Pilpres 2024
Hasil Survei LSI: Inilah Sosok Cawapres Anies Baswedan yang Lebih Unggul, Bukan AHY atau Yenny Wahid
Anies Baswedan punya potensi menang di Pilpres 2024 jika berpasangan dengan sosok satu ini, sesuai dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).
TRIBUNKALTIM.CO - Anies Baswedan punya potensi besar meraih kemenangan di Pilpres 2024 jika berpasangan dengan sosok satu ini, sesuai dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Ternyata, sosoknya bukanlah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Yenny Wahid, yang bisa mengantarkan Anies Baswedan jadi presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Sesuai hasil survei LSI, Khofifah Indar Parawansa lah yang punya peluang besar dijadikan cawapres Anies Baswedan untuk maju pada Pilpres tahun depan.
Dalam survei itu, bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dibuat simulasi dengan tiga sosok yang potensi mendampingi sebagai cawapres.
Adapun sosok tersebut yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Yenny Wahid, dan Khofifah Indar Parawansa.
Dari hasil itu, Anies Baswedan lebih mujur jika berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa yakni berhasil meraup suara 21,0 persen dari responden LSI.
"Lebih mujur jika Anies berpasangan dengan Khofifah," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat menyampaikan hasil surveinya, Selasa (11/7/2023), dilansir dari Tribunnews.com.
Survei LSI mendapatkan bila Anies Baswedan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya meraup 19,7 persen.
Baca juga: Elektabilitas Anies Baswedan Trennya Menurun, Nasdem Blak-blakan Ungkap Penyebabnya
Sementara jika dipasangkan dengan Yenny Wahid, perolehan suara Anies Baswedan lebih merosot lagi yakni hanya 18,2 persen.
"Anies-Khofifah 21,0 persen, Anies-AHY 19,7 persen, Anies-Yenny Wahid 18,2 persen. Anies berpasangan dengan Khofifah lebih unggul," kata Djayadi.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 1-8 Juli 2023.
Adapun target populasi survei ini merupakan warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Seluruh populasi yang dipilih merupakan mereka yang memiliki telepon atau cellphone yakni sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel terhadap populasi itu sendiri dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Baca juga: Bedah Formasi AC Milan dengan Loftus-Cheek, Pulisic dan Reijnders, Pioli Bisa Terapkan 4-2-3-1/4-3-3
Dengan teknik RDD tersebut sebanyak 1242 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Adapun margin of error (MoE) dalam survei ini diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Profil Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Tegistha atau Khofifah Indar Parawansa adalah Gubernur Jawa Timur (Jatim) saat ini.
Politisi yang satu ini juga pernah menduduki sejumlah jabatan seperti Wakil Ketua DPR RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan, hingga Menteri Sosial.
Baca juga: Pulang Ibadah Haji, Anies Baswedan Tegaskan Tidak Mau Cawe-cawe soal Polemik Renovasi JIS
Dia menjadi Gubernur Jawa Timur perempuan pertama yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo.
Dia dilantik bersama pasangannya Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak pada Rabu (13/2/2019) di Istana Negara, Jakarta, untuk periode 2019-2024.
Disadur dari TribunnewsWiki.com, Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965.
Dia terlahir dari keluarga sederhana di kawasan perkampungan daerah Wonocolo, Surabaya.
Ayahnya bernama H Achmad Ra’i, dulunya seorang petani dan peternak sapi perah.
Sedangkan sang Ibu, Hj Rochmah hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Baca juga: Yenny Wahid Ungkap Keputusannya soal Jadi Bakal Cawapres Anies Baswedan, Profil Putri Kedua Gus Dur
Khofifah Indar Parawansa ketika masih muda pernah berjualan es lilin keliling kampung dari kelas empat hingga kelas enam Sekolah Dasar (SD).
Khofifah Indar Parawansa juga memiliki hobi mencari ikan dan kerang di sungai Jemursari, Wonocolo.
Khofifah Indar Parawansa kecil sering berganti cita-cita, mulai dari pembaca berita televisi, hingga menjadi pejabat.
Keinginan Khofifah Indar Parawansa menjadi pejabat dikarenakan semasa sekolah diberitahu oleh gurunya hanya pejabatlah yang dapat masuk ke dalam kubus Kakbah.
Meskipun kini tampil sebagai sosok yang feminim, Khofifah Indar Parawansa ketika muda sebenarnya tomboi dan aktif.
Masa muda Khofifah Indar Parawansa gemar naik gunung mulai dari gunung Batok di Bromo hingga gunung Semeru, Jawa Timur.
Baca juga: Profil Puan Maharani, Ketua DPR RI Perempuan Pertama sekaligus Kandidat Cawapres Anies Baswedan
Selain itu Khofifah Indar Parawansa juga seorang pembalap yang hobi kebut-kebutan, bahkan mahir mengganti sendiri ban mobil yang bocor.
Khofifah Indar Parawansa memiliki suami bernama Ir H Indar Parawansa.
Pasangan tersebut dikaruiniai empat orang anak yaitu Fatimah Sang Mannagalli Parawansa, Jalaluddin Mannagalli Parawansa, Yusuf Mannagalli Parawansa, Ali Mannagalli Parawansa.
Sang suami telah meninggal dunia pada 15 Januari 2014 karena penyakit gula dan gagal jantung.
Khofifah Indar Parawansa mengawali pendidikannya di Sekolah dasar (SD) Taquma (1972-1978).
Ketika SD Khofifah Indar Parawansa dikenal sebagai sosok perempuan pemberani mengalahkan teman laki-laki seusianya.
Baca juga: Temuan LSI Denny JA, Pemilih Anies Baswedan Kompak Tak Setuju Adanya IKN Nusantara
Ketika kelas empat sekolah dasar Khofifah Indar Parawansa aktif berkumpul dengan para ibu-ibu Muslimat untuk membaca salawat dan tahlil.
Setelah lulus SD, Khofifah Indar Parawansa melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA Khodijah, Surabaya (1978-1984).
Sejak muda Khofifah Indar Parawansa dikenal gemar berdiskusi dan berorganisasi.
Saat masih duduk di kelas satu SMA, Khofifah sudah terbiasa mengikuti diskusi dan seminar.
Setelah lulus SMA Khofifah Indar Parawansa melanjutkan studinya dengan mengambil S1 Jurusan Ilmu Politik di Universitas Airlangga, Surabaya (1984-1991).
Ketika menjadi mahasiswa, Khofifah Indar Parawansa semakin aktif dalam keorganisasian.
Baca juga: Biodata Yenny Wahid, Kandidat Cawapres Anies Baswedan: Eks Wartawan yang Pernah Dapat Walkley Award
Khofifah Indar Parawansa bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi dan mengikuti Pecinta Alam, dan aktif di dunia dakwah kampus.
Khofifah Indar Parawansa juga pernah terpilih sebagai ketua perempuan pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Surabaya.
Ketika aktif di PMII itulah, Khofifah Indar Parawansa rajin menghadiri diskusi kebangsaan yang diisi oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Khofifah Indar Parawansa juga terpilih sebagai ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur.
Khofifah Indar Parawansa juga terlibat aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Khofifah Indar Parawansa belajar di tiga tempat sekaligus yaitu pagi di Universitas Airlangga, siang hingga sore kursus di Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika (PPIA).
Baca juga: Yenny Wahid Ungkap Keputusannya soal Jadi Bakal Cawapres Anies Baswedan, Profil Putri Kedua Gus Dur
Sedangkan malam hari Khofifah Indar Parawansa kuliah S1 jurusan dakwah di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Surabaya pada 1984-1989.
PERJALANAN KARIER
Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI (1992–1997)
Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995–1997)
Anggota Komisi II DPR RI (1997–1998)
Wakil Ketua DPR RI (1999)
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999)
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999–2001)
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999–2001)
Ketua Komisi VII DPR RI (2004–2006)
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004–2006)
Anggota Komisi VII DPR RI (2006)
Menteri Sosial Kabinet Kerja (2014–2018)
Gubernur Jawa Timur (2019-2024). (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ternyata Bukan AHY atau Yenny Wahid, Ini Sosok Bakal Cawapres Anies yang Lebih Unggul Versi LSI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.