungkapkan Yati, penjual tusuk sate dan arang dadakan di Kutai Kartanegara yang ikut semringah menyambut hari berkurban.

Jualannya laris manis diburu pembeli. Mereka bahkan mengaku sudah menjual ratusan ikat tusuk sate dan kantong arang.

Yati mengatatkan, semua pedagang di Pasar Tangga Arung sepakat menjual satu ikat kecil tusuk sate seharga Rp 5 ribu dan ikat besar dipatok Rp 10 ribu.

Demikian juga untuk arang. Untuk kantong kecil dijual Rp 5 ribu dan 10 ribu untu kantong besar. Pedagang di tempat itu juga menyediakan perlengkapan membakar sate lainnya.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Rumah Tusuk Sate ala Feng Shui Demi Hindari Efek Negatif

Mulai dari kipas bambu yang dijual Rp 10 ribu, alat penjepit daging Rp 20 ribu, dan tempat pembakaran arang Rp 15 ribu.

Mereka juga menyediakan beragam bumbu seperti kecap, bumbu pawon, dan lainnya.

"Alhamdulillah, tahun ini penjualan lumayan," tandas Yati. (*)

Salah satunya pedagang Ridho Sahrian, pria 48 tahun itu menjual arang, tusuk sate dan bakaran sejak pagi hari di Pasar Tangga Arung.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved